Meneropong Peluang dan Tantangan Jalan Tol Getaci bagi Priangan Timur

Meneropong Peluang dan Tantangan Jalan Tol Getaci bagi Priangan Timur

Faizal Amiruddin - detikJabar
Rabu, 08 Nov 2023 05:30 WIB
Jalan tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci) akan mulai dibangun dalam waktu dekat. Jalan tol ini digadang-gadang akan menjadi jalan tol terpanjang di Indonesia.
Potret Tol Getaci, Calon Tol Terpanjang di Indonesia Foto: (Dok. PT Waskita Karya)
Tasikmalaya -

Meski belum terwujud namun keberadaan jalan tol Gedebage-Tasikmalaya - Cilacap (Getaci) dapat dipastikan menyimpan peluang dan tantangan bagi masyarakat Priangan Timur Jawa Barat. Sejumlah pemangku kebijakan mulai pasang kuda-kuda melakukan penyesuaian atau antisipasi terkait pembangunan sarana infrastruktur publik itu.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Tasikmalaya, Aswin Kosotali mengatakan pembangunan jalan tol Getaci menjadi kunci dalam mempercepat interkonektivitas dan memperluas skala ekonomi di Priangan Timur.

Namun di balik dampak positifnya, keberadaan jalan tol juga mimiliki risiko negatif terhadap perekonomian, sehingga hal itu perlu diantisipasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di sisi lain adanya jalan tol juga memiliki risiko negatif terhadap perekonomian daerah apabila tidak dipersiapkan dengan baik," kata Aswin saat menggelar diskusi arah kebijakan pembangunan daerah pasca pembangunan jalan tol Getaci di aula gedung Bank Indonesia Tasikmalaya, belum lama ini.

Dia menjelaskan dampak positif sekaligus urgensi dari pembangunan jalan tol Getaci setidaknya ada empat poin, yaitu meningkatkan konektivitas, mendukung jalur logistik, solusi kemacetan dan sebagai upaya pemerataan antara Jabar Utara dengan Jabar Selatan.

ADVERTISEMENT

"Jalan tol Getaci menjadi jembatan bagi Priangan Timur untuk menghubungkan antar wilayah, mendorong investasi dan pengembangan ekonomi khususnya sektor pariwisata," kata Aswin.

Dari sisi pengendalian inflasi, lanjut Aswin, jalan tol dapat menjaga kelancaran distribusi dan mengefisiensikan pergerakan barang dan jasa.

Namun demikian dia mengingatkan jalan tol memiliki risiko terhadap perekonomian daerah apabila tidak mempersiapkan dengan baik, di antaranya berkaitan dengan isu lingkungan seperti banjir atau terganggunya jalur irigasi pertanian.

Dampak lainnya adalah perubahan pola aktivitas penduduk, adanya akses yang mudah membuat masyarakat berpotensi membelanjakan uangnya di luar daerah.

"Terjadi perubahan pola aktivitas penduduk. Sebagaimana survei Bank Indonesia menyatakan bahwa generasi digital di Priangan Timur cenderung untuk beraktivitas di luar Priangan Timur. Aktivitas ini menyangkut konsumsi dari segi kuliner, fesyen, kriya, hiburan dan lain-lain," kata Aswin.

Atas adanya dampak positif dan negatif dari pembangunan jalan tol Getaci tersebut, menurut Aswin ada beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh Kota dan Kabupaten di wilayah Priangan Timur.

Salah satu langkah yang harus dilakukan adalah melakukan pemetaan kebutuhan. Dalam hal ini Pemerintah Daerah perlu memetakan kebutuhan terkait upaya pemanfaatan tol Getaci seperti daerah exit tol Getaci, potensi ekonomi di sekitar exit tol, potensi ekonomi wilayah, dan tantangan serta risiko dari adanya pembangunan tol.

Langkah lainnya adalah menyusun peta jalan pembangunan yang selaras antara keberadaan jalan tol dengan rencana pembangunan daerah. "Perlu adanya peta jalan pembangunan yang saling terkait antara pembangunan tol dengan rencana pembangunan daerah jangka pendek, menengah dan panjang," kata Aswin.

Sementara itu Pj Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah mengatakan pihaknya akan bersiap melakukan respons atas adanya rencana pembangunan jalan tol Getaci.

Salah satu langkah yang dilakukan adalah melakukan penyesuaian dokumen rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan rencana detail tata ruang (RDTR). Keberadaan jalan tol nantinya akan diselaraskan dengan dokumen rencana pembangunan itu.

"Banyak hal yang perlu dilakukan, diantaranya RTRW dan RDTR harus sudah menyesuaikan," kata Cheka. Selain itu dia juga mengatakan penyesuaian juga harus dilakukan menyikapi potensi terjadinya dampak sosial dan ekonomi dari jalan tol tersebut.

Getaci Seksi I (Gedebage - Ciamis) Ditargetkan Selesai 2029

Sementara itu dalam dokumen perencanaan pembangunan Kementerian PUPR, pembangunan tol Getaci dibagi menjadi dua seksi. Pertama seksi I Gedebage - Ciamis dan seksi II Ciamis - Cilacap.

Kemudian dalam pelaksanaannya seksi I Gedebage - Cilacap itu dibagi lagi menjadi dua tahap pelaksanaan, tahap 1 Gedebage - Garut Utara dan tahap 2 Garut Utara - Ciamis. Dalam timeline yang disusun, pembangunan seksi I Gedebage - Ciamis itu ditargetkan selesai atau beroperasi pada tahun 2029.

Rencana itu dipaparkan oleh Dedy Gunawan, Kepala Sub Direktorat Perencanaan Teknis Jalan Bebas Hambatan Kementerian PUPR saat menghadiri diskusi arah kebijakan pembangunan daerah pasca pembangunan jalan tol Getaci di aula gedung Bank Indonesia Tasikmalaya, Kamis (2/11/2023).

"Kami prioritaskan seksi Gedebage sampai Ciamis, sekitar 100 kilometer. Itu pun dibagi lagi, sampai Garut Utara dulu lalu sampai Ciamis," kata Dedy.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads