.webp)
Kondisi memprihatinkan terlihat dari satu keluarga yang berada di Dusun Sarwijan RT 017/004, Desa Pamanukan Hilir, Kecamatan Pamanukan, Kabupaten Subang. Keluarga tak mampu tersebut tinggal di sebuah rumah yang berbalut bilik bambu tak layak huni dan nyaris runtuh.
Rumah tak layak huni tersebut di huni oleh keluarga Sunarya (32) bersama Istrinya Darwati (33) serta seorang anak dan keponakannya. Mirisnya, jika hujan deras turun, genangan air di dalam rumah Sunarya seperti pemandangan yang sudah biasa bagi keluarganya.
Menurut Sunarya, kondisi rumahnya sudah lapuk dan langit-langit rumah tidak tertutup plafon sejak satu bulan terakhir saat wilayah Subang Pantura diserbu hujan deras.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah hampir satu bulan, sekitar pertengahan bulan November saat hujan kencang disertai angin atap rumah saya ambruk karena kayu penyangganya sudah pada lapuk," ujar Sunarya, Selasa (12/12/2023).
Saat ini, Sunarya pun merasa was-was saat hujan deras kembali turun sebab atap rumahnya sebagian ambruk. Sunarya bersama keluarga juga kini menyadari bahwa rumahnya sudah tak layak huni akan tetapi mereka tetap bertahan di rumah tersebut karena tidak adanya tempat tinggal lain.
"Karena sebagian atap rumah sudah ambruk, kami perbaiki sebisa mungkin. Caranya mengganjal atap rumah pakai bambu. Kami khawatir kalau turun hujan, bisa saja bangunan ini ambruk," katanya.
Selain rasa khawatir yang menghantui keluarganya, Sunarya mengungkap, setiap turun hujan, semua perabotan di dalam rumah juga ikut kehujanan.
"Karena gak ada genteng atau atap, bolong karena ambruk atapnya, jadi di dalam rumah, kami berasa seperti di luar rumah, sama-sama kehujanan," ungkapnya.
(dir/dir)
