Namun rupanya, informasi yang menyebut Gunung Tangkuban Parahu erupsi dipastikan merupakan kabar bohong atau hoaks. Meski dalam video berdurasi 6.30 menit yang beredar, menunjukkan embusan abu vulkanik berwarna hitam pekat menjulang tinggi ke udara lengkap dengan suara teriakan pedagang dan pengunjung yang panik, video tersebut merupakan video lama.
"Mengenai isu video yang beredar dan viral kembali, itu kejadian erupsi (Gunung Tangkuban Parahu) tahun 2019 lalu," ujar Ketua Pos Pengamatan Gunungapi Tangkuban Parahu, Adzan Anugrah Indiarsyah kepada detikJabar, Kamis (7/12/2023).
Gunung Tangkuban Parahu nyatanya dipastikan masih berstatus normal-normal saja. Petugas di lapangan juga langsung mengecek ke lokasi begitu kabar erupsi ini tersebar. Nyatanya, tak ada yang perlu dikhawatirkan karena status gunung yang menjadi cerita legenda masyarakat Sunda ini berada dalam status aman.
"Untuk tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu, sampai saat ini masih Normal Level I," kata Adzan.
Petugas Lapangan BPBD KBB, Suheri, mengimbau Pengunjung dan pedagang tak terpengaruh oleh viralnya video Erupsi Gunung Tangkuban Parahu yang terjadi pada tahun 2019 silam. Ia mengatakan saat ini kondisi di Gunung Tangkuban Parahu juga dalam keadaan normal.
"Saat ini kondisi di Gunung Tangkuban Parahu normal dan baik-baik saja. Kami langsung mengecek ke lokasi setelah beredar informasi tersebut bersama BPBD Kabupaten Subang dan Polsek Jalan Cagak," kata Suheri.
"Pengunjung dan pedagang juga tidak terpengaruh, kondisi semuanya aman-aman saja. Mungkin mereka juga paham bagaimana kondisi di atas," ucapnya menambahkan.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) turut memastikan kabar tersebut tidak benar Dilihat dari laman magma.indonesia, tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu pada Rabu (6/12/2023) kemarin, ada di level I atau normal.
Dalam laporan itu, juga dijelaskan hasil pengamatan visual Gunung Tangkuban Parahu dimana asap berwarna putih dengan intensitas tipis terlihat di kawah gunung. Sedangkan dalam pengamatan kegempaan, Gunung Tangkuban Parahu mengalami 12 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 1.5-6 mm, 8 kali gempa Low Frequency dengan amplitudo 1.5-7 mm, dan 1 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 1.5 mm.
PVMBG juga mengimbau, masyarakat untuk tidak turun ke dasar kawah Gunung Tangkuban Parahu serta tidak menginap dan berlama-lama berada di dalam kawasan kawah aktif yang ada di dalam kompleks Gunung Tangkuban Parahu seperti kawah Ratu dan kawah Ranca Upas.
"Segera menjauhi/meninggalkan area sekitar kawah jika teramati peningkatan intensitas/ketebalan asap kawah dan/atau jika tercium bau gas yang menyengat untuk menghindari potensi bahaya paparan gas beracun maupun erupsi freatik," tulis imbauan PVMBG.
"Mewaspadai terjadinya letusan freatik yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala peningkatan vulkanik yang jelas," lanjut imbauan tersebut. (sud/sud)