Perjuangan Komunitas di Bandung Selamatkan Kucing Terlantar

Perjuangan Komunitas di Bandung Selamatkan Kucing Terlantar

Hanifah Salsabila - detikJabar
Senin, 23 Okt 2023 23:00 WIB
Peserta volunteer Street Feeding Bareng Relawan Gesit Bandung di ITB Kampus Jatinangor memberi makanan pada kucing, Minggu (22/10/2023).
Peserta volunteer Street Feeding Bareng Relawan Gesit Bandung di ITB Kampus Jatinangor memberi makanan pada kucing, Minggu (22/10/2023). (Foto: Hanifah Salsabila/detikJabar)
Bandung -

Sebagai bentuk kritik kepada pemerintah, beberapa mahasiswa dari berbagai kampus di Bandung dan sekitarnya membuat komunitas Relawan Gesit Bandung. Salah satu aksinya yaitu melakukan aktivitas sosial seperti menyelamatkan kucing terlantar.

Salah satu pengurus Relawan Gesit Bandung Manda mengatakan di bulan Oktober 2023 ini, kegiatan bertajuk 'Street Feeding Bareng Relawan Gesit Bandung' menjadi fokus mereka. Selama tujuh hari atau sejak Kamis (12/10/2023), mereka memberi makan kucing tak bertuan. Mulai dari kampus Universitas Padjadjaran hingga kampus ITB Jatinangor serta beberapa penampungan kucing.

Lingkungan perguruan tinggi dipilih karena adanya potensi rekrutmen relawan jangka panjang. Dilihat dari relawan yang berpartisipasi, memang mahasiswa yang mendominasi. Sementara tempat penampungan kucing dipilih dengan mempertimbangkan kebutuhan dan banyak kucing yang ditampung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Manda mengatakan tujuan kegiatan ini adalah untuk mengajak sebanyak mungkin orang untuk bergabung dan berbagi pada siapapun yang membutuhkan. Tak terkecuali hewan seperti kucing. Kegiatan sukarelawan ini disebut sebagai jembatan dalam merekrut anggota relawan tetap yang kemudian bisa mengikuti kegiatan sosial lainnya.

"Kita juga ada program oprec (open recruitment) untuk keanggotaan jangka panjang. Karena untuk beberapa relawan yang daftar sekarang itu rata-rata emang tertarik untuk satu kegiatan aja. Sedangkan untuk oprec, itu menarik sebanyak-banyaknya orang untuk mereka ikutnya secara berkelanjutan," jelas Manda belum lama ini.

ADVERTISEMENT

Selain anggota tetap yang tergabung dalam Relawan Gesit, kegiatan ini juga melibatkan relawan lepas untuk berpartisipasi berbagi bersama pada kucing jalanan di Kota Bandung. Manda menyebutkan bahwa ada banyak orang yang mendaftarkan diri pada kegiatan kali ini, tetapi karena mahasiswa sebagai pendaftar memiliki kesibukan yang berbeda, banyak yang akhirnya tidak hadir.

"Yang daftar itu banyak, cuman emang yang datang itu nggak sebanyak itu, jd 50% dari yang daftar, itu oke aja," sebut Manda.

Dukungan dari Yayasan Salam Setara diwujudkan dalam bentuk makanan yang dikirimkan atas donasi yang diberikan oleh orang-orang lewat salah satu platform donasi terbuka di Indonesia. Sebanyak 1 ton makanan kering dan makanan basah untuk kucing disalurkan ke Yayasan Salam Setara cabang Bandung.

Pada hari kegiatan, relawan diminta untuk membawa botol bekas. Botol ini nantinya akan diisi dengan makanan kucing kering yang sudah disiapkan oleh tim Relawan Gesit.

Setelah botol terisi, relawan akan dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mengitari lokasi. Sebelum memulai perjalanan, relawan juga dibekali beberapa wadah makanan dan tambahan makanan basah yang biasanya lebih menggoda untuk kucing.

Berbagi dengan Penampungan Kucing Terlantar

Sementara kegiatan di tempat penampungan kucing milik Cindy, kegiatan lebih bersifat donasi daripada street feeding. Di sini, para relawan diajak untuk berinteraksi lebih intens dengan kucing yang dirawat oleh Cindy. Mulai dari anak kucing yang bahkan belum membuka mata, sampai kucing dewasa yang sensitif jika disentuh oleh kucing lain.

Salah seorang relawan membagikan ceritanya pada detikJabar. Gendhu, mahasiswa Universitas Terbuka mengaku sedih melihat kondisi kucing yang ia temui saat street feeding. Namun, aksi berbagi yang ia lakukan bersama relawan lain memunculkan perasaan senang karena bisa berinteraksi dan berbagi dengan hewan yang membutuhkan seperti kucing.

"Kadang suka miris ngeliat kucing-kucing, apalagi pasar Gedebage. Itu banyak banget kucing yang terlantar dan banyak yang sakit juga gitu. Terus juga kalau ke shelter kucing, itu banyaknya kucing yang dibuang gitu. Banyak yang ditendang sama tetangga, bahkan ada juga yang meninggal karena ditabrak sama tetangga juga gitu," tuturnya.

Pemilik penampungan kucing yang dikunjungi relawan juga menyebutkan bahwa aksi nyata yang ia lakukan ini juga bermula dari melihat kondisi kucing yang terlantar di pasar. Cindy telah mendedikasikan dirinya pada penampungan kucing sejak penghujung tahun 2019 lalu.

"Dulu awalnya, kan suka banyak yg buang anak kucing ke pasar, usia segede gitu (2-3 bulan), kadang sama mamahnya kadang enggak. Kan kalo naik motor nggak kelihatan ya, tiba-tiba ketabrak. Jadi daripada orang buang ke pasar, ke jalan, mending antar ke sini. Nanti dirawat, open adopt, daripada terlantar dipukul orang," terang Cindy.

Tak jarang Cindy juga menemukan kucing yang ditinggalkan orang di depan rumah penampungan kucingnya. Ia mengaku tak mau ambil pusing dan marah. Dengan tangan terbuka, ia menampung kucing-kucing tersebut hingga nanti kucing tersebut siap untuk diadopsi oleh orang lain. "Dari instagram kan tau ada alamat, jadi ditaruh di depan (rumah), tiba-tiba ada," katanya.

Kondisi kucing di sini cukup mengkhawatirkan. Ini karena memang Cindy kerap mengambil kucing jalanan untuk dirawat. Umumnya, kucing yang diambil memiliki kondisi kesehatan yang tidak baik, sehingga perlu ada penanganan dari dokter hewan yang memakan biaya besar. Untuk memberikan pengobatan yang baik bagi kucing, Cindy harus merogoh kantong sendiri. Namun, terkadang ada saja yang memberikan donasi untuk membantu Cindy menghidupi kucing-kucingnya.

Ketika kucing yang ia rawat sudah siap untuk mendapatkan rumah baru yang lebih layak, Cindy akan memberikan informasi tersebut lewat akun instagram shelter kucing-nya. Namun, Cindy juga tidak sembarangan memberikan kucingnya pada orang. Sebelum serah terima, Cindy mengajukan beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh adopter.

"Persyaratannya harus nyiapin makanan, tempat yg layak, dari segi finansial harus cukup. Karena kan kalau rawat kucing tuh bukan cuma dengan cinta, tapi juga perlu uang dan persiapan mental. Terus komitmen dari keluarga juga. Jangan sampe udah dibawa kucingnya, terus nanti ada ibunya atau kakaknya nggak suka," jelasnya.

Jika adopter dianggap dapat memenuhi syarat yang diberikan Cindy, kucing boleh dijemput ke shelter yang berlokasi di Kompleks Griya Bandung Indah, Buah Batu. Namun, jika kucing yang ia tawarkan adopsi tidak kunjung mendapatkan adopter, kucing tersebut akan dirawat oleh Cindy hingga akhir hayatnya.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads