Lee Shau-kee merupakan salah satu orang terkaya di Hong Kong. Ia mengumpulkan pundi-pundi hartanya dari bisnis properti, yang mengantarkannya di urutan ke-43 orang terkaya dunia.
Walau sekarang terkenal sebagai orang paling kaya di Hong Kong. Lee Shau-kee pernah mengalami, masa kecil yang tak menyenangkan. Lee Shau-kee lahir dari keluarga miskin di Guangdong, China pada 29 Januari 1928.
Dikutip dari detikFinance, saking miskinnya, keluarganya hanya sanggup mambeli ikan atau daging hanya dua kali dalam sebulan. Sisanya makan seadanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain untuk kebutuhan sehari-hari, keluarganya juga mengalami kesulitan finansial untuk akses ke pendidikan. Singkat cerita, Lee Shau-kee dan keluarga hijrah ke Hong Kong. Ketika dewasa Lee Shau-kee mulai bekerja di sebuah perusahaan trading valas dan emas.
Mengutip dari Global Leaders Today, kebanyakan orang China daratan yang merantau memiliki daya juang yang tinggi, yang menjadi bekal mereka meraih sukses. Itu juga yang dialami oleh Lee Shau-kee.
Lewat pengalamannya di lingkungan kerja itu, Lee mengembangkan jejaring sosialnya sambil belajar bahasa Inggris secara otodidak.
Pada 1958, Lee Shau-kee bermimpi menciptakan perusahaan properti. Lima tahun kemudian, setelah usai Perang Dunia II, dia terlibat dalam diskusi serius dengan miliarder terkenal Kwok Tak-Seng, yang pada akhirnya berujung pada inisiasi pembentukan perusahaan Sun Hung Kai Properties Limited, salah satu perusahaan properti paling diperhitungkan di Hong Kong.
Seiring berjalannnya waktu dan didukung oleh status Hong Kong sebagai pusat perdagangan moncer, harga properti naik tajam, nasib Lee Shau-kee berubah drastis. Dia pun menjadi miliarder.
Pada 1973, Lee cabut dari Sun Hung Kai. Dia mendirikan perusahaan sendiri yaitu Henderson Land. Pengalaman yang dimiliki Lee membawa perusahaannya dikenal tak hanya di Hong Kong melainkan juga ke China daratan.
Investasi Lee di China daratan pada tahun 1980-an lebih unggul dibandingkan investasi rekan-rekan sezamannya, sehingga memperkuat statusnya sebagai salah satu taipan real estat terkemuka di China. Henderson Land Group, yang mempekerjakan sekitar 8.000 staf tetap, saat ini memiliki cadangan lahan pertanian terbesar di antara pengembang properti Hong Kong dan dikenal luas sebagai salah satu perusahaan terkemuka di wilayah tersebut.
Pada tahun 2007, ketika berbicara tentang peluang di Hong Kong dan menjadi pionir di kawasan ini, Lee mengatakan, "Hong Kong tetap menjadi pusat keuangan yang kuat. Perusahaan ini memiliki lingkungan bisnis yang kuat, dan secara geografis, lokasinya strategis, berada di sebelah China. Selama ini, tidak ada kota yang bisa menandinginya."
Selain pengembangan properti, portofolio bisnis Lee yang terdiversifikasi mencakup berbagai industri, termasuk hotel, pariwisata, utilitas publik, dan layanan kesehatan. Ia dikenal luas karena kemampuannya mengubah usaha apa pun menjadi sukses, membuatnya mendapat reputasi sebagai 'sentuhan Midas.' Karena keterampilan kewirausahaannya yang luar biasa, ia dijuluki dengan berbagai julukan, termasuk 'Warren Buffett dari Hong Kong' dan 'Dewa Saham Asia'.
Pada tahun 2019, saat menginjak usia 91 tahun, Lee melepaskan posisinya sebagai Ketua dan Direktur Pelaksana perusahaan demi putranya, Peter dan Martin Lee sementara ia terus menjabat sebagai Direktur Eksekutif.
Saat ini, kekayaan Lee mencapai US$ 26,8 miliar atau setara Rp 418 triliun (kurs: Rp 15.600).
"Gunakan uang Anda untuk menghasilkan uang. Simpan 'ember emas pertama' Anda atau kekayaan kecil tetapi kemudian gunakan untuk investasi. Jangan hanya memarkir uang di bank." pesan Lee.
Artikel ini telah tayang di detikProperti dengan judul Taipan Properti Terkaya Dunia: Dulu Tak Sanggup Beli Ikan, Kini Hartanya Rp 418 T
(yum/yum)