Asal-usul 5 Kuburan yang Mendadak Berjejer di Jalanan Purwakarta

Asal-usul 5 Kuburan yang Mendadak Berjejer di Jalanan Purwakarta

Dian Firmansyah - detikJabar
Sabtu, 14 Okt 2023 14:30 WIB
Lima kuburan baru berjejer di pinggir jalan di Desa Cinangka, Kecamatan Bungursari, Purwakarta sekitar Gerbang Tol Cikampek Lama.
Lima kuburan baru berjejer di pinggir jalan di Desa Cinangka, Kecamatan Bungursari, Purwakarta sekitar Gerbang Tol Cikampek Lama. (Foto: Dian Firmansyah/detikJabar)
Purwakarta -

Warga Purwakarta dihebohkan dengan munculnya kuburan dadakan di pinggir jalan, Di Desa Cinangka, kecamatan Bungursari, Purwakarta. Kuburan itu berjejer sebanyak lima buah dilengkapi dengan kain warna putih layaknya makam pada umumnya hingga ditaburi bunga.

Ida Marliana, Kepala Desa Cinangka menjelaskan, jika kuburan itu bukan sesungguhnya, melainkan kuburan bohong-bohongan yang dibuat dengan tujuan menakuti dan mendoakan oknum pembuang sampah sembarangan.

"Jadi awalnya di sini banyak sekali sampah, banyak yang buang sampah sembarangan, saya udah bosen udah cape buang sampah dari ujung sana ke ujung sana, saya setiap seminggu sekali membersihkan sampah, bawa mobil, tapi abis bersih ada lagi yang buang lagi di sini," ujar Ida, Sabtu (12/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lima kuburan baru berjejer di pinggir jalan di Desa Cinangka, Kecamatan Bungursari, Purwakarta sekitar Gerbang Tol Cikampek Lama.Lima kuburan baru berjejer di pinggir jalan di Desa Cinangka, Kecamatan Bungursari, Purwakarta sekitar Gerbang Tol Cikampek Lama. Foto: Dian Firmansyah/detikJabar

Ida menceritakan, ide awal itu muncul ketika ia bersama perangkat desa tengah melakukan bersih-bersih, celetukan warga menginginkan adanya kuburan lagi di lokasi yang sama sebelumnya, kemudian mereka mengambil tanah merah dan membentuk gunungan layaknya kuburan.

"Dulu banget pernah bikin tapi enggak sampai viral hasilnya alhamdulillah, beberapa waktu bersih. Karena sekarang kotor lagi muncul ide lagi untuk membuat kuburan, sekarang jumlah kuburannya lima sebelumnya tiga. Itu diumpakan dua orang tua, anak kakak-beradik," kata kades sambil tertawa menyebutkan perumpamaan kuburan.

ADVERTISEMENT

Tak sampai di situ, ada baju bekas berwarna putih, mereka sobek-sobek untuk dijadikan tanda yang umumnya untuk bagian kepala, warga juga mengumpulkan batu hingga bunga ditaburi di setiap kuburannya

Saat ditanya kenapa memilih membuat kuburan dibanding hal lain, ia menjawab hanya spontan, ia juga menceritakan bukan kali saja ini memerangi sampah yang sampai saat ini masih menjadi kendala di wilayah Desa Cinangka.

"Saya melakukan ini udah lama, saya udah dua periode jabat kades mulai dari tahun 2013. Dulu pake beco di dorong karena sampahnya dibiarkan menggunung, bukan cuma di titik itu, ada di dua titik lain yang rawan dijadikan tempat untuk buang sampah sembarang," ungkap Kades.

Masih kata Ida, spanduk himbauan dan larangan buang sampah sembarang seakan tidak digubris, para oknum tetap membuang sampah sembarang tempat, padahal kantong-kantong sampah sudah di sediakan. Sementara untuk warga setempat memiliki tempat sampah di depan rumahnya, kemudian diambil oleh petugas.

"Ini kan jalan alternatif, mau ke Cikampek, kawasan, pasar induk jadi warga yang melintas yang buang, bukan warga sini. Kalo warga udah ada iuran untuk pengangkut sampah selain ada dari Pemda," imbuhnya.

"Pernah dulu ada yang ketahuan warga buang sekeranjang cangkang kelapa, saya langsung suruh ambil lagi, enak aja buang di sini,"

Adanya kuburan di pinggir jalan, menjadi pertanyaan warga, tak jarang warga sengaja datang ke kantor desa untuk menanyakan kebenaran kuburan itu. Pihak desa menjawab itu kuburan pembuangan sampah sembarang.

Ketika di tanya adanya ketersinggungan tokoh agama atau tidak, kades itu mengatakan jika langkahnya didukung oleh warga dan tidak ada yang melakukan larangan.

"Enggak ada yang mengolah,malah mendukung,emang harus digertak. Karena kalau sampah menumpuk yang disalahkan desa bukan warga," pungkasnya.

Sekda Kabupaten Purwakarta Norman Nugraha mendukung aksi yang dilakukan oleh Kepala Desa Cinangka, Bungursari, yang membuat kuburan dadakan di pinggir jalan. Kuburan bohongan bertujuan untuk dijadikan peringatan bagi oknum pembuangan sampah sembarang agar sadar diri.

"Tentunya ini mungkin bagian dari pada peringatan yang dilakukan oleh pemdes setempat agar masyarakat sekitar tidak membuang sampah sembarangan. Persoalan sampah ini tentunya tidak hanya menjadi tugas pemerintah, tapi tentunya kesadaran masyarakat terhadap sampah ini cukup penting," ujar Norman kepada detikJabar, Sabtu (14/10/2023).

Lima kuburan baru berjejer di pinggir jalan di Desa Cinangka, Kecamatan Bungursari, Purwakarta sekitar Gerbang Tol Cikampek Lama.Lima kuburan baru berjejer di pinggir jalan di Desa Cinangka, Kecamatan Bungursari, Purwakarta sekitar Gerbang Tol Cikampek Lama. Foto: Dian Firmansyah/detikJabar

Norman mengajak, agar warga bisa menjaga kebersihan lingkungan selain untuk kesehatan lingkungan, kesehatan diri, kebersihan lingkungan dan kesadaran diri untuk membuang sampah pada tempatnya.

"Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat agar bisa membuang sampah di tempat yang sudah disediakan," katanya.

Hal senada dikatakan oleh Yogaswara, budayawan Purwakarta mengatakan kuburan menjadi simbo dari kematian.

"Dalam budaya Sunda ada yang disebut Panca S yaitu Silib, Sindir, Simbol, Siloka, Sasmita. Intinya adalah pembuatan kuburan tersebut menyindir kepada para warga yang belum sadar untuk membuang sampah, dan kuburan dipilih sebagai simbol bahwa hidup di dunia hanya sementara dan semua akan mati diminta pertanggungjawabannya di akhirat kelak oleh Sang Maha Kuasa," beber Yoga.

Yoga juga memberikan kutipan Al-Qur'an sebagai pembenaran peringatan kematian yang dilakukan oleh kades.

"Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran (QS. Al Ashr: 1-3), Cag!," ucapnya.

(yum/yum)


Hide Ads