Duka Tasrun, Istri dan Anaknya Meninggal Saat Persalinan di Indramayu

Round-Up

Duka Tasrun, Istri dan Anaknya Meninggal Saat Persalinan di Indramayu

Tim detikJabar - detikJabar
Kamis, 21 Des 2023 09:00 WIB
Feet of new born baby under ultraviolet lamp in the incubator
Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/praisaeng)
Indramayu -

Seorang wanita asal Kabupaten Indramayu bernama Kartika meninggal dunia bersama bayinya saat proses persalinan di salah satu rumah sakit daerah di Indramayu. Kematian ibu dan anaknya itu diduga pihak keluarga akibat penanganan salah tak tepat yang dilakukan oleh pihak rumah sakit.

Dari informasi detikJabar, warga Desa Kertawinangun, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu itu meninggal dunia saat masih dalam proses persalinan, Selasa (19/12/2023) malam sekitar pukul 22.00 WIB.

Kejadian itu bermula saat korban merasa mulas pada Selasa siang. Pihak keluarga pun sempat membawa ke puskesmas sebelum akhirnya mendapat rujukan untuk dilarikan ke rumah sakit daerah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suami Kartika, Tasrun (30) mengaku melihat langsung saat istri dan anaknya meninggal dunia. Tasrun mengatakan, istri dan anaknya meninggal sesaat setelah tenaga medis RS memotong tali pusar.

"Katanya kalungan tali pusar langsung dipotong padahal saya lihat posisi tangan bayi itu masih gerak cuma setelah dipotong tali pusernya itu bayi sudah nggak ada (meninggal)," kata Tasrul kepada detikJabar, Rabu (20/12/2023).

ADVERTISEMENT

Tasrun juga melihat tenaga medis menarik kepala bayi tersebut saat belum keluar sempurna. Ia menilai penanganan juga terkesan dilakukan kurang berhati-hati.

"Langsung ditarik kepalanya aja jadi ditariknya itu nggak cara pelan-pelan. Jadi posisi kepala udah nongol separo langsung diteken langsung ditarik lagi," ungkapnya.

"Meninggalnya setelah keluar, bayinya dulu antara 15 menit atau 20 menit baru istri saya yang meninggal," tambah Tasrun.

Tasrun mendapat konfirmasi bahwa istrinya meninggal lantaran mengidap penyakit. Padahal menurutnya hingga saat ini, Kartika sang istri tidak pernah sakit. "Katanya ada penyakitnya padahal istri saya nggak ada penyakitnya," terangnya.

Sebelum itu, sepupu Kartika yaitu Suti (32) mengatakan jika dia sempat meminta tindakan operasi kepada pihak tenaga medis. Namun hal itu tak digubris meski kondisi korban terlihat sudah tidak memungkinkan.

"Bagian vagina itu katanya bengkak kata tiga bidan atau suster itu nggak tahu lah. Nah ini anak sudah nggak kuat, saya bilang bu SC (operasi caesar) aja bu kasihan. Pada nggak peduli tuh pak, nggak ditanggapi," terang Suti.

Suti juga sempat mendengar bahwa ada tindakan pengguntingan pada bagian vital korban. "Terus kan saya keluar, ibu saya masuk. Aduh nggak kuatlah nih pas digunting itu bagian vagina itu guntingnya kok sampai dalam gitu kata ibu saya tuh. Jadi ibu keluar karena nggak kuat sih. Iya ibu lihat langsung," jelasnya.

Kapolres Indramayu AKBP M Fahri Siregar membenarkan jika Polres Indramayu telah menerima laporan adanya dugaan malapraktik terkait penanganan persalinan. Saat ini polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap pelapor dan mencari alat bukti lainnya.

"Sampai saat ini kami masih melakukan pemeriksaan terhadap pelapor dan tentunya setelah dilakukan pemeriksaan kami akan melengkapi alat bukti dan juga melakukan gelar perkara untuk menentukan proses penanganan perkara ini," jelas Fahri.

Penjelasan Rumah Sakit

Direksi RSUD Pantura MA Sentot Patrol Kabupaten Indramayu buka suara terkait kasus ini. Pihak rumah sakit menegaskan proses persalinan terhadap pasien tersebut dilakukan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).

Dalam konferensi persnya, Direktur RSUD Pantura MA Sentot Patrol, Ndaru Takaryanto menyebut turut berbelasungkawa atas kematian ibu dan bayi. Ia menjelaskan setelah mendapat informasi adanya peristiwa kematian, pihaknya langsung melakukan penelusuran untuk memastikan faktor kejadian tersebut.

"Dari penelusuran kami tim manajemen dapat info tadi malam ya, kemudian kami langsung menerjunkan tim baik itu dari Kabid Yanma, Kabag TU, semua jajaran manajemen di sini terjun bersama-sama untuk menelusuri kejadian tersebut," kata Ndaru kepada sejumlah wartawan, Rabu (20/12/2023).

Dari penelusuran itu, Ndaru membantah adanya malapraktik seperti yang ramai beredar, atau bahkan yang sedang proses pemeriksaan di kepolisian. Pasalnya, pihaknya mengaku penanganan persalinan terhadap korban sudah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). "Dari hasil kesimpulan yang kita dapatkan penanganan tersebut sudah sesuai SOP yang berlaku," ungkapnya.

Sementara itu, dokter spesialis kandungan Iwan Budianto menyebut usia kandungan pasien ketika itu baru berusia 8 bulan. Kabarnya, pasien tersebut pernah dilakukan urut. Saat di puskesmas, lanjut Iwan Budianto, pastikan pasien setelah dilakukan PEB (Preeklampsia berat), pasien dinyatakan dalam kondisi baik. Sebelum akhirnya dirujuk ke rumah sakit karena mengalami kontraksi.

Dengan pertimbangan kondisi pasien, tim medis kemudian melakukan persalinan. Terlebih sekitar pukul 20.00 WIB lebih kondisi pasien dimungkinkan untuk melahirkan. "Setengah jam kemudian pada pembukaan delapan ternyata lengkap. Pada saat pembukaan lengkap ini kemudian kita tentukan bahwa pasien ini harus dilahirkan. Kemudian dilakukan persalinan dengan dilakukan episiotomi, itu membuat jalan lahir agar lebih mudah percepat pengeluaran bayi," kata dokter Iwan.

Namun, bayi dari pasangan Tasrun dan Kartini itu dinyatakan telah meninggal sejak sebelum dilahirkan. Bahkan, kondisi bayi terlilit tali pusat. "Bayi lahir pada jam 20.54 WIB, bayi lahir dan meninggal pada saat persalinan terdapat lilitan tali pusat," jelasnya.

(wip/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads