Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung akan menyiapkan layanan khusus bagi calon legislatif (Caleg) yang mengalami gangguan jiwa karena gagal dalam kontestasi Pemilu 2024.
"Melayani pasien apapun itu terkait gangguan kejiwaan. Kita akan melayani dengan fasilitas yang kita miliki, mudah-mudahan di awal tahun depan kita punya ruang rawat inap," kata Dokter Spesialis Jiwa RSHS dr. Santi Andayani, Rabu (13/12/2023).
Santi menjelaskan, ruang rawat inap bagi pasien dengan gangguan jiwa akan tersedia sebanyak 20 tempat tidur yang dapat menampung pasien dengan gejala ringan hingga berat tergantung kondisinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, seseorang yang mengalami gangguan jiwa ringan dan sedang bisa merasakan perilaku yang berbeda mulai dari cemas, jantung berdebar, sakit kepala hingga keluhan di saluran cerna. Sementara pasien dengan gejala berat, akan menunjukkan perilaku yang tidak biasa.
"Potensi terjadinya gangguan jiwa sangat tergantung pada berbagai hal, penyebabnya bisa faktor genetik, pola asuh, psikologis dan sosial lain," ujarnya.
Karena itu, Santi menuturkan, tidak semua Caleg nantinya berpotensi mengalami gangguan kejiwaan jika gagal dalam Pemilu. Menurutnya yang menentukan kondisi kejiwaan adalah dari kesiapan orang itu sendiri.
"Kembali ke kesiapan seseorang dalam menjalani pilihan hidupnya itu menentukan dia mampu atau tidak beradaptasi dengan perubahan yang terjadi," katanya.
Lebih lanjut, menurutnya RSHS juga menyediakan layanan konsultasi bagi Caleg yang merasa malu untuk menanyakan kondisi kejiwaannya. Layanan ini kata Santi bisa mengobservasi kondisi psikis seseorang.
"Bagi mereka yang enggan berkonsultasi langsung, dengan berbagai alasan, kami memberikan layanan telekonsultasi melalui aplikasi. Misal seperti zoom, dokter akan bisa mengobservasi kepada mereka yang punya gangguan jiwa," tuturnya.
"Kita bisa menilai apakah mereka bisa menjalani rawat jalan, atau rawat inap," imbuhnya.
Santi juga memberikan saran kepada para Caleg untuk menyiapkan diri ketika mengikuti sebuah kontestasi. Menurutnya Caleg harus siap atas kenyataan baik itu menang ataupun kalah.
"Tentunya apapun pilihan dalam hidup kita harus siap konsekuensinya, saat mencalonkan diri kita harus siap gagal atau berhasil. Biasanya mereka itu tidak mengukur resiko kegagalan. Jadi kematangan persiapan dalam berlomba, bukan cuma fisik tapi mental juga," tutup Santi.
(bba/dir)