Bentrokan terjadi antara PKL di kawasan Dalem Kaum dengan Satpol PP Kota Bandung. Akibatnya, sejumlah orang dilaporkan mengalami luka-luka akibat kericuhan tersebut.
Informasi yang diperoleh, kericuhan ini pecah pada Jumat (22/12/2023) sekitar pukul 12.40 WIB. Berdasarkan cerita versi para PKL, puluhan personel Satpol PP tiba-tiba datang untuk meneribkan lapak mereka yang disertai dengan aksi kekerasan.
"Tadinya kondusif. Setelah 10 menit udah Jumatan, kita diserang langsung, dipukul. Posisinya (PKL) sudah pada jualan semua," kata salah satu PKL Dalem Kaum, Yadi saat diwawancara di lokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah personel Satpol PP itu kata Yadi, melakukan aksi kekerasan dalam upaya penertiban para PKL. Mereka disebut nekat memukul, menyeret orang yang dianggap melawan, hingga menginjak-nginjak pedagang yang mencoba bertahan.
Akibatnya, 7 PKL dilaporkan mengalami luka dari insiden tersebut. Satu di antaranya merupakan ibu-ibu yang disebut bertahan saat penertiban.
Sementara dari pihak Satpol PP, 3 orang dilaporkan mengalami luka-luka. Satu petugas di antaranya tersiram minyak panas pedagang gorengan, setelah disinyalir lapak jualan PKL itu ditendang oleh personel tersebut.
"Tiba-tiba mereka nyerang, tangkap, pukul, tangkap, pukul semua. Menurut saya itu tidak manusiawi, masak pemerintah bertindak sewenang-wenang begitu," tegas Yadi.
Menurut Yadi, penertiban yang dilakukan Satpol PP merupakan buntut penolakan PKL yang tidak mau direlokasi ke area basement kawasan Dalem Kaum. PKL sebelumnya telah berulang kali melayangkan keberetan untuk direlokasi dari tempat tersebut.
"Jadi awal permasalahannya, PKL di sini dilarang berjualan. Kami sempat dimediasi, tapi tidak ada kata sepakat. Kami ini sudah hampir 2 minggu enggak jualan, karena nurutin imbauan dari Satpol PP. Akhirnya hari ini kami berinisiatif jualan lagi," ujar Yadi.
Berdasarkan jumlah yang Yadi data, ada 500-an PKL yang berjualan di kawasan Dalem Kaum. Sementara, lahan rekolasi baru hanya bisa menampung untun 52 lapak PKL.
Yadi dan PKL lainnya pun menolak rencana rekolasi tersebut. Mereka bersedia untuk berjualan secara tertib, namun tidak akan pindah dari kawasan saat ini.
"Yang kami lakukan untuk mencari makan, bukan kejahatan, kami hanya bertahan untuk hidup. Tolong yang memberikan kebijakan lihat ke lokasi, apa yang terjadi. Jangan cuma beri perintah, akhirnya korbannya rakyat kecil kayak gini," katanya.
"Tuntutan kami tidak mau direlokasi. Kami bersedia untuk diatur, ditertibkan. Tapi kalau dipindahkan, harus yang layak tempatnya tidak seperti lokasi sekarang," pungkasnya.
Usai bentrokan tersebut, PKL terlihat bertahan di kawasan Dalem Kaum. Sementara, puluhan personel Satpol PP sudah dikerahkan untuk menjadi terjadinya sesuatu di lokasi kejadian.
Disiram Minyak Panas
Bentrok terjadi antara pedagang kaki lima (PKL) Jalan Dalem Kaum dengan Satpol PP Kota Bandung, Jumat (22/12/2023). Kepala Bidang Tibumtranmas Satpol PP Kota Bandung Yayan Ruyandi menyampaikan, bentrok terjadi selepas salat Jumat, sekitar pukul 12.00 WIB.
"Sebelum jumatan tadi masih tertib, habis Jumatan mereka langsung setelah dipindahkan sengaja jualan lagi di Jalan Dalam Kaum. Sejak awal kami sudah berusaha dengan cara humanis, namun malah kerusuhan itu terjadi," kata Yayan dihubungi detikJabar.
Ia mengatakan, kerusuhan tersebut menyebabkan tiga personel Satpol PP alami luka-luka. Saat dihubungi, Yayan tengah membawa tiga petugasnya ke RS Muhammadiyah Bandung.
"Kerusuhan terjadi, dua orang kena minyak panas karena ada yang jualan dan disemburin ke petugas. Sementara satu orang terlibat saling dorong dengan pedagang sehingga ada luka pada bagian tangan setelah terkena tangga," ucap Yayan.
"Saat itu kami langsung menelpon ambulan, kami langsung antar ke RS Muhammadiyah. Ini di perjalanan, kami nanti akan visum dan lapor ke Korsek," lanjutnya singkat.
Sementara itu, ia menjelaskan penertiban tersebut sejatinya sudah berlangsung kondusif pada awal Desember. Selama sosialisasi pun tidak ada komentar. Namun baru-baru ini para PKL menolak dengan alasan takut dagangannya tak laku.
"Pada rapat tanggal 4-7 itu situasi masih humanis. Saat sosialisasi pun kami sudah panggil koordinator pedagang, semua sudah hadir. Tapi saat itu nggak terlalu banyak komentar, kalau seperti itu kan berarti menerima. Sempat ada tolakan hanya saat pemerintah belum menata betul basement," kata Yayan.
"Sampai akhirnya tanggal 12 Desember sempat ada demo tapi nggak begitu banyak (massa). Sekitar tanggal 7-12 (Desember) itu relokasi PKL jadi belum sesuai harapan, menolak dipindah padahal sudah ditata, dibuatkan segala keperluannya. Mereka hanya tinggal dagang tapi menolak, alasannya jualnya gak mungkin laku," lanjutnya.
Yayan mengatakan saat ini lokasi basement alun-alun nyatanya sudah ditata rapi dan pengunjung Alun-alun pun sudah mulai banyak. Ia menegaskan, bahwa pihaknya hanya menegakkan Perda soal PKL yang ada sejak tahun 2011.
Dalam Perda tersebut, ditetapkan bahwa Jalan Dalem Kaum merupakan salah satu dari 7 titik kawasan sekitar Alun-alun yang merupakan zona merah.
"Di lapangan sudah kami pastikan ada 330 personel berjaga di sana. Kelihatannya sekarang sudah clear, mereka sedang kompromi dengan Kasatpol PP," ujar Yayan.
(ral/sud)