Analisis Psikolog Unpad soal Kejiwaan Enuh Nugraha Lulusan ITB

Analisis Psikolog Unpad soal Kejiwaan Enuh Nugraha Lulusan ITB

Wisma Putra - detikJabar
Jumat, 10 Nov 2023 08:00 WIB
Sukaryo Adiputra (kanan), pemilik akun Youtube Sinau Hurip, bersama Enuh Nugraha (kiri) di Kudus, Kamis (9/11/2023).
Sukaryo Adiputra (kanan), pemilik akun Youtube Sinau Hurip, bersama Enuh Nugraha (kiri) di Kudus, Kamis (9/11/2023). (Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng)
Bandung -

Alumni ITB yang dikenal jenius yakni Enuh Nugraha (46) akhirnya ditemukan di Rembang setelah terkatung-katung di jalanan. Enuh alami gangguan kejiwaan setelah diduga alami stres berat.

Psikolog Fakultas Psikologi Unpad Aulia Iskandar mengatakan, ada tiga faktor yang dapat menyebabkan orang mengalami gangguan kejiwaan berat.

"Dalam persepsi psikologis orang bisa memiliki gangguan jiwa berat bisa lihat dari tiga faktor. Faktor pertama, predisposisi, contohnya apakah ada faktor genetik, keturunan, apakah keluarga yang membesarkannya ada masalah, itu faktor predisposisi," kata Aulia dihubungi detikJabar via sambungan telepon, Kamis (9/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua, dilihat apakah ada trigger yang meletuskannya, misal apakah ada situasi spesifik atau stres yang berat dan membuat dia kewalahan. Ketiga, kita harus lihat juga apakah ada reinforcing factors atau faktor-faktor yang membuat gangguan itu terjadi.

"Contoh misal seseorang mungkin punya reinforcing factors itu orang tuanya yang memiliki gangguan jiwa berat juga, dia sudah satu poin tuh. Kedua, pada saat dia kerja di PHK dan itu merupakan tekanan yang berat buat dirinya," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Kemudian faktor-faktor lingkungan misal yang tidak mendukung, orang-orang mengucilkan setelah dia gagal, kemudian dihujat, dibilang yang lain-lain. Serta, lingkungan menekan dan membuat dia lebih parah.

"Dalam dinamika psikologis harus dilihat faktornya, karena sesuatu tidak muncul tiba-tiba. Seperti orang yang punya post traumatic disorder yang waktu kejadian tsunami Aceh mungkin dia tidak punya reinforcing factors, dia tidak punya faktor yang membuat dia secara genetik punya gangguan, tapi dia dihadapkan pada situasi dahsyat yang mengancam jiwa dan tidak bisa dia lupakan," jelasnya.

"Ini terjadi pada veteran perang, orang yang mengalami pemerkosaan, orang yang alami accident, itu karena faktor pencetusnya," tambahnya.

Disinggung terkait Enuh masih dapat diajak berbicara dan masih mengingat memori hidupnya dulu, Aulia sebut Enuh sudah alami gangguan kejiwaan.

Menurutnya, orang yang alami gangguan jiwa berat atau disebut ODGJ harus dilihat dulu bahwa tak selamanya dia benar-benar tak bisa berkomunikasi. Kadang untuk hal-hal tertentu gejalanya masih bisa ngobrol, hanya saja ada gejala yang menetap.

"Contohnya adanya halusinasi, kemudian adanya emotional flatness, itu suasana hatinya datar gitu, tidak peka pada orang lain, kemudian dia tidak merasa hangat jadi ada hal-hal begitu menetapkan, tapi ketika diajak ngobrol ditanya ilmu mungkin masih ingat tapi ada simtom-simtom gangguan jiwa berat yang mungkin tidak hilang, salah satunya ada delusi, halusinasi, mungkin juga ada flight of ideas atau pola pikir yang meloncat-loncat," terang Aulia.

Misal, dia sedang ngobrol apa, namun tiba-tiba muncul ide apa, sehingga obrolan tersebut menjadi tidak nyambung. Disinggung apakah Enuh bisa sembuh? Aulia menyebut, harus dilakukan terapi secara kompeherensif terhadap Enuh.

"Terapi itu, harus terapi yang konferhensif, pertama mau gak mau ada meditasi, terapi pengobatan, ditambah sikoterapi, ditambah intervensi perilaku yang bisa mengembalikan dia ke kehidupannya nyata. Contohnya ada yang namanya okupasional terapi, jadi terapi bekerja, entah itu berkebun, merapihkan tanaman atau membuat kerajinan, jadi kalau di pusat rehabilitasi gangguan jiwa ditangani secara konferhensif. Walaupun tidak akan normal seperti sebelumnya," pungkasnya.

(wip/yum)

Sorot Jabar

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikjabar



Hide Ads