Ancaman bencana alam saat musim hujan mulai menghantui warga Kabupaten Majalengka. Di Desa Cikaracak, Argapura, puluhan rumah terancam bencana pergerakan tanah.
Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda BPBD Majalengka Rezza Permana meminta warga setempat agar tetap waspada. Pasalnya pada Senin (4/11), musibah pergerakan tanah sempat menerpa wilayah desa setempat.
"Kami masih memantau secara intensif terkait pergerakan tanah di Desa Cikaracak. Pergerakan tanah ini mengancam 35 rumah dan 43 KK (Kepala Keluarga)," kata Rezza, Kamis (7/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pergerakan tanah di Cikaracak juga terjadi pada Maret 2023. Namun ancaman bencana tersebut sempat terhenti selama musim kemarau.
"Pergerakan tanahnya kembali aktif mulai awal pekan ini, setelah diguyur hujan deras, sehingga kami juga terus memantaunya," ujar Rezza.
Untuk mengantisipasi risiko fatal, BPBD Majalengka memasang alat pengukur gerakan tanah di Cikaracak. Pemasangan alat tersebut guna mengukur kecepatan gerakan tanah.
Selain alat, BPBD Majalengka menyiagakan sejumlah personel untuk memantau pergerakan tanah di Cikaracak. Dengan demikian, pihaknya bisa menyiapkan langkah dan antisipasi lebih cepat saat terjadi bencana.
"Kami sudah memasang alat manual untuk menghitung pergeseran tanahnya di lokasi tersebut. Kami juga siagakan personel di sana untuk memantau pergerakan tanah di sana," ucap Rezza.
Sekadar diketahui, Kecamatan Argapura memang merupakan salah satu wilayah di Majalengka yang rawan bencana pergerakan tanah. BPBD juga mencatat, Talaga, Cikijing, Cingambul, Malausma, Bantarujeg, Lemahsugih, Majalengka, hingga Sindangwangi adalah beberapa kecamatan yang masuk zona merah rawan longsor dan pergerakan tanah.
"19 dari 26 kecamatan di Majalengka termasuk daerah rawan longsor dan pergerakan tanah, rata-rata tersebar di wilayah selatan yang merupakan daerah perbukitan," jelas dia.
(orb/orb)