Harga Sayur Meroket di Pasar Kosambi Imbas Kemarau Panjang

Harga Sayur Meroket di Pasar Kosambi Imbas Kemarau Panjang

Daffa Sarja - detikJabar
Jumat, 13 Okt 2023 17:50 WIB
Pedagang di Pasar Kosambi Bandung
Pedagang di Pasar Kosambi Bandung (Foto: Daffa Sarja/detikJabar)
Bandung -

Kemarau panjang yang terjadi kurang lebih 3 bulan membuat harga bahan pokok dan sayuran meroket di Pasar Kosambi, Kota Bandung.

Pantauan detikJabar Jumat (13/10/2023) di pasar tersebut telah terjadi kenaikan harga barang pokok yang cukup signifikan, beberapa pedagang mengeluhkan kenaikan harga barang pokok tersebut. Salah satunya Yati (43), menurutnya imbas dari kemarau yang panjang ini, membuat harga sayuran menjadi melambung tinggi.

"Harga wortel, yang semula dijual dengan harga Rp 12.000 jadi Rp 20.000 per kilogram. Kemudian jeruk lemon, semula dijual Rp 16.000 jadi Rp 24.000 per kilogram. Jeruk nipis, dari Rp 20.000 jadi Rp 32.000, buncis juga naik, jagung manis, hampir rata-rata sayuran pada naik semua harganya," ujar Yati kepada detikJabar Jumat (13/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yati mengatakan, walau harga sayuran melambung tinggi, namun kualitas dari sayuran menjadi menurun.

"Walau harga naik, tapi kualitas dari sayuran mah buruk, mau ga mau kita juga harus jual mahal, soalnya dari petaninya juga udah mahal," lanjut Yati.

ADVERTISEMENT

Hal serupa dikatakan oleh penjual beras, yaitu Rahmat Kurnia (56) menurutnya musim kemarau yang berlangsung panjang ini menjadi alasan kuat mengapa harga beras menjadi meroket.

"Musim kemarau ini jadi alasan kuat harga beras naik, dibagi jadi dua semester. Awal tahun, sama pas pertengahan tahun bulan Juli, yang awalnya sekitar Rp 9.000 menjadi Rp 11.000 per kilogram, malah sekarang paling murah di harga Rp 13.000 per kilogram. Dari segi kualitas juga bisa dibilang medium lah, di bawah dari premium yang harganya Rp 14.000 sampai Rp 16.000, jelas Rahmat.

Rahmat mengatakan, walau kenaikan hanya bernilai rendah, namun apabila naik secara terus menerus, maka harga beras akan terus melambung tinggi.

"Ya walau cuma naik Rp 100 perak, tapi kalau setiap saat yah lama-lama jadi mahal juga, setiap minggu pasti harga beras selalu naik dan berubah, bayangin dari bulan Juli harga beras udah naik," lanjut Rahmat.

Rahmat mengatakan, banyak pelanggan yang mengeluhkan kenaikan harga beras tersebut, namun dirinya tidak bisa berbuat apa-apa karena kenaikan tersebut sudah dari semulanya. Bahkan kios Rahmat tetap ramai pembeli meski harga beras melambung tinggi, karena beras merupakan kebutuhan pokok masyarakat.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads