1.922 Warga Cianjur Idap HIV/AIDS

1.922 Warga Cianjur Idap HIV/AIDS

Ikbal Slamet - detikJabar
Selasa, 19 Des 2023 11:00 WIB
Blood sample positive with sexually transmitted diseases: HIV, HBV, HCV, Syphilis
ilustrasi infeksi menular seksual. Foto: Getty Images/iStockphoto/jarun011
Cianjur -

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur mencatat selama 23 tahun terakhir ada 1.922 warga Cianjur terkonfirmasi mengidap HIV/AIDS. Bahkan di tahun ini ada 183 orang dengan HIV/AIDS (ODHA) baru, di mana 82 di antaranya adalah laki-laki seks laki-laki (LSL).

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur Frida Layla Yahya mengatakan, temuan kasus HIV/AIDS pertama kali pada 2001 dengan 2 kasus. Setiap tahunnya terjadi kenaikan.

"Total dari 2001-2023 atau selama 23 terakhir data yang masuk kasus HIV/AIDS mencapai 1.992 orang," ucap Frida, Selasa (19/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada 2016, kenaikannya pun mulai signifikan di mana terbuka ODHA baru mencapai lebih dari 100 orang. Bahkan temuan ODHA baru terbanyak terjadi di 2022 yakni sebanyak 219 orang.

"Dibandingkan dengan tahun lalu, tahun ini cenderung menurun dengan 183 ODHA yang berhasil dideteksi. Tapi jumlah itu bisa saja bertambah karena kemungkinan masih banyak ODHA yang tidak terjaring dan tidak melaporkan kasusnya," ujar Frida.

ADVERTISEMENT

Frida mengatakan sejak tiga tahun terakhir, penularan HIV/AIDS terbanyak dikarenakan hubungan sejenis yakni LSL. "Dari tiga tahun lalu, LSL paling banyak menularkan HIV/AIDS. Di 2023 sendiri, dari 183 kasus HIV/AIDS paling banyak karena LSL yakni 82 orang. Sisanya terpecah menjadi delapan kelompok lain," kata dia.

Kelompok lain yang dimaksud adalah 17 orang pasangan risiko tinggi (risti), 18 orang pengidap tuberkolosis (TB), satu orang pengguna jarum suntik (IDU), 10 orang ibu hamil (bumil), empat orang waria, dua orang warga binaan pemasyarakatan (WBP), tujuh orang wanita pekerja seks (WPS), 13 pelanggan pekerja seks (PPS), dan 29 orang kelompok lainnya.

Sedangkan dari jumlah 183 ODHA, 137 orang di antaranya laki-laki dan 46 lainnya perempuan. Jumlah tersebut didapatkan dari hasil screening dari total 19.844 orang yang diperiksa oleh Dinkes Kabupaten Cianjur hingga September 2023.

"Kelompok yang disebut dengan populasi kunci itu yang harus kita screening untuk mengetahui jumlah kasus HIV/AIDS. Misalnya untuk ibu hamil, dari 16.727 orang yang kita periksa, 10 diantaranya ternyata positif HIV/AIDS," kata dia.

Untuk para pasien yang telah dideteksi, seluruhnya diedukasi untuk mengkonsumsi obat anti retroviral (ARV) di fasilitas kesehatan. Dengan mengonsumsi obat ARV, akan menekan risiko penularan HIV/AIDS dari pasien ke orang lain.

"Dengan pemberian obat ARV, mencegah penularan HIV/AIDS. Tubuh pasien pun lebih sehat karena virusnya ditekan, jadi bisa tetap beraktivitas. Kita kuga edukasi pada mereka untuk meninggalkan pergaulannya, kita pahami juga kalau mereka ini tertekan masalah ekonomi, dan akhirnya mencari jalan pintas dan akhirnya terbawa ke pergaulan bebas," jelas Frida.

Dari data hingga November 2023, jumlah ODHA yang rutin menerima obat ARV ada 416 orang. 300 orang dilayani di RSUD Cianjur, 80 orang di RSUD Cimacan, 23 orang di RSDH, sembilan orang di Puskesman Cidaun, dan empat orang di RSUD Pagelaran.

Selain pengobatan, pihaknya juga lakukan pencegahan dengan mengedukasi dampak dari penyimpangan seks, juga seks bebas di sekolah-sekolah juga pabrik-pabrik di Cianjur.

"Kita ketahui saat ini sudah banyak terlihat anak-anak yang istilahnya mulai tidak sesuai dengan fitrahnya. Anak laki-laki berlaku seperti perempuan dan sebaliknya. Karena kota tidak bisa melakukan pengawasan secara ketat, maka kita harap keluarga dan sekolah bisa membantu edukasi pada anak untuk tetap pada fitrahnya. Kita edukasi mereka risiko apa saja yang diterima jika melakukan penyimpangan seks dan seks bebas," kata Frida.

Dengan begitu, diharapkan para siswa mengetahui dan akhirnya menjauhi tindakan penyimpangan seks juga seks bebas.

Selain itu, dia berharap pada saat peringatan Hari HIV/AIDS yang digelar Pemkab Cianjur pada Senin (18/12), Cianjur bisa benar-benar menerapkan 3 Zero HIV yakni zero (nol) infeksi baru, zero kematian karena AIDS, dan zero diskriminasi terhadap ODHA menuju Indonesia Bebas AIDS di 2030.

"Harapnnya bisa menekan angka kesakitan, kemarian dan hilangkan diskriminasi. Stigma saat ini saat melihat ODHA itu seperti melihat hal yang buruk. Padahal penularan HIV/AIDS itu tidak mudah. Tidak hanya karena jabat tangan lantas HIV tertularkan. Penularan HIV itu sulit," pungkasnya.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads