.webp)
Ada yang duduk di kursi taman, berswafoto dengan latar bangunan art deco, berwisata kuliner dan melihat banyak lukisan yang dijajakan di jalan tersebut.
Namun ada satu yang mencuri perhatian detikJabar, yakni penjual wayang golek yang ada di Jalan Braga. Adalah Ramdan Kosasih yang sudah puluhan tahun berjualan wayang suvenir kepada pengunjung di jalan tersebut.
Pria yang kini berumur 65 tahun, mengusahakan, dia lahir dan besar dari keluarga seniman. "Iya sehari-hari jualan di Jalan Braga, sejak dulu, dari mulai kakak sampai orang tua, dari tahun 1960," kata Ramdan kepada detikJabar, Kamis (23/11/2023).
"Wayang ini yang buat keluarga, saya jualan di sini setiap hari," ujar Ramdan.
Ramdan mengaku, dia bertahan berjualan wayang suvenir karena kecintaannya terhadap seni. Meskipun penghasilan tak menentu, Ramdan tetap menikmatinya.
"Kita gak ambisi lagi seperti dulu, setelah COVID-19, apa adanya, sekarang sejari kadang ada 10, ada 2, ada 5, kadang seminggu gak ada ya gak ada," ungkapnya.
 Ramdan, penjual wayang di Braga, Kota Bandung Foto: Wisma Putra/detikJabar |
Selain itu, dari berjualan wayang lah, dia dapat menafkahi sang istri Ani Iriani Rahayu (58), serta kedua anaknya Muhammad dan Alya Rahayu.
Menurut Ramdan, dirinya sudah turun ke dunia seni sejak kelas 1 SD dan tahu kesenian dari sang ayah Swita Kosasih yang juga perajin wayang di Braga.
Ramdan menyebut, harga wayang suvenir yang dijual beragam. Tergantung ukuran dan kesulitan dalam membuat wayang itu.
"Ini kebudayaan Sunda, alhamdulillah masih ada yang beli, kita juga masih ada orderan ke Belanda, harga dari Rp 50 ribu sampai Rp 1,5 juta ada," jelasnya.
Figur wayang yang dijual di lapak milik Ramdan juga beragam, dari mulai Rama-Shinta, pana kawan Semar, Cepot, Gareng dan Dewala. Untuk wayang yang dijual Ramdan, berbahan baku dari kayu albasiah. Menurutnya, kayu tersebut agak sulit dicari di musim hujan.
"Wayang yang saya jual wayang suvenir saja, bukan untuk pentas. Kalau untuk pentas ada di rumah gak dijual," paparnya. (wip/yum)
