Kolaborasi Multikultural Jadi Cara SMP Taruna Bakti Terapkan Toleransi

Kota Bandung

Kolaborasi Multikultural Jadi Cara SMP Taruna Bakti Terapkan Toleransi

Sukma Nur Fitriana - detikJabar
Kamis, 12 Okt 2023 08:30 WIB
SMP Taruna Bakti Bandung mengusung visi menjadi lembaga pendidikan yang memberikan lingkungan belajar kolaboratif multikultura
Foto: Dok. SMP Taruna Bakti Bandung
Jakarta -

SMP Taruna Bakti Bandung mengusung visi menjadi lembaga pendidikan yang memberikan lingkungan belajar kolaboratif multikultural dan berketuhanan YME dengan reputasi tinggi di bidang akademik & non-akademik. Selain itu, sekolah ini juga memiliki visi menghasilkan lulusan yang memiliki karakter mulia serta mampu berkiprah di tataran global.

Karena itu, SMP Taruna Bakti diharapkan menjadi replika dari Indonesia mini dengan kebhinekaan di dalamnya. Caranya adalah dengan mendorong siswa untuk menghargai dan memahami perbedaan, baik dari segi agama, ras, suku bangsa, maupun latar belakang budaya.

Kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk orang tua siswa, dinas pendidikan, lembaga terkait, alumni, perguruan tinggi dan kemitraan lainnya juga dinilai sangat penting, dan menjadi salah satu kunci untuk mewujudkannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala SMP Taruna Bakti Bandung, Detty Nurwendah, pun mengungkapkan pentingnya kolaborasi dalam menghadapi tantangan abad 21.

SMP Taruna Bakti Bandung mengusung visi menjadi lembaga pendidikan yang memberikan lingkungan belajar kolaboratif multikulturaKepala SMP Taruna Bakti Bandung, Detty Nurwendah (Foto: Dok. SMP Taruna Bakti Bandung)

"Kolaborasi merupakan kunci untuk mewujudkan visi misi sekolah. Jejaring dan kemitraan sangat diperlukan agar sekolah menjadi unggul. Kami bermitra dengan orang tua siswa, dinas pendidikan, lembaga terkait, alumni, perguruan tinggi, dan jejaring lainnya untuk saling mendukung dalam program-program sekolah," kata Detty dalam keterangan tertulis, Kamis (12/10/2023).

ADVERTISEMENT

"Dengan demikian, siswa-siswi kami akan mendapatkan wawasan ilmu pengetahuan yang holistik, bukan hanya dari guru. Selain itu, lingkungan sekolah yang saling menghargai dan toleran juga sangat penting. Kami harus menghormati perbedaan agama, ras, suku bangsa, dan budaya sehingga tercipta lingkungan yang damai, nyaman, dan bahagia. Kesejahteraan siswa dan guru menjadi tujuan utama yang kami harapkan," imbuhnya.

Ia menambahkan dengan memanfaatkan projek dalam kurikulum merdeka, sekolah bisa leluasa merancang program yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan sejalan dengan visi yang telah ditetapkan.

"Sebagai contoh sekolah menjadikan ibadah siang setiap hari menjadi projek P5 untuk meyakinkan semua siswa terfasilitasi dalam pembinaan kompetensi spiritual dan karakter, seminar dengan narasumber dari orang tua, alumni, atau Lembaga terkait yang rutin dilakukan, begitupun kegiatan yang menampilkan budaya daerah," terangnya.

Lebih lanjut Detty menerangkan literasi kolaboratif adalah kemampuan individu dalam bekerja sama dengan orang lain untuk menciptakan, menggunakan, dan berbagi pengetahuan secara efektif Sementara literasi multikutural adalah kemampuan individu untuk memahami, menghargai, dan berinteraksi dengan keanekaragaman yang ada di sekitarnya. Peserta didik di SMP Taruna Bakti memiliki keanekaragaman latar belakang agama, ras, suku bangsa dan budaya.

Pihaknya berupaya untuk melayani dan memfasilitasi semua siswa dengan keanekaragaman tersebut sesuai kebutuhannya. Dengan penerapan literasi kolaboratif dan multicultural SMP Taruna Bakti Bandung berusaha menciptakan lingkungan belajar yang beragam dan inklusif.

Ia berharap melalui pendekatan ini, siswa-siswi dapat mengembangkan keterampilan sosial yang kuat, memahami keragaman, dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab, berkarakter dan berakhlaq mulia, dan toleran dalam menyongsong masa depan.

(akd/akd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads