Tren Tak Keramas 30 Hari, Pakar Kecantikan Ungkap Risikonya

Tren Tak Keramas 30 Hari, Pakar Kecantikan Ungkap Risikonya

Tim Wolipop - detikJabar
Rabu, 15 Nov 2023 04:30 WIB
Girl holding her hair in her hand. Hair care concept. Shampoo. Haircut needed.
Ilustrasi rambut (Foto: Getty Images/iStockphoto/Cristalov)
Jakarta -

Tidak keramas selama satu bulan agar rambut menjadi sehat kini menjadi tren di TikTok. Sejumlah TikTokters melakukan kegiatan ini dan membagikan aktivitasnya tersebut.

Dilansir Wolipop, jarang keramas dipercaya dapat melatih kulit kepala dan rambut agar terlihat lebih sehat dan indah. Para pengikut tren ini juga meyakini dengan tidak keramas hingga 30 hari akan mengurangi minyak pada kulit kepala, sehingga rambut akan 'terlatih' dan tidak perlu sering-sering dibersihkan.

Sampai saat ini, unggahan video dengan tagar #hairtraining telah ditonton 164,1 juta kali di TikTok. Tren ini pun ikut diikuti sejumlah bintang TikTok dan influencer sehingga makin populer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu video #hairtraining yang paling populer diunggah oleh kreator konten @cherries_87. Dia mengaku tidak keramas selama 33 hari dan dalam setahun ini, baru mencuci rambut tiga kali.

Video yang diunggah pada 7 April 2023 tersebut sudah dilihat 5,7 juta kali dan mendapatkan 613 ribuan likes. Akun @cherries87 mengklaim rambut jadi lebih sehat dan tak mudah rapuh.

ADVERTISEMENT

Saat tiba waktunya keramas, influencer dengan 922 ribuan follower ini akan merendam rambutnya terlebih dahulu dengan minyak rosemary dan memakai kondisioner semalaman. Pada pagi harinya, dia baru mulai keramas.

Sejumlah pakar buka suara terkait tren ini. Mereka mengaku tak setuju dengan klaim tersebut karena jarang keramas justru bisa membuat rambut rontok.

Seorang dokter estetika di Euromed Clinic Dubai Fariha Anwar mengatakan jarang keramas dalam waktu yang lama menyebabkan kelebihan sebum, zat berminyak yang melapisi kulit. Seiring waktu, sebum akan menumpuk di kulit kepala dan mendatangkan berbagai masalah.

"Masalah terbesar jika tidak mencuci rambut secara teratur adalah risiko terkena dermatitis seboroik, suatu kondisi kulit yang menyerang kulit kepala dan ditandai dengan merah-merah, gatal, dan meradang," kata Fariha, seperti dikutip dari Insider.

Dia menambahkan, kondisi tersebut dapat menyebabkan kulit kepala selalu terasa gatal hingga memicu keinginan untuk menggaruk. Terlalu sering menggaruk kulit kepala bisa memicu kerontokan rambut.

Sebuah studi tahun 2021 yang diterbitkan dalam jurnal Skin Appendage Disorders juga menemukan tidak sering mencuci rambut dapat membahayakan kulit kepala. Para peneliti menganalisa 1.500 orang di China dan mendapati bahwa responden yang keramas lima hingga enam kali seminggu memiliki kulit kepala yang lebih sehat.

Penelitian mereka juga menemukan bahwa jarang keramas dapat menyebabkan sensitivitas kulit kepala. Alhasil, meningkatkan risiko rambut rontok.

Seberapa sering seseorang harus keramas? Tergantung dari usia, jenis kulit, dan tekstur rambut. Menurut panduan American Academy of Dermatology Association, orang dengan rambut keriting dan tebal hanya perlu mencuci rambutnya seminggu atau dua minggu sekali.

Tapi bagi orang dengan kulit kepala dan jenis kulit berminyak harus mencuci rambutnya lebih sering. Minimal dua hari sekali atau bahkan setiap hari.


Artikel ini telah tayang di Wolipop. Baca selengkapnya di sini.

(iqk/iqk)


Hide Ads