Dihantui Pergerakan Tanah, Warga Sukabumi: Berat Kalau Harus Direlokasi

Dihantui Pergerakan Tanah, Warga Sukabumi: Berat Kalau Harus Direlokasi

Siti Fatimah - detikJabar
Kamis, 07 Des 2023 19:30 WIB
Lokasi pergerakan tanah yang rusak 5 rumah di Sukabumi.
Lokasi pergerakan tanah yang rusak 5 rumah di Sukabumi. (Foto: Siti Fatimah/detikJabar)
Sukabumi -

Warga Kampung Tegalkaso, Desa Bencoy, Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi, masih merasa cemas akan adanya pergerakan tanah susulan. Namun di sisi lain, mereka juga mengaku berat jika harus direlokasi.

Hal itu disampaikan oleh Tata (55) selaku Ketua RT kampung setempat. Posisi rumah Tata berada berdekatan dengan rumah warga yang ambruk akibat pergerakan tanah.

"Ya cemas ada. Kemarin saja terakhir roboh rumah ini. Bantuan baru sembako sama peralatan tidur, kalau bahan material belum ada," kata Tata kepada detikJabar di lokasi, Kamis (7/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tata mengatakan, sejauh ini belum ada rembukan warga untuk membahas relokasi pemukiman untuk mencegah adanya korban dalam pergerakan tanah susulan. Meski demikian, kata dia, sebagian warga merasa berat jika harus meninggalkan rumahnya.

"Nggak tahu tah warga sendiri yang akan menjawabnya. Belum ada (musyawarah) berat memang kalau direlokasi. Paling ini aja yang parah nggak bakal dibangun lagi. Di sini hampir 50 rumah, tidak terancam semua cuma ngeri-ngeri ada," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Tanggapan Pemerintah

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto telah melakukan peninjauan lokasi bersama Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Wawan Godawan dan Forkopimda lainnya. Pada kesempatan itu, dia pun menyinggung perihal relokasi warga.

"Ketika lahan kritis, kita pakai mata telanjang saja khawatir ini pasti bisa terjadi lagi saat hujan deras, longsor pasti akan timbul korban lagi. Tadi juga kami diskusi dengan Pak Wakil Bupati dan setelah ini akan rapat koordinasi. Ya memang untuk masyarakat yang tinggal di daerah-daerah bahaya solusinya memang harus direlokasi, pelaksanaan relokasi ini bukan hanya pertama yang dilakukan," kaya Suharyanto.

Nantinya, kata dia, setelah tanggap darurat maka dilanjutkan dengan rehabilitasi, rekonstruksi memindahkan masyarakat yang terdampak ke tempat baru yang disiapkan oleh Pemerintah Daerah.

"BNPB bekerjasama dengan PUPR nanti akan membangun sehingga si masyarakat yang tinggal di daerah bahaya, apalagi yang sudah terdampak bencana ini bisa memulai hidup baru yang lebih baik. Apakah nanti direlokasi atau mungkin tanahnya tidak bergeser karena diperkirakan oleh PVMBG ini masih aman ya kita bangun kembali, supaya mereka tidak menderita akibat dampak bencana ini," ujarnya.

Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri menambahkan, pihaknya masih menunggu kajian dari BMKG dan PVMBG terkait solusi relokasi warga. Dia juga mengarahkan BPBD untuk membuat jalur evakuasi warga sebagai upaya mitigasi bencana.

"Kita sedang mengusulkan untuk diadakan kajian oleh BMKG. Hasilnya nanti ketika ada rekomendasi harus direlokasi ya kita relokasi. Sehingga masyatakat yang terdampak di situ merasa aman nyaman dan tadi sudah dijanjikan Kepala BNPB akan dibangunkan," kata Iyos.

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Sukabumi Wawan mengatakan, untuk meluruskan rencana relokasi, pihaknya harus melakukan pendekatan kepada masyarakat. Berkaca dari kejadian sebelumnya, ia tak ingin ada dampak psikologis di masyarakat.

"Kita juga memikirkan dampak psikologis mereka. Rata-rata pengalaman ketika kita merelokasi, mereka itu terdampak psikologisnya. 'Saya kan harus meninggalkan saudara saya, meninggalkan aset di situ.' Itu juga perlu edukasi dan pendekatan dengan mereka," ujarnya.

"Kita belum (cadangan tempat relokasi). Kalau kita ada beberapa titik, ini juga harus disesuaikan. Yang dicadangkan untuk relokasi ada Ciherang, Cijangkar dan Kertaangsana. Itu kan memungkinkan," tutupnya.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads