Seorang penulis opini, yang juga penggemar flora dan fauna mengungkap, kekhawatirannya dampak pemanasan global terhadap kupu-kupu. Bunga yang ia tanam tidak didatangi kupu-kupu selama musim panas.
Mengutip detikInet, hal ini selaras dengan laporan World Climatological Organization (WCO) dan organisasi-organisasi iklim dunia lainnya. Sejak bulan Juni hingga September, dunia terus diserang dengan rekor bulan terpanas dari yang pernah tercatat.
"Mustahil untuk tidak bertanya-tanya apakah panas itu ada hubungannya dengan hilangnya kupu-kupu dari taman penyerbuk saya," ujar Margaret Renkl seperti dilansir detikINET dari The New York Times, Minggu (15/10/2023)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, saat ada seekor ulat raja tak sengaja singgah di pot rumput, ia langsung menjaganya hati-hati dan melindunginya dari tawon. Ini untuk mempertahankan ulat tersebut agar menjadi kupu-kupu.
Untungnya, di bulan Oktober kupu-kupu muncul dengan perlahan. Awalnya satu, kemudian satu lagi, dan akhirnya ada yang bertelur, mulailah ulat-ulat berdatangan memakan tanaman.
"Bulan Oktober biasanya tidak mendatangkan banyak kupu-kupu. Waktu untuk kupu-kupu adalah bulan September, dengan bunga-bunga pinggir jalan yang bermekaran," ujarnya yang resah atas pemanasan global.
Artikel ini sudah tayang detikInet, baca selengkapnya di sini.
(mso/mso)