Cara Milla Amalia Membudayakan Kebaya

Milla Amalia (23) saban hari mengenakan baju tradisional kebaya. Model kebaya kutu baru menjadi favoritnya.

Milla berprofesi sebagai master of ceremony (MC) di Saung Angklung Udjo itu mengaku memiliki lebih 10 koleksi baju kebaya di rumahnya. "Kebaya identik dengan berukat, bahan utamanya berukat. Bahan kebaya sebenarnya bisa dari apa saja, beludru, tile, sipon juga ada dan yang menjadi cermin kebaya dari model itu sendiri," kata Milla kepada detikJabar, Jumat (13/10/2023).

Milla mengungkapkan kebaya yang dikenankannya merupakan hasil menjahit ke penjahat langganannya bernama Mas Yono di Antapani dan Teh Mira di Baltos.

"Kita jahit sendiri, supaya modalnya sesuai yang diinginkan. Kalau kita bikin sendiri, kita bisa cari referensi model, bisa diutak-atik, ini dan itu," ungkapnya.

Satu stel baju kebaya yang dikenakan Milla bisa menghabiskan uang hingga Rp 500 ribuan. "Belanja kain di Baltos atau di Pasar Baru, ongkos menjahit Rp 200 paling murah," tuturnya.

Wanita lulusan SMA Sumatera 40 yang menyukai sosok Anne Avantie itu menyebut, model kebaya yang bisa dia buat tidak meninggalkan model jadul dari kebaya itu sendiri. "Jadi karena kebaya identik dengan pakaian tradisional, meski kita ubah tetap ada unsur jadulnya," tuturnya.

Untuk mendapatkan model kebaya yang bagus dan sesuai keinginan. Milla kerap sharing dengan MC lainnya yang ada di Saung Angklung Udjo. "Pasti, sama-sama sharing, kamu badannya gini bagusnya ini, sesuaikan bentuk tubuh dan kebutuhan," tuturnya.

Sudah sejak tahun 2018, Milla sudah menjadi karyawan Saung Angklung Udjo. Ketika masuk, Milla ditempatkan di bagian suvenir, namun seiring berjalan waktu Milla ditunjuk menjadi MC dan sejak saat itu dia diwajibkan mengenakan kebaya dalam kesehariannya.

Diawali dengan kewajiban, Milla pun kini mencintai pakaian kebaya tersebut. "Kebaya sudah jadi candu, kalau bikin kebaya, penginnya bikin terus," tuturnya.

Karena kecintaannya dengan pakaian tradisional, dalam kesehariannya Milla juga mengenakan pakaian batik. "Berkain, mix and match sama batik, masih ada unsur Indonesia. Sehari-hari di sini ya seperti ini pakaiannya," pungkasnya.