Pilu di Gaza, Dokter pun Kelaparan

Kabar Internasional

Pilu di Gaza, Dokter pun Kelaparan

Averus Kautsar - detikJabar
Selasa, 12 Des 2023 03:30 WIB
Mourners attend the funeral of Palestinians killed in an Israeli raid, amid the ongoing conflict between Israel and the Palestinian Islamist group Hamas, at Nasser hospital in Khan Younis, in the southern Gaza Strip, December 10, 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Potret pilu korban kekejaman Israel di gaza. (Foto: REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa)
Jakarta -

Suasana di Gaza masih menghadirkan pilu dan nestapa. Bahkan, dokter di sana pun sampai kelaparan.

Itu karena banyak rumah sakit minim pasokan makanan. Alhasil, upaya penyelamatan korban luka akibat ulah Israel jadi terganggu.

Dikutip dari detikHealth, Program Pangan Dunia (WFP) melaporkan sembilan dari 10 orang tidak makan sama sekali selama sehari penuh. Tidak hanya itu, 97 persen warga Gaza tidak memiliki cukup makanan untuk dikonsumsi sehari-hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi ini membuat warga dan dokter-dokter yang ada di Gaza terancam mengalami kelaparan. Spesialis penyakit dalam dr Maher Ali dan dokter anak dr Faten Ali yang merupakan anggota Doctor Against Genocide (DAG) mengungkap bagaimana parahnya situasi di Gaza.

"Realitas yang menghancurkan ini memberikan gambaran suram tentang perjuangan sehari-hari yang dihadapi masyarakat Gaza," ujar para dokter dikutip dari The New Arab, Senin (11/12/2023).

ADVERTISEMENT

Mereka mengatakan hanya bisa mendapatkan satu potong roti setiap harinya. Tidak ada makanan kaleng dan makanan lain seperti susu, telur, dan keju. Kondisi ini membuat banyak orang 'mengemis untuk makanan'.

DAG mengungkapkan krisis yang terjadi dapat menyebabkan dehidrasi dan kelaparan pada dokter yang bekerja. Efeknya dapat berimbas pada layanan pada korban-korban luka yang menjalani perawatan.

Saat ini pasokan makanan dan air bersih hampir tidak ada. Hanya sebagian kecil dari bantuan yang diperlukan dapat menjangkau perbatasan.

Mereka menuturkan walaupun tepung masih tersedia, namun harganya sangat mahal untuk satu kantong. Bahkan mereka menyebut bahwa pasar gelap untuk tepung juga sudah mulai muncul.

WFP mengungkapkan bahwa sulit untuk memberikan pasokan makanan pada orang-orang yang ada di Gaza. Hal ini disebabkan oleh serangan Israel yang tidak kunjung berhenti.

"Dengan rusaknya hukum dan ketertiban, operasi kemanusaiaan yang berarti tidak mungkin untuk dilakukan," ujar Wakil Direktur Eksekutif WFP Carl Skau.

"Dengan hanya sebagian kecil dari pasokan makanan yang dibutuhkan, tidak adanya bahan bakar yang fatal, gangguan pada sistem komunikasi dan tidak adanya keamanan bagi staf kami atau bagi orang-orang yang kami layani dalam distribusi makanan, kami tidak dapat melakukan pekerjaan kami," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di detikHealth dengan judul Parahnya Kondisi di Gaza, Dokter-dokter Kelaparan karena Tak Ada Makanan

(avk/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads