Fakta Menarik Kota Sukabumi, dari Sejarah hingga Mitos

Fakta Menarik Kota Sukabumi, dari Sejarah hingga Mitos

Hanifah Salsabila - detikJabar
Senin, 23 Okt 2023 07:30 WIB
Alun-alun Kota Sukabumi.
Alun-alun Kota Sukabumi (Foto: Siti Fatimah/detikJabar)
Bandung -

Kota Sukabumi adalah salah satu daerah di Jawa Barat yang memiliki pesona alam yang indah. Berlokasi di kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango, Sukabumi memiliki iklim yang sejuk dan nyaman untuk dikunjungi. Berada di tengah Jakarta dan Bandung membuat kota ini kerap menjadi tempat transit.

Kota Sukabumi dikategorikan sebagai kota terkecil ketiga di Jawa Barat setelah Kota Cirebon dan Kota Cimahi. Luas Kota Sukabumi adalah 48,33 km².

Sejarah

Pada awalnya, saat pemerintahan Hindia Belanda, nama Sukabumi digunakan untuk menyebutkan dua daerah. Di antaranya adalah Kota Sukabumi yang berlokasi di kaki Gunung Gede-Pangrango dan Kabupaten Sukabumi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nama Sukabumi pertama kali digunakan dalam sebuah laporan survei pembukaan lahan perkebunan. Laporan ini ditulis oleh ahli bedah dan administrator perkebunan kopi dan teh bernama Andries de Wilde. Pada laporan tersebut, ia menulis tempat ia beristirahat sebagai Soeka Bumi di Kampung Tjikole.

Pada 1914, Pemerintah Hindia Belanda menetapkan Sukabumi sebagai kota. Namun, selama 12 tahun berdiri sebagai kota, tidak ada kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan karena belum adanya sosok yang menjabat. Baru pada 1926 lah, Mr. G.F. Rambonet diangkat menjadi Wali Kota Sukabumi.

ADVERTISEMENT

Jika daerah Kabupaten Sukabumi saat itu dijadikan kawasan perkebunan kopi di zaman penjajahan Belanda, Kota Sukabumi adalah kawasan perkebunan teh. Meskipun pada awalnya budidaya teh tidak begitu baik, teh yang dihasilkan di Kota Sukabumi berhasil masuk ke pasar Eropa.

Mitos

Sebagian besar daerah di Indonesia memiliki cerita yang disampaikan secara turun temurun. Cerita ini mengandung unsur mistis. Konon katanya, mitos yang berkembang di masyarakat memiliki tujuan agar penduduk lebih menghormati dan menjaga alam.

Terdapat beberapa mitos di Kota Sukabumi. Mitos pertama adalah penunggu ular besar tanpa kepala. Di jalan Stadion Suryakencana, terdapat sebuah batu hitam besar yang disebut-sebut sudah berusia ribuan tahun. Cerita batu ini adalah seseorang menyebutkan bahwa ia pernah melihat seekor ular besar tanpa kepala di batu tersebut.

Batu tersebut memiliki bentuk yang tidak beraturan dengan tinggi sekitar 50 centimeter. Saat pembangunan stadion dilakukan, batu ini sempat akan dipindahkan, tetapi sekalipun menggunakan alat berat, batu ini tak bisa diangkat.

Melihat fenomena ini, ada sebuah penjelasan yang bisa diterima. Disebutkan bahwa saat Kota Sukabumi mulai dipadati penduduk, batu ini digunakan sebagai paku lembur. Terdapat satu kebiasaan di mana ketika sebuah perkampungan baru dibuka, sebuah batu besar yang tidak bisa dipindahkan digunakan sebagai penanda.

Mitos kedua datang dari Kecamatan Gunungpuyuh. Di sana, terdapat jalan yang diberi nama Jalan Karamat. Penamaan ini disebut-sebut karena terdapat makam seorang ulama penyebar agama Islam. Ulama tersebut dianggap memiliki keistimewaan atau karomah. Masyarakat mengenalnya sebagai Eyang Suryanagara.

Kisah yang beredar adalah ketika melintasi jalan ini, tidak dibenarkan untuk berbicara kotor. Jika petuah itu dilanggar maka akan terjadi sesuatu yang tidak baik, seperti kesurupan. Petuah ini muncul karena jalan ini disebut sebagai kawasan Muslim.

Berikutnya ada di Curug Cikaso. Di lokasi wisata ini, terdapat tiga air terjun yang dipercaya memiliki penunggu yang berbeda. Tidak ada yang tahu kebenarannya bagaimana, tetapi pengunjung yang datang ke sana diminta untuk tetap menjaga sikapnya.

Fakta Unik

Seperti daerah lainnya, Kota Sukabumi memiliki beberapa hal menarik. Berikut rangkumannya yang telah dihimpun detikJabar dari berbagai sumber.

Angkot Warna-warni

Di era teknologi yang kian maju saat ini, kendaraan umum seperti angkot mulai ditinggalkan. Di Kota Sukabumi, angkot-angkot disulap cantik dengan warna-warna yang unik dan menarik sesuai arah tujuannya. Warna seperti merah jambu dan ungu menghiasi jalan Kota Sukabumi.

Mochi Khas Sukabumi

Mochi yang dikenal orang-orang saat ini berasal dari Jepang atau Cina. Padahal, Indonesia juga memiliki mochi, salah satunya berasal dari Sukabumi. Bahkan, mochi Jepang disebut-sebut bermula dari ajaran seorang koki Sunda. Mochi dengan kulit yang dibuat dari beras ketan itu sudah mulai dibuat di Sukabumi sejak masa kerajaan Sunda, jauh sebelum penjajahan Jepang.

Arti Nama Sukabumi

Terdapat dua versi bagaimana nama Sukabumi diartikan. Pertama berasal dari bahasa Sunda, "suka" dan "bumen" yang berarti menetap. Jika digabungkan, Sukabumi berarti tempat yang disukai untuk menetap. Disebutkan bahwa ini karena Sukabumi memiliki iklim yang sejuk. Versi kedua mengartikan "suka" dan "bhumi" dari bahasa Sansekerta. Suka yang berarti senang, dan Bhumi yang berarti bumi atau tanah. Sehingga Sukabumi diartikan sebagai tanah atau bumi yang disenangi.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads