Musim kemarau belum berakhir, kondisi ini banyak dikeluhkan oleh sebagian petani yang kesulitan mendapatkan sumber air. Dampaknya produksi padi di sebagian wilayah yang terdampak kekeringan akan menurun, akibat produksi berkurang atau gagal panen.
Kabupaten Purwakarta yang juga terdampak fenomena alam El Nino dan kemarau panjang, berhasil mengantisipasi kondisi itu. Bahkan Purwakarta mengalami surplus beras mencapai 59.712 ton.
"Produksi beras mencapai 137.202, untuk konsumsi beras Januari sampai dengan September 2023 sebesar 77.490 ton beras, artinya surplus beras di Purwakarta sebanyak 59.712 ton," ujar Pj Bupati Purwakarta, Benni Irwan usai melakukan panen raya padi, Selasa (17/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Benni menambahkan, berdasarkan data Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Purwakarta, luas panen bulan Oktober di Purwakarta yakni 2.486 hektare dengan produksi 13.327 ton gabah kering giling (GKG) setara dengan 8.544 ton beras.
Sedangkan panen Januari hingga September 2023 seluas 34.678 hektare. Lalu produksi pada periode Januari hingga September 2023 tercapai 214.010 ton GKG setara dengan 137.202 ton beras.
Masih kata Benni, ketersediaan air dan pengaturan air yang baik membuat kabupaten Purwakarta bisa melakukan panen raya, seperti di Desa Tanjungsari, Kecamatan Pondoksalam, Kabupaten Purwakarta.
Lahan sawah seluas 28 hektar, akan dipanen secara bertahap, saat ini panen dilakukan di 5 hektare pertama, dengan masa panen yang ke tiga dalam satu tahun.
Benni Irwan turun langsung dalam kegiatan panen raya tersebut, ia bersyukur atas berhasilnya panen padi di Desa Tanjungsari ditengah masa fenomena alam El Nino dan kemarau panjang.
"Kita patut bersyukur kendati saat ini kita masih berada dalam kekeringan dampak El Nino dengan suhu yang sangat tinggi, kelompok tani di Desa Tanjungsari masih bisa melaksanakan panen padi yang ketiga," imbuhnya.
Benni menjelaskan, dengan adanya panen ini, pemerintah berharap kebutuhan beras untuk masyarakat di Purwakarta akan terpenuhi, bahkan kebiasaan masyarakat menyimpan stok beras harus terus dilestarikan.
"Yang menarik bagi saya di Purwakarta karena masyarakat juga mempunyai kebiasaan untuk menyimpan gabah atau beras, yang suatu waktu bisa dimanfaatkan kalau nanti kondisinya membutuhkan," katanya.
Sebagai penutup, Benni berharap, adanya pelaksanaan panen raya padi ini bisa menekan laju inflasi dan menekan kenaikan harga beras di Kabupaten Purwakarta.
(anl/ega)