Jelang musim hujan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung sedang menangani sejumlah titik yang rawan banjir atau genangan air. Sebab titik-titik itu jelas bermasalah dan bikin warga tak nyaman.
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung Didi Ruswandi mengatakan saat ini ada 12 titik rawan genangan. Lima di antaranya adalah titik potensi terjadi banjir atau ketinggian di atas 60 sentimeter, seperti di Margahayu, Cibaduyut, Pasirkoja, Leuwipanjang, dan Citarip.
Menurutnya, rumah pompa dan kolam retensi jadi salah satu cara terbaik untuk mengurai kemungkinan adanya genangan. Rencana pembangunan rumah pompa di tiga titik sudah ada sejak awal tahun lalu. Sejauh mana pembangunannya?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang yang sedang ada pembangunan tuh di Pasirkoja. Tapi sayang pembangunannya belum tuntas dan hujan sudah datang. Mudah-mudahan nanti begitu beres ini bisa mengurangi atau bahkan meniadakan banjir di persimpangan Pasirkoja dengan Soekarno Hatta," ujarnya di Balai Kota Bandung, Selasa (14/11/2023).
Kemudian pembangunan kedua ada di Cibaduyut. Pada proyek ini diharapkan bisa mengurangi banjir di terowongan Cibaduyut.
Sekadar diketahui, mengutip dari data LPSE Kota Bandung, untuk pagu anggaran pembangunan rumah pompa di Cibaduyut mencapai Rp 99.535.809, dengan nilai HPS proyek sama besar nominalnya. Anggaran proyek ini bersumber dari APBD 2023.
"Lalu yang sekarang mau berkontrak setelah kemarin ada sanggahan itu, yang di Leuwipanjang. Kemudian di Margahayu sedang berjalan juga pembangunan kolam retensi, kita harapkan bisa mengurangi genangan di pesantren di Rancabolang-Ciwastra. Itu juga diharapkan mengurangi genangan juga di Margahayu," ucap Didi.
Akan tetapi, pembangunan demi pembangunan yang dilakukan ada yang belum sempurna. Diakui Didi, kolam retensi di Dian Permai belum optimal menangani genangan. Sehingga dalam waktu dekat akan dilakukan penambahan dan perbaikan.
Tak cuma itu, yang jadi kendala adalah masih ditemukannya tumpukan sampah di jalur-jalur drainase. Seperti di Citarip, kata Didi, setiap sudah dibereskan selalu ada sampah lagi. Penanganan seperti ini yang sering kali membuat genangan-genangan.
"Kemudian kolam retensi Gedebage mudah-mudahan itu beres mengurangi runoff ke Adipura. Perbatasan dengan Sapan, kita juga sedang membikin kolam retensi. Mudah-mudahan itu bisa mereduksi banjir yang di depan kantor Dishub. Citarip ini belum optimal karena sampahnya masih kendala. Jadi kita buka besar-besar celah ke pompa, tapi ada sampah yang nutup. Jadi ini sedang terus diperbaiki," ujarnya.
"Jadi tahun ini ada tiga rumah pompa, kolam retensi empat tapi tinggal dua lagi di Margahayu dan Rancabolang. Kontraknya rumah pompa tanggal 27 Desember, berarti ketiganya dipastikan bisa akhir tahun ini kalau lancar," katanya menambahkan.
Ia pun berharap adanya kontribusi masyarakat agar tak membuang sampah ke aliran sungai, drainase, atau jalanan.
(aau/orb)