Musim hujan diprediksi akan tiba pada bulan November 2023 oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Sedangkan puncak musim hujan diprediksi baru terjadi tahun depan, tepatnya pada bulan Januari dan Februari 2024.
BMKG juga memprediksi musim hujan akan datang secara tidak merata mengingat beragam iklim yang dimiliki Indonesia. Beberapa wilayah di Indonesia akan mengalami curah hujan yang lebih tinggi maupun sebaliknya. Ada beberapa tanda ketika akan memasuki musim hujan yang bisa dilihat di bawah ini.
Ciri-Ciri Memasuki Musim Hujan
Mengutip dari laman detikJatim, terdapat tanda-tanda ketika akan memasuki musim hujan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Angin Monsun Asia atau Angin Baratan
BMKG mengungkap angin monsun atau angin baratan merupakan indikator musim hujan di Indonesia. Angin monsun memiliki pengaruh terhadap cuaca dan iklim di Indonesia karena terdapat perbedaan panas antara lautan dan daratan. Angin monsun akan membawa uap-uap air yang bertiup dari Samudra Pasifik ke arah Asia pada Oktober sampai April setiap tahunnya.
Massa Udara Basah
Massa udara basah juga merupakan faktor yang memicu hujan. Adanya penguapan dan tingkat kelembaban udara yang tinggi menjadi penyebabnya.
Curah Hujan Meningkat
Arah datang angin merupakan salah satu hal yang menyebabkan curah hujan mengalami peningkatan. Pada sisi pegunungan atau gunung yang posisinya menghadap arah datang angin lembab (windward side), tingkat curah hujan akan sangat tinggi.
Pertumbuhan Awan Hujan
Peluang terjadinya hujan akan meningkat akibat adanya pertumbuhan awan hujan. Awan hujan akan muncul jika dipicu oleh pola cuaca yang berjalan secara tidak normal seperti udara yang lembab, suhu tinggi, dan angin kencang.
Metode yang Digunakan Untuk Memperkirakan Musim Hujan
Berdasarkan jurnal berjudul "Kajian Awal Musim Hujan dan Awal Musim Kemarau di Indonesia" oleh Giarno dkk, BMKG memperkirakan datangnya musim hujan jika terdapat kejadian 3 kali dasarian hujan n β₯50 mm secara berurutan. Lalu, dapat diartikan masuknya awal musim hujan adalah dasarian pertama dimana hujan β₯50 mm tersebut.
Metode untuk menentukan awal musim hujan berbeda-beda di berbagai tempat. Terdapat 5 metode yang secara garis besar digunakan untuk menentukan awal musim hujan, yaitu:
- Menggunakan data angin saja, dengan meninjau perubahan mendadak angin baratan yang terjadi secara bersamaan dengan awal mula periode musim tertentu.
- Menggunakan data hujan saja, jika terjadi hujan harian secara berurutan di beberapa tempat dengan akumulasi tertentu.
- Kombinasi Data Angin dan Hujan, dengan melihat kombinasi data hujan dan keberadaan angin baratan di beberapa tempat dengan akumulasi tertentu.
- Memakai pantauan kombinasi antara angin baratan dan Outgoing Longwave Radiation (OLR).
- Menggunakan tutupan awal dengan melihat jumlah tutupan awal yang lebih tinggi daripada kriteria.