Sejumlah peristiwa mewarnai pemberitaan di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Selasa (14/11/2023). Mulai dari tewasnya pekerja di pabrik semen Sukabumi hingga motif yang terungkap dalam kasus penganiayaan gadis asal Cirebon. Berikut rangkuman Jabar Hari Ini:
Pekerja Pabrik Semen di Sukabumi Tewas
Kecelakaan kerja terjadi di pabrik semen atau PT Semen Jawa (Siam Cement Group), Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi. Satu pekerja warga Nyalindung dilaporkan tewas.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kecelakaan kerja itu terjadi pada Senin (13/11/2023) sore sekitar pukul 17:30 WIB. Jasad A(22) sudah dimakamkan pagi ini, Selasa (14/11/2023) setelah sebelumnya dilakukan pemeriksaan visum di RSUD Syamsudin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden Direktur PT Semen Jawa dan PT Tambang Semen Sukabumi, Peramas Wajananawat membenarkan salah satu pekerjanya meninggal dunia dalam kecelakaan kerja. Dia pun menceritakan kronologi kecelakaan tersebut.
"Kecelakaan bermula ketika Tim Helper RBI shift 2, yakni Andi dan A (korban) akan melepas lampu penerangan yang terletak di atas salah satu mesin produksi multi-cyclone. Andi berada pada posisi merilis kabel, dan Andri (korban) menggulung kabel di area yang terpisah, sehingga mereka tidak dapat melihat satu sama lain," kata Peramas saat dikonfirmasi detikJabar.
Saat melakukan pekerjaan itu, rekan korban pun menyadari jika korban tak ada di tempat. Selain itu, rekannya juga sempat memanggil-manggil nama korban namun tak ada jawaban. Akhirnya berbagai pihak pun turun untuk melakukan pencarian.
"Pencarian mulai dilakukan dengan melibatkan Tim Mekanik PT Semen Jawa karena diduga korban hilang di sekitar area mesin," ujarnya.
Kapolsek Gunungguruh Resor Sukabumi Kota Iptu Iman Suyaman menambahkan, korban ditemukan pada pukul 21:45 WIB. Namun nyawa korban tak tertolong.
"Pada saat kita ke TKP ternyata posisi korban itu sudah ada di dalam mesin, di dalam mesin. Kalau dilihat dari posisi, posisinya sudah meninggal," kata Iman.
Dia mengatakan, kondisi korban sangat mengenaskan. Selain berada di dalam mesin, tangan kiri korban putus dan terdapat luka di bagian kepala.
"Setelah korban ditemukan meninggal khususnya sudah kita mengetahui posisinya, kita lakukan evakusi. Kita membongkar mesin aduk itu, sekira jam 23.30 WIB kita bawa ke RSUD Syamsudin untuk dilakukan visum," ujarnya.
"Kondisi korban saat ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, dan ada luka di kepala karena mungkin mesinnya berputar, jadi ke bawa muter. Dan ada tangan ketinggalan, patah dan putus, tangan sebelah kiri. Ukuran mesinnya memang gede, diameternya hampir segede mobil," ungkapnya.
Hingga saat ini, pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait dugaan kronologi lengkap dan dugaan penyebab kecelakaan kerja itu. Polisi juga sudah memeriksa dua orang saksi dalam kasus tersebut.
"Kalau secara pasti kita masih dalam penyelidikan. Kita mintai keterangan beberapa saksi terutama yang pada saat itu bekerja. Sementara baru dua saksi," tutup Iman.
Rusa di TWA Pangandaran Makan Sampah
Rusa di Taman Wisata Alam (TWA) Cagar Alam Pangandaran ditemukan keluar kawasan untuk mencari makan. Mereka berkeliaran di sekitar pantai Pangandaran dan memakan sampah.
Pantauan detikJabar di pantai Pangandaran pada Selasa (14/11/2023) siang, sejumlah tampak rusa-rusa berkeliaran di beberapa titik pantai Pangandaran. Rusa-rusa itu ditemukan sedang makan sisa makanan dan sampah yang dibuang.
Kepala Resor BKSDA Pangandaran Kusnadi mengatakan rusa di TWA Cagar Alam kerap keluar kawasan untuk mencari makan. Ia pun menjelaskan penyebabnya.
"Penyebab rusa sering makan di luar kawasan, karena saat rusa berada di luar TWA diberi makan manusia. Sehingga ketergantungan, ketika mencari makan lagi tidak lagi dalam kawasan, tetapi mencari keluar cagar alam," kata Kusnadi kepada detikJabar, Selasa (14/11/2023).
Menurutnya, karena kondisi tersebut, rusa mencari makan di tempat sampah sekitar pantai Pangandaran. "Jika sampah-sampah tersebut belum diangkut, rusa pasti mencari makan di lokasi tersebut. Bahkan sisa makanan botram seringkali sengaja dikasihkan rusa," ucapnya.
Bahkan, kata Kusnadi, banyak yang sengaja memberikan makan di luar kawasan. Padahal, pihaknya sudah melarang dengan imbauan yang dibuat melalui papan informasi.
Selain itu, tingkat kunjungan ke cagar alam sejatinya bukanlah faktor yang menyebabkan rusa keluar kawasan TWA. Namun, perilaku yang tak bertanggung jawab, seperti membuang sampah di depan rumah dan lainnya menjadi penyababnya. Pihaknya berharap warga di sekitar TWA menyediakan tempat sampah khusus, sehingga tidak bisa dijangkau oleh rusa-rusa.
BKSDA mengaku sudah berkoordinasi dengan masyarakat agar tak membuang sampah semberangan, atau dengan menyimpan sementara sampah rumah tangga di area dalam pagar rumah. BKSDA pun melakukan patroli rutin untuk mengantisipasi rusa yang keluar kawasan TWA.
"Karena rusa yang keluar tidak hanya di pantai, tetapi ke pemukiman warga, bahkan jaraknya jauh," kata dia.
Ia meminta jika warga menemukan rusa keluar kawasan terutama ke pemukiman untuk segera melapor kepada petugas TWA Cagar Alam Pangandaran.
Masalah lainnya adalah jebolnya pagar pembatas di TWA Cagar Alam Pangandaran. Dan beberapa pagar pembatas dari bambu antara TWA dan pantai pun telah lapuk.
"Ya kami juga sudah upaya melakukan patroli supaya menggiring rusa yang keluar kawasan, sehingga tidak terlalu banyak yang keluar," ucapnya.
Truk Masuk Jurang di Tasikmalaya
Sebuah kendaraan Mitsubishi Light Truck nomor polisi Z 9413 MO masuk jurang sedalam 10 meter di Jalan Raya Tasikmalaya-Garut tepatnya di Kampung Legok Buluh, Desa Margalaksana, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Sebelum masuk jurang, truk sempat menabrak pembatas jalan, pos ronda hingga bagian atap dan gentingnya hancur.
Kasat Lantas Polres Tasikmalaya AKP Yudiono membenarkan kejadian tersebut. Kendaraan datang dari arah Garut menuju Tasikmalaya. Kendaraan hilang kendali saat melintasi jalanan menurun dan berliku. Laju kendaraan justru oleng kekanan jalan hingga masuk jurang.
"Kendaraan melaju dari arah Garut menuju Tasikmalaya setibanya di lokasi, sewaktu melintasi jalan menurun dan menikung kendaraan hilang kendali kemudian oleng ke kanan jalan, terperosok ke jurang sedalam 10 meter," kata Yudiono pada detikJabar, Selasa (14/11/23).
Akibat kecelakaan tersebut, sang sopir Ilyas, mengalami luka cukup serius dan patah tulang di lengan sebelah kiri. Sementara kernet truk, Irpan Susanto, mengalami luka ringan. Keduanya diketahui merupakan ayah dan anak, warga Gunung Mareme, Kelurahan Cibunigeulis, Kota Tasikmalaya. Para korban dilarikan ke RSUD SMC Kabupaten Tasikmalaya.
"Korban memang luka-luka saja, dibawa ke RSUD SMC," Kata Yudiono.
Korban Irpan mengaku, masih sadar saat berada di bawah jurang. Sementara ayahnya Ilyas dalam kondisi tidak sadarkan diri. Di tengah kepanikannya Irpan mencoba berteriak minta tolong. Korban alami luka dan patah tulang tangan.
Namun selang beberapa waktu, tidak ada warga yang mendengar teriakannya. Pasalnya kondisi sedang sepi setelah diguyur hujan. Kemudian Irpan membunyikan klakson berkali-kali. Barulah tidak lama berdatangan warga memberikan pertolongan.
"Pas klakson dibunyikan baru ada warga," kata Irpan.
Pemuda Sukabumi Tewas Dibacok Cerulit Usai Pamit Ngopi
M Andri alias Mamad (18), pemuda asal Sukabumi pamit ke keluarganya untuk ngopi bersama teman-temannya sekitar pukul 23.00 WIB, Senin (13/11/2023). Selang beberapa jam kemudian, atau sekitar pukul 01.00 WIB, Selasa (14/11/2023) pria berusia 18 tahun itu dikabarkan tewas.
Informasi diperoleh pihak keluarga, Mamad terlibat keributan dengan sejumlah orang. Luka sabetan di dada hingga tembus ke paru-paru membuat Mamad kehilangan nyawanya. Jasad pria itu kini dibawa ke RS Kramat Jati, Jakarta.
"Kami keluarga dikabari oleh teman-temannya, informasi awalnya duel dengan orang Parakansalak," kata Solihin, kerabat korban sekaligus Ketua RT 04 RW 01, Desa Pondokaso Tonggoh, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, kepada detikJabar.
Solihin menceritakan, korban awalnya pamit ke keluarga untuk ngopi. Namun entah bagaimana, tiba-tiba ada sejumlah orang langsung menyerang, mirisnya para pelaku menggunakan celurit sementara Mamad hanya tangan kosong.
"Untuk kejadian awal dari teman-teman korban, dia diajak ngopi dia tidak tahu bakal ada perkelahian. Dia tidak persiapan apa-apa, nah sementara lawannya itu yang dua orang itu pakai celurit kiri kanan," ujar Solihin.
Solihin mendapat kabar korban terluka di bagian dada sampai tembus ke paru-paru. Mamad juga disebut tewas ditempat usai mendapat serangan senjata tajam tersebut.
"Korban luka di dada sampai kena paru-paru meninggal di tempat. Waktu kejadian (pamit) sekitar 23.00 WIB, kita dikabari itu sekitar jam 02.00 WIB katanya almarhum sudah kena (serangan)," sebut Solihin.
Solihin menduga, teman-teman korban memang sengaja tidak memberi tahu soal akan adanya perkelahian. Korban memang pamit untuk ngopi tanpa mempersiapkan apapun.
"Ditelepon langsung berangkat karena diajak ngopi bareng. Niatnya mau ngopi, tahunya tenannya sudah janjian dengan teman satu kelompok untuk pertarungan," jelas Solihin.
Sementara itu saat dikonfirmasi, Kasat Reskrim Polres Sukabumi AKP Ali Jupri membenarkan, kejadian tersebut. Menurutnya saat ini anggotanya masih melakukan penyelidikan.
"Saat ini anggota masih melakukan penyelidikan terkait kejadian tersebut," singkatnya.
Informasi diperoleh, korban sempat dibawa ke Instalasi Kamar Jenazah RSUD Sekarwangi, Cibadak. Namun untuk kepentingan autopsi korban dibawa ke RS Kramat Jati Jakarta.
Motif yang Terungkap dalam Penganiayaan Gadis Perempuan Cirebon
Polisi telah mengamankan delapan orang terkait adanya aksi kekerasan yang menimpa seorang remaja perempuan di Kabupaten Cirebon. Belakangan diketahui penganiayaan tersebut dipicu grup WA 'Ladies Timur'.
Adapun delapan orang yang telah diamankan oleh polisi masing-masing terdiri dari satu orang pelaku, dua orang perekam video dan lima orang saksi yang ada di lokasi saat peristiwa tersebut terjadi.
Kanit PPA Satreskrim Polresta Cirebon, Iptu Dwi Hartati mengatakan antara pelaku dan korban merupakan remaja perempuan yang sama-sama masih berusia 15 tahun. Mereka juga merupakan teman satu kelompok yang tergabung dalam grup Whatsapp bernama Ladies Timur.
"Jadi anak-anak ini memang membentuk satu grup WA yang namanya Ladies Timur," kata Dwi Hartati saat ditemui di Mapolresta Cirebon, Selasa (14/11/2023).
Dwi menuturkan, aksi kekerasan berawal dari rasa sakit hati pelaku terhadap korban. Rasa sakit hati itu timbul setelah pelaku mendapat ejekan dari korban.
Berangkat dari hal itu, pelaku kemudian mengajak korban untuk janjian di suatu tempat. Saat itu, pelaku juga turut membawa sejumlah teman-temannya yang juga remaja perempuan.
"Setelah mereka bertemu, terjadilah perbuatan kekerasan fisik tersebut. Si korban dijambak rambutnya sampai terjatuh. Kemudian korban juga dipukul dengan tangan kosong dan ditendang pada bagian paha," kata Dwi.
Menurut Dwi, aksi kekerasan itu terjadi pada Jumat (10/11) di salah satu tempat di Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon. Saat pelaku melakukan aksi kekerasan terhadap korban, ada beberapa remaja perempuan yang merekam peristiwa itu melalui kamera handphone.
Video yang menampilkan aksi kekerasan terhadap remaja perempuan itu pun viral setelah tersebar di media sosial dan grup-grup Whatsapp.
Setelah mendapat adanya informasi tersebut, polisi pun bergerak untuk mengamankan pelaku dan sejumlah remaja perempuan lainnya yang saat itu ada di lokasi kejadian. Selain itu, polisi juga turut memanggil orang tua dari masing-masing remaja perempuan tersebut.
Dwi menyebut, pelaku yang melakukan aksi kekerasan terhadap korban ada satu orang. Kemudian yang merekam aksi tersebut ada dua orang. Selain itu, saat aksi kekerasan itu terjadi, terdapat lima orang remaja perempuan yang ada di lokasi.
"Anak-anak sudah kita mintai keterangan semua. Orang tuanya juga kami undang. Kemudian dari (pemerintah) desa dan sekolah juga kita undang. Termasuk dari KPAID Kabupaten Cirebon juga kami undang untuk hadir di sini," kata Dwi.
Saat ini, aksi kekerasan yang melibatkan sejumlah remaja perempuan itu telah diselesaikan secara kekeluargaan. Pihak korban menyatakan tidak ingin melanjutkan kasus tersebut ke proses hukum selanjutnya.
"Orang tua daripada korban menginginkan agar kasus ini tidak dilanjutkan ke proses hukum selanjutnya, mengingat anak-anak ini masih sekolah semua. Sehingga orang tua dari korban meminta agar masalah ini diselesaikan secara kekeluargaan," kata Dwi.