Jembatan Bagbagan Menolak Mati, Relawan Dorong Jadi Spot Wisata

Jembatan Bagbagan Menolak Mati, Relawan Dorong Jadi Spot Wisata

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Selasa, 24 Okt 2023 11:00 WIB
Aksi relawan Paguris di Jembatan Bagbagan
Aksi relawan Paguris di Jembatan Bagbagan (Foto: Dokumentasi Paguris)
Sukabumi -

Sebuah jembatan gantung bersejarah membentang sepanjang kurang lebih 117,5 meter membelah derasnya Sungai Cimandiri, menghubungkan Palabuhanratu dan wilayah Pajampangan di Kabupaten Sukabumi.

Jembatan gantung kini tidak lagi digunakan, sejak dibangun jembatan konvensional yang difungsikan sejak tahun 1992 oleh Kementrian PU, Dirjen Binamarga. Kesan terbengkalai kini menghiasi jembatan bersejarah itu. Salah satu komunitas petualang berharap jembatan itu tetap hidup.

"Kami sangat ingin jembatan itu tetap dipertahankan, ini adalah bagian dari sejarah. Warisan untuk generasi mendatang, makanya banyak kami melakukan berbagai cara agar jembatan ini tetap mendapat perhatian, tetap hidup," kata Suminta, relawan dari komunitas Petualang Alam Gunung Rimba Sukabumi (Paguris), Selasa (24/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hampir setiap tahuan, Suta panggilan akrab Suminta melakukan kegiatan petualangan di lokasi itu bersama komunitasnya. Aksi-aksi menguji adrenalin hingga bersih-bersih sungai di bawah jembatan.

"Jembatan ini jangan sekadar menjadi besi tua, ini harus menjadi tanggung jawab bersama mengingat titik jembatan ini berada adalah gerbang menuju kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu yang diakui oleh UNESCO. Kalau dipelihara dengan baik, bukan tidak mungkin jadi lokasi wisata sejarah," ujarnya.

ADVERTISEMENT

"Kegiatan yang pernah kami lakukan di Jembatan Gantung Bagbagan adalah kegiatan yang memang ada kaitannya dengan olahraga petualangan. Kami pernah memasang Flying Fox di samping jembatan. Kami pernah memasang Selfie Hamock dan kami juga pernah melaksanakan turun tali kegiatan rapeling," sambung dia.

Aksi relawan Paguris di Jembatan BagbaganAksi relawan Paguris di Jembatan Bagbagan Foto: Dokumentasi Paguris

Suta menyebut, dengan banyaknya aktivitas di jembatan itu diharapkan bisa memantik kesadaran termasuk pemerintah agar lokasi itu tidak dibiarkan dan mati. Banyak potensi yang bisa digali dari tempat tersebut.

"Banyak yang mungkin tahu, banyak titik-titik cantik untuk berfoto di lokasi itu. Latar belakang megahnya Gunung Jayanti, ikoniknya jembatan gantung dan lain-lain. Di saat banyak pihak sengaja membangun jembatan gantung dengan modal tidak sedikit kenapa tidak jembatan gantung yang ada dengan nilai sejarah luar biasa ini dipertahankan di rawat di percantik," ungkap Suta.

Suta tidak menampik, saat ini kondisi jembatan bersejarah itu banyak ditumbuhi pepohonan liar. Licin karena tidak ada perawatan, landasan bolong-bolong. Ia berharap pemerintah bergerak melakukan perbaikan.

"Kami juga sering melakukan bersih-bersih di jembatan tersebut, kenapa kegiatan itu kami lakukan, karena bentuk kepedulian kami kaum muda terhadap aset sejarah Sungai Cimandiri sebagai aset sejarah yang patut dipertahankan. Apa yang kami lakukan itu bentuk promosi bahwa Jembatan Bagbagan masih ada. Kami terus bergerak untuk mempromosikan jembatan gantung tersebut ini rutin kami lakukan setiap tahun," pungkasnya.

Diketahui, Jembatan Bagbagan, disebut juga Kabelbrug Tjimandiri, atau Hangbrug Tjimandiri karena melintasi sungai Cimandiri. Jembatan itu dibangun tahun 1914 oleh BOW (Burgelijk Openbare Werken). Jembatan itu diketahui beberapa kali dihancurkan oleh banjir.

Sampai kemudian tahun 1918 Jembatan Kabel kemudian dipesan melalui beberapa kontraktor diantaranya workshop Der FA Becker & Co Surabaya dan pada tahun 1923 November jembatan baru selesai setelah gagal diresmikan tahun sebelumnya.

(sya/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads