Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Senin (20/11/2023). Soal gadis di Sukabumi yang hilang usai dijemput pengendara motor sport, hingga buruh yang mengepung gedung sate.
Berikut rangkaian berita yang dihimpun tim detikJabar dalam Jabar Hari ini :
1. Gadis Sukabumi Hilang Dibawa Kabur
Marcel, gadis berusia 15 tahun asal Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi dikabarkan hilang usai dijemput seorang pria yang mengendarai motor sport pada Sabtu (4/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga hari ini, gadis yang masih duduk di kelas IX SMP itu tak pulang. Kedua orang tuanya kemudian melaporkan hilangnya Marcel ke pihak kepolisian, namun hingga kini belum didapati kabar terkait keberadaan gadis tersebut.
"Terakhir berangkat dari rumah jam 15.00 WIB, sedang ngasuh adiknya yang kecil. Ibunya ngobrol sama tetangga, situasi di luar saat itu hujan," kata Rudi (47) ayah korban, kepada detikJabar, Senin (20/11/2023).
Lilih (35) ibunda Marcell sempat mencurigai gerak-gerik putrinya itu. Selain terlihat berdandan, Marcel juga terlihat tak tenang, bahkan ia sempat menghindari pandangan ibundanya dengan berpura-pura akan mematikan televisi.
"Hujan geluduk (petir) katanya mau matikan TV, namun kata adiknya TV sudah dimatikan. Ia terus-terusan seperti mencari alasan untuk pergi dari rumah, sampai kemudian mungkin ibunya sedang apa, dia pergi," cerita Rudi.
Lilih kaget bukan main saat putrinya itu pergi dari rumah, ia kemudian berusaha menyusul namun hal itu terlambat. Marcel pergi dibonceng pria pengendara motor sport berwarna hijau.
"Ibunya sempat menyusul namun terlambat, saat itu ada tetangga bahkan sempat menegur katanya hei anak orang mau dibawa kemana. Masih kata tetangga, katanya anak saya dan pria itu hanya ketawa-ketawa lalu ngegas pergi," ujar Rudi.
"Pengendaranya pria pakai motor (Kawasaki) Ninja warna hijau. Keduanya ketawa-ketawa, langsung ngegas berangkat, sempat dikejar enggak ketemu," sambung Rudi.
2. Pekerja Migran Asal Cianjur Meninggal di Kamboja
Muhammad Abdul Fatah (20), pekerja migran Indonesia (PMI) asal Kampung Cibodas, Desa Cibodas, Kecamatan Cijati, Kabupaten Cianjur meninggal dunia usai dirawat di rumah sakit di Kamboja. Korban diduga mengalami tindak kekerasan sebelum meninggal.
Bahkan keluarga korban diminta membayar denda puluhan juta agar jenazah bisa dipulangkan. Keluarga pun melaporkan hal ini ke KBRI, Pemerintah setempat hingga kepolisian.
Ali Hildan, kuasa hukum keluarga PMI Abdul, mengatakan PMI tersebut berangkat bekerja ke luar negeri pada 25 Mei 2023 usai diiming-imingin gaji besar oleh R yang tidak lain tetangganya sendiri.
"Jadi si R ini menawarkan pada korban untuk kerja kantoran di Thailand. Si R ini tidak menyebutkan kerja pastinya seperi apa, atau pun bekerja di perusahaan mana. Tapi karena R ini masih tetangga, lalu gajinya besar sekitar 700 dollar Amerika dan tidak dibebankan biaya apapun, korban pun mengiyakan," kata Ali Hildan, Senin (20/11/2023)
Namun bukannya berangkat ke Thailand, korban ternyata malah diberangkatkan dan dipekerjakan di Kamboja. Pihak keluarga sempat mempertanyakan mengapa korban berangkat ke Kamboja, bukan ke Tahiland sesuai perjanjian. Namun, R berdalih jika Kamboja adalah ibukota Thailand.
"Keluarga sempat bertanya pada R soal keberangkatan korban ke Kamboja, tapi R bilang kalau Kamboja itu ibukota Thailand," ujarnya.
Dua bulan bekerja di sana, korban sempat mengirim uang pada keluarganya sekitar Rp 20 juta. Tetapi pada Agustus hingga September 2023, korban mulai mengeluhkan kondisi kesehatannya.
"Mulai dari situ pihak keluarga merasa cemas dan meminta pada R agar korban bisa dipulangkan. Tapi menurut R, korban tidak bisa dipulangkan sebelum ada perjanjian pemutusan kontrak dan harus membayar Rp 20 juta," jelas Hildan.
Bahkan permintaan keluarga agar korban dipulangkan berujung pada ancaman. Dimana apabila keluarga tak menyerahkan uang Rp 20 juta, korban akan dijual ke negara Laos.
"Iya katanya kalau tidak segera kirim uang denda, korban akan dijual lagi ke Laos," tuturnya.
Ali menambahkan, tidak lama setelah permintaan uang denda tersebut, korban dikabarkan sakit keras hingga dirawat di rumah sakit di Phnom Pen, Kemboja.
"Pada 13 November lalu ada pihak mengatasnamakan perusahaan di Kamboja yang menyatakan kalau korban sudah meninggal dunia," jelas Ali Hildan.
3. Ratusan murid SD di Cirebon belajar di GOR Badminton
Seratusan siswa SDN 1 Kedungdawa, Kabupaten Cirebon tidak bisa melakukan kegiatan belajar di ruang kelas yang biasa mereka tempati. Musababnya, atap ruang kelas mereka yang kondisinya sudah rapuh ambruk usai diterpa hujan deras beberapa waktu lalu.
Sekadar diketahui, atap dari dua ruang kelas SDN 1 Kedungdawa, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon ambruk. Peristiwa itu terjadi pada Jumat (17/11/2023).
Kini, para siswa itu terpaksa harus melakukan kegiatan belajar di Gedung Serbaguna milik pemerintah desa setempat yang biasa digunakan sebagai lapangan badminton atau bulu tangkis.
Puluhan siswa yang terpaksa belajar di Gedung Serbaguna itu masing-masing terdiri dari kelas 1 dan kelas 2. Mereka belajar di satu gedung yang sama dengan menggunakan fasilitas seadanya.
Pantauan detikJabar di lokasi, para siswa SDN 1 Kedungdawa, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon itu belajar dengan cara duduk di atas lantai dan menggunakan meja lipat.
Di gedung serbaguna itu, antara kelas 1 dan kelas 2 dipisah menjadi dua kelompok berbeda dengan didampingi oleh gurunya masing-masing.
Akibat atap ruang kelas SDN 1 Kedungdawa ambruk, seratusan siswa-siswi itu terpaksa harus belajar di tempat yang jauh dari kata nyaman. Suara bising menjadi suasana yang harus mereka nikmati selama melakukan aktivitas belajar.
Menurut salah satu guru SDN 1 Kedungdawa, Titi (43), aktivitas belajar mengajar di gedung serbaguna milik pemerintah desa setempat baru berlangsung pada hari ini. Ia menyebut ada lebih dari seratus siswa yang terpaksa harus belajar di gedung tersebut.
"Yang belajar di sini (gedung serbaguna) itu kelas 2 jumlahnya 56 siswa dan kelas 1 jumlahnya 49," kata Titi saat ditemui di sela-sela waktu istirahatnya, Senin (20/11/2023).
Titi mengatakan, jika dilihat dari kapasitas, gedung serbaguna itu masih cukup untuk menampung seratusan siswa. Hanya saja, aktivitas belajar mengajar menjadi tidak nyaman karena suara yang bising.
"Di sini kurang kondusif (untuk belajar mengajar) karena suaranya kan bergema. Suaranya berdengung jadi kurang efektif dan kondusif," kata dia.
4. Buruh Kepung Gedung Sate
Massa buruh dari berbagai daerah tumpah ruah memadati Jalan Diponegoro, Kota Bandung. Buruh yang berasal dari Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Jawa Barat ini melakukan aksi demonstrasi di depan Gedung Sate, Senin (20/11/2023).
Pantauan detikJabar, buruh yang kompak mengenakan pakaian berwarna biru muda ini datang dengan empat mobil komando. Massa aksi juga mengibarkan ratusan bendera bertuliskan KSPSI hingga spanduk yang berisi tuntutan.
Ketua DPD KSPSI Jabar Roy Jinto mengatakan pihaknya membawa sejumlah tuntutan dalam aksi yang dilakukan hari ini. Salah satu tuntutan yang paling disoroti ialah penolakan penetapan upah minimum baik UMP maupun UMK berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) 51 Tahun 2023 tentang pengupahan.
"Keluarga besar KSPSI Jabar melakukan aksi untuk menuntut, menolak penetapan upah minimum berdasarkan PP 51, kita meminta penetapan upah minimum baik UMP UMK itu berdasarkan pertumbuhan ekonomi, inflasi dan produktifitas," kata Roy saat diwawancarai.
Selain menolak penetapan upah sesuai PP 51, Roy menyebut buruh di Jabar juga menuntut Penjabat Gubernur Bey Machmudin untuk menerbitkan peraturan gubernur tentang upah pekerja di atas satu tahun yang sebelumnya sudah dua tahun diterbitkan di era Ridwan Kamil.
"Kita juga menuntut Gubernur Jabar menerbitkan kembali keputusan upah satu tahun ke atas yang telah diterbitkan dua tahun berturut-turut oleh Gubernur Ridwan Kamil dan kami hari ini Pj Gubernur Jabar menerbitkan kembali," pintanya.
"Jangan sampai itu tidak diterbitkan karena kemarin upah teman-teman sudah ada yang berdasarkan kepgub tersebut," imbuhnya.
Lebih lanjut, Roy menyebut pemerintah telah menetapkan besaran upah dan tunjangan bagi ASN dan pensiunan yakni sebesar 8 dan 12 persen. Karena itu, dalam tuntutannya, KSPSI mendesak kenaikan UMP dan UMK 2024 di Jabar yakni sebesar 12 persen.
"Oleh karena itu kita menyerukan hari ini Pj Gubernur untuk menetapkan UMP dan UMK paling tidak sama dengan pensiunan, 12 persen kenaikannya," tegas Roy.
5. Koboi Garut
Aksi koboi seorang pria asal Garut menembakkan pistol berakhir di kantor polisi. Pria tersebut, kini ditangkap aparat dan terancam bui 10 tahun.
Kapolres Garut AKBP Rohman Yonky Dilatha mengatakan, koboi itu berinisial S. Warga Kecamatan Tarogong Kidul, Garut.
"Inisial S. Senjata itu memang dia pemiliknya," kata Yonky kepada wartawan di Polres Garut, Senin (20/11/2023).
S diamankan di salah satu kafe yang ada di kawasan perkotaan Garut. Kepada penyidik, dia mengaku iseng meletuskan pistol berjenis revolver itu.
Menurut Kasat Reskrim Polres Garut AKP Ari Rinaldo, berdasarkan hasil pengembangan, tersangka memiliki dua pistol.
"Satu softgun, satu lagi senjata api rakitan," ucap Ari.
Kedua pistol ini, kata Ari, didapatkan tersangka dengan cara membeli secara dalam jaringan (daring) atau online, dengan sistem cash on delivery (COD). Polisi pun memburu penjual pistol tersebut.
Selain itu, dikatakan Ari, berdasarkan hasil penelusuran, ada juga laporan yang menyebut jika tersangka S kerap mengaku sebagai anggota Polri di lapangan.
"Mengaku sebagai anggota Buser. Untuk itu, sesuai dengan arahan Bapak Kapolres, bagi masyarakat yang pernah atau merasa dirugikan, silakan untuk melapor," ucap Ari.
Tersangka dijerat dengan Pasal 1 ayat 1 UU RI Nomor 12 Tahun 1951 atau Undang-undang Darurat. Ancaman hukumannya 10 tahun bui.
"Tersangka ini merupakan residivis," pungkas Ari.
(sya/sud)