Sebanyak 1.580 siswa SMP di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat putus sekolah atau tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA dan SMK. Faktor ekonomi diduga menjadi alasan utama generasi emas Cianjur tak melanjutkan pendidikan.
Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur Helmi mengatakan, berdasarkan data kelulusan siswa SMP di tahun ini mencapai 32.120 siswa. Namun jumlah siswa yang meneruskan ke pendidikan SMA atau SMK sederajat hanya 30.540 siswa.
"Jadi ada sebanyak 1.580 siswa yang tidak melanjutkan pendidikan. Baik putus sekolah atau tidak melanjutkan ke pendidikan formal," kata dia, Jumat (3/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Helmi, dari angka 1.580 siswa tersebut, sebanyak 1.022 siswa memilih untuk melanjutkan pendidikan ke pondok pesantren non formal, dan 558 siswa putus sekolah atau tidak melanjutkan pendidikan sama sekali.
"Tapi itu data kemarin, kemungkinan berkurang karena beberapa sudah ada yang kami arahkan untuk melanjutkan pendidikan baik secara formal ataupun mengikuti paket C," kata dia.
Helmi mengungkapkan angka putus sekolah dari tingkatan SMP masih sangat tinggi disebabkan faktor ekonomi. "Jadi untuk SMA atau SMK kan masih ada bayaran, beda dengan SD dan SMP yang gratis dengan program wajib belajar. Makanya banyak yang terkendala di biaya," ucapnya.
Namun, dia menyebut jika jumlah angka putus sekolah di tahun ini lebih sedikit di tahun sebelumnya. "Di tahun lalu yang putus sekolah dari jenjang SMP itu mencapai 4.400 siswa. Kalau tahun ini kan 1.589 siswa. Jadi cenderung turun," kata dia.
"Namun ini tetap jadi perhatian kita, bagaimana ke depannya setiap tahun seluruhnya meneruskan pendidikan. Tidak ada lagi yang putus sekolah hingga jenjang SMP di Cianjur," ucap dia menambahkan.
Sementara itu, Kepala Bidang SD Disdikpora Kabupaten Cianjur Aripin, mengatakan untuk jenjang pendidikan SD seluruhnya meneruskan pendidikan ke SMP.
"Untuk tahun ini dari SD seluruhnya meneruskan ke SMP. Untuk data jumlahnya masih direkap. Tapi laporan dari setiap Kordik itu tidak ada yang putus sekolah untuk jenjang SD," pungkasnya.
(sud/sud)










































