Pakar Nilai Gerindra Harapkan Efek Jokowi Usung Gibran Cawapres

Pakar Nilai Gerindra Harapkan Efek Jokowi Usung Gibran Cawapres

Bima Bagaskara - detikJabar
Kamis, 12 Okt 2023 13:30 WIB
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming (Foto: Kolase detikJabar)
Bandung -

Partai Gerindra di sejumlah daerah ramai-ramai mendeklarasikan dukungan kepada Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres mendampingi Prabowo Subianto, capres yang diusung Gerindra bersama Koalisi Indonesia Maju (KIM). Apa alasannya?

Pengamat politik Universitas Langlangbuana Bandung Rafih Sri Wulandari mengatakan, tujuan DPC dan DPD Gerindra di sejumlah daerah yang mengusulkan Gibran sebagai cawapres adalah ingin mendapat efek Jokowi sehingga Prabowo menang di Pilpres 2024.

"Ya untuk kemenangan beliau (Prabowo) lah, kemenangan Pilpres mendatang karena Jokowi efek itu sangat berpengaruh," kata Rafih saat dihubungi detikJabar, Kamis (12/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Rafih menyebut jika Gibran bisa mendampingi Prabowo, Gerindra akan mendapat dorongan suara dari generasi muda. Sebab menurut berbagai survei, pemilih pemula menjadi kelompok pemilih dengan jumlah proporsi terbesar di Pemilu 2024.

"Terus kebetulan pas pemilih pemula juga kan sekitar lebih dari 20 persen, itu kan pemilih pemula nih, ya itu yang target dari Gerindra. Selain koalisi gemuk juga harapan mereka, mereka bisa menarik simpul dari kaum milenial," ujarnya.

ADVERTISEMENT

"Seperti itu, jadi sebenarnya subtansinya kesitu, jadi kenapa Gibran itu dianggap seksi gitu ya untuk menjadi cawapres," imbuhnya.

Rafih menyebut Gerindra memang butuh sosok muda untuk kontestasi politik tahun depan. Karena itu, Gibran selain merupakan anak Presiden Jokowi, juga dianggap bisa menambal kekurangan Prabowo.

"(Gerindra) butuh sosok muda, karena untuk mengimbangkan faktor usia juga kan Prabowo udah sangat senior ya. Mungkin di situ kenapa mereka berharap Gibran bisa menjawab kekurangan dari Prabowo. Karena masih muda, karirnya masih panjang, Jokowi efek terutama, itu Gibran bisa menutupi," jelas Rafih.

Perpecahan di PDIP

Lebih lanjut, Rafih mengatakan jika Gibran benar-benar akan menjadi cawapres Prabowo, hal itu akan menimbulkan perpecahan di tubuh PDIP. Seperti diketahui, Gibran yang menjabat sebagai Wali Kota Solo saat ini adalah kader PDIP.

"Tentu, jangankan nanti, sekarang aja udah mulai (pecah), mungkin nanti akan menimbulkan simpati publik ya ada efeknya positif dan negatif. Nanti yang jelas si partai politik juga, masyarakat juga akan terpecah gitu kan," ujarnya.

Namun dia mengatakan, dalam Pilpres hal yang menentukan bukanlah dari partai politik. Menurutnya yang paling menentukan sebagai pemenang adalah sosok capres dan cawapres itu sendiri.

"Kalau Pilpres itu lebih cenderung bukan melihat dari partai pengusung, tetapi sosok figur yang dimunculkan, orangnya. Dulu juga Jokowi bukan karena melihat dari PDI-nya, tetapi dari Jokowi-nya," tegasnya.

Bergantung Putusan MK

Masih kata Rafih, kepastian mengenai bisa tidaknya Gibran menjadi cawapres akan terjawab setelah Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan mengabulkan atau tidak gugatan soal batas usia capres dan cawapres dari 40 tahun ke 35 tahun.

"Kejelasannya (setelah) keputusan MK. Keputusan MK itu akan menentukan peta politik ke depan seperti apa, impact-nya gitu," ujarnya.

MK sendiri telah menjadwalkan putusan usia capres cawapres pada Senin pekan depan, apakah minimal tetap berusia 40 tahun atau turun. Atau malah diberi batas usia maksimal.

Berdasarkan jadwal sidang yang dilansir website MK, Selasa (10/10), keluar jadwal sidang putusan tersebut. "Senin 16 Oktober 2023, 10:00 WIB," demikian keterangan MK seperti dikutip dari detikNews.

(bba/yum)


Hide Ads