Sebuah pohon bungur 'raksasa' tumbuh di Dusun Tenjolaut, RT/RW 03/01, Desa Padaasih, Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang. Pohon bungur yang telah berusia ratusan tahun itu konon menjadi ciri bagi sebuah petilasan pemimpin Sumedang.
Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Kepala Dusun Tenjolaut Deni Hidayat saat berbincang dengan detikJabar belum lama ini.
""Kata orang-orang yang ada di karaton, setiap (pemimpin) Sumedang Larang yang singgah di suatu tempat biasanya dicirikan dengan ditanamnya pohon bungur," terangnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Deni, kaitan antara Dusun Tenjolaut dengan pemerintahan Kerajaan Sumedang Larang kala dipimpin oleh Rangga Gempol II pun tercatat dalam cerita Kasumedangan.
"Ini sebuah petilasan Rangga Gempol Dua, ini tercatat dalam cerita Sumedang Larang, Rangga Gempol Dua ada (cerita) di Tenjolaut," tegasnya.
Deni mengungkapkan, pohon bungur berukuran sangat besar seperti di Dusun Tenjolaut sendiri terbilang jarang dijumpai.
"Termasuk langka, jaranglah (pohon bungur berukuran besar)," ujarnya.
Pohon bungur yang tumbuh di atas lahan desa di Dusun Tenjolaut itu tampak sudah sangat tua. Pohon itu berdiameter lebih dari dua tubuh orang dewasa. Di ujung batangnya tumbuh bunga-bunga berwarna ungu di antara dedaunan yang berwarna hijau.
![]() |
Dikutip dari https://muspera.menlhk.go.id, pohon bungur tingginya dapat mencapai 30 meter dengan panjang batang bebas cabang mencapai 17 meter. Diameter pohon bungur dapat mencapai 90 centimeter.
Pohon bungur tumbuh pada tanah basah atau tanah yang kadang-kadang digenangi air tapi tidak tumbuh pada tanah gambut. Pohon bungur dapat juga tumbuh di tanah kering yang kurang subur atau pada tanah liat berpasir.
Pohon bungur menghendaki iklim basah hingga agak kering dengan tipe curah hujan C pada ketinggian 0 sampai 800 meter di atas permukaan laut (mdpl).
(yum/yum)