Melansir detikInet, meskipun sebagian besar daratan yang terkubur di bawah lapisan es telah terkikis selama ribuan tahun oleh pergerakan massa es, data satelit menunjukkan bahwa wilayah yang berdekatan dengan cekungan subglasial Aurora dan Schmidt sebagian besar masih utuh hingga 34 juta tahun.
"Kami dapat melihat bahwa ada sesuatu seperti lanskap di bawah es," kata rekan penulis studi Stewart Jamieson, seorang profesor geografi di Durham University di Inggris, dikutip dari Live Science.
"Pada suatu waktu di masa lalu, ada sungai yang mengalir di atasnya, yang secara otomatis berarti bahwa itu terjadi sebelum lapisan es tumbuh," ujarnya.
Jamieson dan rekan-rekannya menggunakan data yang sudah ada untuk memetakan gundukan dan palung di permukaan es yang mencerminkan perubahan ketinggian pada lanskap di bawahnya.
Gradien kecil ini mengungkapkan sebuah pulau kecil topografi yang terkubur dua kilometer di bawah permukaan dan tiga blok tanah yang dipisahkan oleh lembah berbentuk U.
Menurut Jamieson, blok-blok tersebut kemungkinan besar membentuk daratan yang berkesinambungan. Namun ketika benua super kuno Gondwana, termasuk Antartika, pecah pada periode Kapur (145 juta hingga 66 juta tahun lalu), kekuatan tektonik mungkin telah mengoyak benua tersebut.
"Sebagai bagian dari menjauhnya benua, hal ini mungkin memperluas lanskap kita dan memecahnya menjadi tiga blok," kata Jamieson.
Ketika iklim mendingin setelah Zaman Kapur, lapisan es mungkin terbentuk di atas setiap blok dan membentuk lembah saat es mencair dan air menetes dari puncak.
Baca juga: 3 Warga Jabar Diisolasi gegara Cacar Monyet |
"Sungai-sungai itu mungkin mengalir menuju pantai, yang berjarak beberapa ratus kilometer jauhnya, pada saat pantai tersebut mulai terbuka," kata Jamieson.
Artikel ini sudah tayang di detikInet, baca selengkapnya di sini. (mso/mso)