Ratih Anggraeni (13) menjadi satu-satunya korban selamat dalam insiden KA Feeder Whoosh yang menabrak mobil. Ratih kini sudah melewati masa kritis di RSUD Cibabat.
Ratih merupakan satu enam orang yang berada di dalam minibus yang tertabrak KA Feeder Whoosh pada Kamis (14/12). Di dalam mobil itu, ada keluarganya yang lain yakni Neneng Rosmayanti (49), Muhammad Putra Nugraha (2), Reina Rafika Putri (6), Syakila Lisda Putri (4) dan sopir bernama Ponidi (45).
Seluruh keluarganya termasuk Ponidi tewas dalam insiden itu. Ratih satu-satunya orang yang selamat dalam insiden mengerikan tersebut. Meski begitu, Ratih dilarikan ke RSUD Cibabat. Belakangan kondisi Ratih sudah mulai membaik dan melewati masa kritis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah membaik (melewati masa kritis). Tapi masih diawasi ketat dan dirawat intensif," kata Direktur Utama RSUD Cibabat, Sukwanto Gamalyono saat dikonfirmasi, Senin (18/12/2023).
Korban Ratih mengalami luka di beberapa bagian tubuh akibat kecelakaan tersebut. Terutama cedera di bagian kepala dan tangan yang didapat karena hantaman KA Feeder.
"Untuk sekarang sudah dipindahkan ke ruang rawat inap bedah B3. (Keadaannya) secara umum sudah sadar," kata Sukwanto.
Seperti diketahui, insiden horor terjadi di perlintasan sebidang Kampung Sumur Bor, Cilame, Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat. Lima orang meninggal dunia akibat insiden tersebut.
Heni Rohaeni (24), anak tertua korban Neneng, mengaku sudah ikhlas melepas kepergian keluarganya tersebut. Saat ini ia lebih memilih fokus menunggu kesembuhan sang adik.
"Insyaallah ikhlas. Sekarang fokus menunggu kesembuhan adik saya saja, mudah-mudahan bisa segera pulih," kata Heni.
(dir/dir)