Waspada! 16 Kecamatan di Kuningan Rawan Longsor

Waspada! 16 Kecamatan di Kuningan Rawan Longsor

Mohamad Taufik - detikJabar
Kamis, 30 Nov 2023 17:02 WIB
Ilustrasi longsor (Andhika-detikcom)
Foto: Ilustrasi longsor (Andhika-detikcom)
Kuningan -

Bencana alam mulai mengintai. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan mencatat sedikitnya ada 16 kecamatan di Kabupaten Kuningan masuk dalam daerah rawan bencana tanah longsor.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan Indra Bayu mengatakan, daerah rawan longsor tersebut merupakan wilayah yang berada di Selatan Kuningan terutama yang berada di daerah perbukitan. Indra menyebutkan, 16 kecamatan tersebut terdiri dari Kecamatan Kadugede, Nusaherang, Darma, Selajambe, Subang, Cilebak, Ciwaru, Garawangi, Ciniru, Hantara, Maleber, Karangkancana, Cibeureum, Cibingbin, Cimahi dan Luragung.

"Sebenarnya semua kecamatan di Kabupaten Kuningan yang berjumlah 32 terbilang rawan bencana hidrometrologi seperi pergerakan tanah, longsor dan banjir. Namun yang terbilang paling rawan pergerakan tanah dan longsor ada 16 kecamatan yang semuanya terkonsentrasi berada di wilayah Selatan Kuningan seperti Selajambe, Cilebak, Hantara Ciniru dan lainnya," ujar Indra, Kamis (30/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Atas kondisi tersebut, Indra mengatakan sejumlah persiapan dalam upaya mitigasi bencana hidrometrologi pun tengah dilakukan seperti pengerahan personil, relawan hingga logistik yang mungkin diperlukan. Termasuk menjalin komunikasi dan koordinasi dengan stakeholder terkait untuk kemudahan koordinasi jika bencana terjadi.

"Sesuai prediksi BMKG, awal musim hujan akan terjadi pada akhir November ini. Terbukti beberapa hari ini sejumlah wilayah di Kabupaten Kuningan sudah mulai diguyur hujan. Atas hal tersebut, kami pun tengah melakukan sejumlah upaya antisipasi dan koordinasi dengan stakeholder terkait untuk antisipasi jika bencana terjadi, " ujarnya.

ADVERTISEMENT

Pihaknya pun mengingatkan kepada masyarakat untuk mewaspadai terhadap beberapa fenomena alam yang mungkin terjadi pada peralihan musim tersebut. Seperti hujan lebat, angin kencang (puting beliung), sambaran petir, banjir bandang dan tanah longsor. Termasuk memperhatikan lingkungan sekitar dari kemungkinan bencana.

"Terutama pemukiman penduduk di daerah rawan antara lain di sekitaran lerengan terjal dan di sekitaran bantaran sungai, untuk ditingkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana tanah longsor dan pergerakan tanah serta banjir. Untuk yang berada di daerah perbukitan agar mewaspadai jika ada retakan tanah agar segera ditutup, bagi yang tinggal di dekat aliran sungai agar sampahnya dibersihkan supaya tidak terjadi sumbatan yang bisa menyebabkan banjir" ungkap Indra.

Indra menjelaskan, berdasarkan informasi cuaca dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan saat ini wilayah Kabupaten Kuningan memasuki awal musim hujan. Curah hujan, kata Indra, diprediksi akan mengalami peningkatan pada awal tahun 2024 nanti hingga puncaknya pada bulan Februari mendatang.

Sebagai antisipasi kemungkinan kebencanaan tersebut, kata Indra, pihaknya dalam waktu dekat akan menggelar rapat koordinasi dengan sejumlah instansi seperti TNI, Polri, Basarnas termasuk dengan SKPD terkait serta Pemerintah Kecamatan. Tak lupa mengikutsertakan para relawan dari berbagai organisasi pecinta alam dan mahasiswa.

"Insya Allah di awal Desember nanti kita akan gelar apel siaga darurat bencana hidrometeorologi yang melibatkan seluruh stakeholder terkait. Sambil kita terus sosialisasikan kepada masyarakat untuk selalu waspada terhadap setiap potensi bencana baik secara tertulis maupun lewat media sosial. Semoga musim hujan ini tidak sampai menyebabkan kebencanaan, dan kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT terhindar dari segala marabahaya dan bencana," pungkas Indra.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads