Seperti apa tanggapan Pengamat Politik Unpad Firman Manan?
Batas usia capres dan cawapres akan dibacakan Mahkamah Konstitusi (MK), Senin (16/10/2023) mendatang. Firman Manan mengatakan, Prabowo-Gibran masih isu yang tersebar di masyarakat, karena keputusan batas usia belum ditentukan MK.
"Menunggu keputusan MK ya, akan dibacakan Hari Senin, kita tunggu putusan MK nya seperti apa. Tapi menarik kalau benar keputusannya mengabulkan, artinya Gibran bisa maju menjadi cawapres," kata Firman dikonfirmasi via sambungan telepon, Rabu (11/10/2023).
Firman menilai, saat ini sudah terjadi semacam pengkondisian dan hingga hari ini semakin terlihat desain dukungan dari berbagai elemen Gibran, jadi cawapres Prabowo.
"Upaya pengkondisian ada, ini sesuatu yang serius kalau sampai MK memutuskan dan membolehkan. Ada kemungkinan didorong," ujarnya.
Firman mengungkapkan, dipasangkannya Prabowo dengan Gibran diduga merupakan bagian dari mencairkan kebekuan di koalisinya. Menurutnya, karena masalah di koalisi Prabowo hari ini buntu untuk menemukan siapa yang menjadi cawapresnya.
"Misal Golkar ingin tegar dorong Pak Airlangga, PAN masih dorong Mas Erick, Demokrat sih tidak, tapi kalau AHY tentu tetap siap juga. Kalau deadlock harus mencari nama di luar itu, salah satunya bisa Gibran," ungkapnya.
Jika Prabowo dan Gibran dipasangkan, Firman juga menduga ada upaya untuk mempertahankan kedekatan Prabowo dan Jokowi.
"Bisa kita lihat beberapa survei Pak Prabowo salah satu variabelnya asosiasi dengan Presiden Jokowi, ternyata faktanya kita lihat ada keseriusan untuk mempertimbangkan dan partai juga mengatakan Gibran dipertimbangkan," jelasnya.
Firman tak melihat soal Prabowo membutuhkan sosok anak muda sebagai cawapres, tapi dia melihat isu kedua nama ini masih ada sangkut paut antara kedekatan Jokowi dan Prabowo.
"Yang muda banyak, tidak hanya Gibran. Bahkan kalau kita mau bicara jujur dengan segala kehebatan Gibran cuman levelnya baru wali kota. Isunya bukan di anak muda, real politik asosiasi dengan Jokowi masih banyak pendukung cukup loyal," ujarnya.
Timbulkan Kegaduhan dengan PDI Perjuangan
Firman menilai, jika Prabowo-Gibran terjadi, akan menjadi masalah politik tersendiri bagi PDI Perjuangan. Apalagi, Jokowi sebagai Presiden 2 periode, Gibran sebagai anak Jokowi yang menjadi Wali Kota Solo dan menantu Jokowi, Bobi Afif Nasution Wali Kota Medan, dapat manggung di dunia politik melalui PDI Perjuangan.
"Ini jadi problematik kalau Gibran jadi cawapres Prabowo," ujarnya.
Meski demikian, Firman juga menilai tidak menutup kemungkinan jika Gibran berpotensi dengan Ganjar Pranowo.
"Kalau geser ke Prabowo jadi masalah besar dengan PDI Perjuangan. PDI Perjuangan akan merasa, Presiden Jokowi, anak dan menantunya bisa seperti sekarang karena PDI Perjuangan," terangnya.
"Ini bisa timbulkan kegaduhan," tambahnya.
Firman mengatakan, jika Prabowo dan Gibran berpasangan, isuk politik bisa menjadi negatif antara keduanya.
"Bisa jadi negatif, isu politik ini kok bisa membangun politik dinasti, soal etika politik, hal itu bisa jadi problematik," pungkasnya. (wip/yum)