Ujung Pernikahan yang Penuh Kepalsuan di Cianjur

Round Up

Ujung Pernikahan yang Penuh Kepalsuan di Cianjur

Tim detikJabar - detikJabar
Sabtu, 09 Des 2023 09:30 WIB
Ilustrasi cincin pernikahan
Ilustrasi pernikahan (Foto: Getty Images/iStockphoto/Rutchapong)
Cianjur -

Pernikahan merupakan momen yang sakral bagi pasangan manusia. Janji untuk terikat sehidup-semati, menjadi sebuah ikatan suci yang harus dijalankan hingga akhir hayat kedua pasangan yang melangsungkan pernikahan.

Namun, bagaimana jadinya jika pernikahan yang niat awalnya begitu sakral itu seketika diselimuti dengan penuh kepalsuan? Tentu saja, rasa kesal, marah dan kecewa bakal memenuhi isi hati lantaran gagal menjalani janji suci untuk membina rumah tangga sehidup-semati ini.

Hal ini lah yang dirasakan seorang perempuan di wilayah Cianjur, Jawa Barat berinisial CH. Niatnya ingin mengabdi sebagai seorang istri, gagal begitu saja setelah orang yang sudah dipercayainya untuk menjadi imam di rumah tangga ternyata malah menipunya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bukan, bukan karena orang yang dipercaya CH menjadi imam tersebut terbelit masalah materi maupun ekonomi. Tapi, dia ternyata merupakan seorang perempuan yang kedoknya baru terbongkar setelah keduanya beberapa hari melangsungkan pernikahan.

Ya betul. Sebelum kedok perempuan berinisial AD itu terbongkar, pasangan sesama jenis ini telah melangsungkan pernikahan pada 28 November 2023. Pernikahannya bahkan digelar secara meriah di kediaman CH, setelah AD tega membohongi keluarga CH dengan mengaku sebagai lelaki.

ADVERTISEMENT

"Ketahuannya setelah beberapa hari menikah. Karena kan yang mempelai laki-laki ini tidak pernah menunjukan identitasnya atau tanda pengenalnya. Tapi kemudian jadi terungkap kalau yang bersangkutan itu perempuan, bukan laki-laki," kata camat setempat, Latip Ridwan, Jumat (8/12/2023).

Latip mengatakan, dari hasil penelusuran pihak kecamatan, AD dan CH sudah menjalin hubungan sejak 2 tahun yang lalu. AD mengaku berasal dari Kalimantan yang kemudian merantau ke Cianjur, Jawa Barat.

Selama menjalin hubungan, keduanya pun memutuskan melanjutkan ke jenjang pernikahan. Tapi, AD tega membohongi keluarga CH setelah mengaku sebagai laki-laki meskipun jenis kelaminnya perempuan.

"Keluarga perempuannya benar-benar tidak tahu. Dia mengaku, sebagai laki-laki, kemudian mengaku tidak punya identitas sehingga sulit ditelusuri. Pada akhirnya terjadilah pernikahan secara siri atau tidak tercatat negara," ucap Latif.

AD bisa leluasa menipu keluarga CH setelah mengaku tidak memiliki satupun identitas kependudukan. Sehingga, pada saat keduanya mendaftarkan pernikahan itu ke KUA, niat mereka untuk menjalin hubungan rumah tangga tidak diloloskan.

"Banyak alasannya, mulai dari tidak bawa identitas hingga lainnya. Tapi karena identitasnya tidak jelas, tidak diproses (oleh KUA)," ucapnya.

Latif kemudian memastikan, setelah insiden ini menjadi perhatian, pihak kecamatan langsung turun tangan. Keduanya diberi pembinan, terutama untuk AD yang mengaku sebagai pria namun ternyata wanita itu telah dibina secara khusus.

"Langsung kita lakukan pembinaan agar tidak terulang lagi. Kalau yang mempelai pria tapi ternyata wanita itu informasinya akan diproses lebih lanjut, karena sempat meminjam uang sebesar Rp 50 juta untuk pernikahan tersebut dan belum kunjung dikembalikan," kata dia.

Kembali lagi ke cerita. Saat keduanya bermaksud mendaftarkan pernikahan mereka supaya diakui negara ke KUA, tidak ada petugas yang merasa curiga. Sebab, AD yang mengaku sebagai lelaki namun perempuan ini betul-betul berpenampilan layaknya sebagai imam untuk pasangannya.

"Datang berdua, ya saat itu dikiranya laki-laki dan perempuan. Apalagi dari penampilan juga seperti laki-laki yang mengaku Adhiyat itu," kata Kepala KUA setempat Dadang Abdullah.

"Kemudian minta agar diizinkan nikah siri. Tapi kami beri pembinaan jika banyak hal buruknya dengan hanya menikah siri. Setelah itu pulang lagi mereka," ungkapnya menambahkan.

Setelah itu, dia tiba-tiba mendapatkan informasi jika pasangan tersebut sudah menikah dan lebih mengagetkan jika ternyata mereka pasangan sesama jenis perempuan dengan perempuan.

"Jadi pernikahannya tanpa sepengetahuan. Kan sebelumnya juga tidak memproses karena identitasnya tidak jelas," kata dia.

Menurutnya KUA akan melakukan upaya pembinaan kepada masyarakat untuk mencegah adanya pernikahan sesama jenis. "Ini jadi pembelajaran agar tidak terulang ke depan lagi," ucapnya.

Sementara itu tim detikJabar sudah berusaha untuk memintai keterangan dari pihak keluarga, namun pihak keluarga enggan untuk diwawancara.




(ral/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads