Hidup jauh dari orang tua, santri di pesantren harus beradaptasi dengan lingkungan baru. Tak jarang, proses adaptasi ini memunculkan kebiasaan baru yang unik.
Berikut adalah fakta unik tentang kehidupan santri di pesantren yang dihimpun oleh detikJabar.
1. Antre mandi
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah santri dalam satu pesantren biasanya terbilang banyak. Setiap pagi dan/sore, mereka harus mandi bergantian. Selama menunggu giliran, mereka mengantre dengan membawa alat mandi masing-masing. Tak jarang, alat-alat mandi mereka tertukar atau bahkan hilang.
2. Penyakit kulit sebagai sambutan
Gatal-gatal atau kudis pada awal kehidupan di pesantren memang biasa terjadi. Ini disebut-sebut sebagai "ujian" pertama bagi santri. Penyesuaian terhadap suhu dan air adalah penyebab utamanya. Namun, seiring berjalannya waktu, para santri sudah beradaptasi dengan lingkungan baru dan kebal dari penyakit kulit.
3. Hukuman
Sudah bukan hal baru lagi bahwa hukuman adalah pendorong yang manjur dalam berbagai hal. Termasuk di pesantren, untuk membangun nilai disiplin pada santri, pengajar yang disapa ustadz dan ustadzah memberikan hukuman berdasarkan tingkat keparahannya. Mulai dari peneguran hingga dipangkas habis rambutnya (botak).
4. Penghargaan kamar
Di pesantren, para santri dikumpulkan dalam beberapa ruangan yang diisi dengan banyak kasur. Santri dalam kamar tersebut bertanggung jawab atas kebersihan kamar bersama-sama. Setiap bulan, kamar-kamar akan dilihat keadaannya. Kamar yang dinyatakan sebagai "Kamar Terbersih" diberi penghargaan khusus dalam bentuk bendera penanda di depan kamarnya.
Tidak hanya kamar terbersih, ada pula kamar terkotor. Kamar yang dinyatakan sebagai kamar paling kotor dipasangkan kain kotor di depan kamar. Ini kemudian memotivasi santri agar tidak mempermalukan diri sendiri jika harus ditandai sebagai pemilik kamar terkotor.
5. Mata-mata bahasa
Dalam kehidupan sehari-hari, santri umumnya diminta untuk berbicara menggunakan bahasa Arab. Bahasa Arab yang digunakan di pesantren tidak harus sesuai kaidah yang sebenarnya. Para santri biasa menyebutnya sebagai "Bahasa Arab Pondok".
Untuk memastikan para santri berbicara sebagaimana peraturan, ada yang namanya mata-mata bahasa. Peran ini bertugas untuk mencatat setiap kata dalam bahasa daerah atau bahasa Indonesia. Satu kata dalam bahasa selain Arab akan dihitung sebagai satu iqob (hukuman).
6. Tempat persembunyian
Kegiatan santri di pesantren kerap kali mewajibkan seluruh santri untuk berkumpul. Terkadang, ada saja santri yang tidak mau hadir. Lemari di kamar biasanya dijadikan tempat persembunyian oleh santri. Namun sepertinya ustadz dan ustadzah sudah hafal dengan cara ini. Selagi mengumpulkan para santri, ustadz dan ustadzah juga melakukan penelusuran ke kamar-kamar untuk memastikan tidak ada yang tertinggal.
7. Berebut makanan
Kerusuhan berebut makanan bagi anak pesantren adalah salah satu hal yang wajar. Entah itu makanan hidangan untuk kiai yang tidak termakan, atau makanan yang dikirimkan orang tua. Di pesantren, para santri harus berbagi dengan teman-temannya. Ketika salah satu orang tua santri datang dan membawa makanan, biasanya teman-teman satu kamar akan berkerumun melihat.
8. Setoran hafalan
Di pesantren, salah satu kewajiban yang harus dipenuhi santri adalah menghafal Al-Quran. Dalam satu periode tertentu, santri harus menghafal kemudian menyetorkan hafalannya pada ustadz atau ustadzah. Banyak hafalan yang disetorkan bisa disepakati.
Di pagi buta, biasanya santri sudah rapi dengan pakaian sekolah. Mereka mempunyai waktu menghafal setelah salat subuh hingga pukul 6 pagi. Selain di pagi hari, santri juga diberi kesempatan menyempurnakan hafalannya setelah salat maghrib. Hingga sebelum waktu tidur lah, santri bisa menyetorkan hafalannya pada musyrif (pembina).
(yum/yum)