Dalam aksi ini, mahasiswa menuntut ingin bertemu dengan Pj Gubenur Jawa Barat Bey Machmudin. Sebab menurut mahasiswa, dalam dua aksi yang dilakukan sebelumnya, mereka sama sekali tidak ditemui oleh perwakilan dari Pemprov Jabar.
Baca juga: Suasana Mencekam di Gedung Sate Bandung |
"Aksi ini adalah aksi ketiga, yang pertama aksi simbolik, yang keduanya aksi massa, dan ini juga aksi massa yang ketiga. Tiga aksi sebelumnya sama sekali tidak ada tanggapan, tidak ada kemudian kejelasan juga," kata salah satu kordinator aksi, Faadz Haqqi Al-Majhar (21).
Faadz menuturkan sebenarnya mahasiswa telah mencoba menghubungi pihak Pemprov Jabar untuk melakukan audiensi. Namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil sama sekali.
"Kami sebenarnya sudah diberikan kontak dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan kemudian berhubungan, berkomunikasi. Namun pada akhirnya, beberapa hari ke belakang beliau menghilang, tidak memberikan lagi informasi, tidak memberikan lagi kejelasan," jelasnya.
"Akhirnya, kami memutuskan untuk kembali datang ke sini, ke Gedung Sate, untuk menjemput paksa informasi yang kemudian hari ini kita rasa hilang, kita rasa dibutuhkan oleh mahasiswa, oleh massa aksi, untuk nantinya disampaikan kepada masyarakat," lanjutnya.
Karena itulah, dia mengungkapkan mahasiswa ingin sekali bertemu Bey Machmudin atau minimalnya pejabat lain di Pemprov Jabar yang punya kapabilitas untuk menjawab keluhan dari mahasiswa.
"Kami ingin di sini untuk dapat hadir, untuk dapat berdialog secara terbuka dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, khususnya staff, ataupun memang Pj Gubernur, yang sekiranya memang dapat, ataupun memiliki kapabilitas untuk menjawab pertanyaan kami," tegas Faadz.
Lebih lanjut, dia memaparkan, mahasiswa membawa sejumlah isu yang ingin disampaikan yang diantaranya adalah terkait evaluasi kepemimpinan Presiden Joko Widodo hingga isu-isu lokal permasalahan yang ada di Jabar.
"Yang pertama isu primer, yaitu isu terkait dengan evaluasi sembilan tahun rezim Jokowi, keduanya isu sekundernya itu adalah isu regional. Dan yang ketiganya adalah isu mengenai HAM," tutup Faadz. (bba/sud)