Lagi-lagi aksi perkelahian pelajar bikin prihatin. Kali ini, aksinya melibatkan sekelompok pelajar sekolah dasar (SD) di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Aksi baku hantam pelajar vs pelajar ini viral, beredar di media sosial dan di grup-grup aplikasi perpesanan.
Dalam video berdurasi 30 detik itu, terlihat ada dua kelompok anak-anak SD yang sedang melakukan aksi saling serang. Mereka tampak saling pukul dengan menggunakan tangan kosong.
Aksi perkelahian yang melibatkan anak-anak SD itu terjadi di jalan area persawahan. Saat aksi saling serang itu terjadi, terlihat ada satu anak yang terlihat sempat dibekap dan dipukuli oleh lawannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan informasi yang dihimpun detikJabar, aksi perkelahian terjadi di wilayah Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat pada Sabtu (18/11).
Saat dikonfirmasi, Kapolsek Talun Resor Kota (Polresta) Cirebon AKP Suhada membenarkan kejadian. Ia mengatakan, pihak kepolisian langsung mendatangi sekolah-sekolah dari anak-anak SD yang terlibat perkelahian untuk memastikan terkait kejadian itu.
"Kita langsung datang ke sekolah yang bersangkutan. Di sana sudah kumpul semua orang tua dan guru-guru. Katanya sedang dilakukan mediasi untuk diselesaikan. Sekalian kita menyampaikan juga silahkan jika memang mau diselesaikan. Dan ternyata betul sudah diselesaikan secara kekeluargaan," kata dia.
Menurut Suhada, sejumlah pelajar SD yang terlibat perkelahian itu berasal dari dua sekolah berbeda. Mereka melakukan perkelahian dengan menggunakan tangan kosong. Akibat dari kejadian ini, satu siswa mengalami memar.
"Ada satu yang memar. Tapi sudah dilakukan pengobatan," kata Suhada. Ia menyebut, aksi perkelahian yang melibatkan dua kelompok anak SD itu terjadi secara spontan. Perkelahian itu dipicu oleh adanya aksi saling ejek.
"Masalah sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Tapi kita akan terus pantau. Kita juga akan terus melakukan sosialisasi," kata dia.
Angga Permana, Kepala Sekolah dari salah satu kelompok pelajar pun angkat bicara. Pihak sekolah menyatakan akan memperketat pengawasan untuk mencegah kejadian tersebut kembali terulang.
Ia pun berharap adanya kerjasama dari semua pihak untuk ikut mengawasi. Baik dari pihak guru maupun orang tua dari masing-masing siswa.
"Kalau saya yang penting ada kerjasama dengan melibatkan orang untuk bisa sama-sama mengawasi dalam aktivitas siswa sehari-hari," kata Angga kepada detikJabar saat dihubungi, Kamis (23/11/2023).
"Kemudian guru-guru juga kami akan coba lebih ektra lagi (melakukan pengawasan). Manakala jam istirahat, meskipun kami guru punya hak untuk istirahat, tapi nanti kita akan bagi waktu untuk bagi tugas menjaga situasi saat jam istirahat supaya tetap terkontrol," kata dia menambahkan.
Angga menjelaskan, para siswa termasuk dengan orang tuanya telah dipertemukan satu sama lain. Mereka pun bersepakat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut secara kekeluargaan.
"Alhamdulillah (dimediasi) kemarin. Semua dikumpulkan. Baik siswa maupun orang tua siswa semua dihadirkan di sekolah kami. Termasuk ada pihak kepolisian juga," kata dia.
(aau/yum)