Hari Museum Nasional 12 Oktober, Sejarah dan Tokoh Permuseuman Indonesia

Hari Museum Nasional 12 Oktober, Sejarah dan Tokoh Permuseuman Indonesia

Fitroh Rara Azzahro - detikJabar
Kamis, 12 Okt 2023 05:00 WIB
Kondisi Museum Nasional pagi ini, Minggu (16/9/2023)
Museum Nasional (Foto: Weka Kanaka/detikcom)
Bandung -

Setiap tahun pada tanggal 12 Oktober terdapat hari nasional yang memperingati Hari Museum Nasional. Tahun ini Hari Museum Nasional jatuh pada Kamis, 12 Oktober 2023. Hari museum nasional diadakan sebagai upaya untuk menghormati institusi-institusi yang berperan penting dalam melestarikan warisan budaya di Indonesia. Sejarah Hari Museum Nasional tidak lepas dari para Musyawarah Museum se-Indonesia (MMI) yang diadakan pada 12-14 Oktober 1962 di Yogyakarta. Berikut sejarah Hari Museum Nasional pada 12 Oktober yang telah detikJabar rangkum.

Sejarah Hari Museum Nasional

Dilansir dalam laman resmi Kemendikbud mencatat, Hari Museum Nasional bermula pada Musyawarah Museum se-Indonesia (MMI) yang pertama di Yogyakarta pada 12-14 Oktober 1962 yang menghasilkan 10 resolusi bagi permuseuman. Tanggal ini ditentukan berdasarkan rapat Musyawarah Museum se-Indonesia (MMI) yang diselenggarakan di kota Malang, Jawa Timur, pada 26-28 Mei 2015. Pada pertemuan tersebut menghasilkan 250 pengelola museum di Indonesia. Dalam pertemuan tersebut tidak hanya memperingati hari museum, namun juga membahas isu-isu serta paradigma baru dalam dunia museum demi kemajuan museum.

Dilihat detikJabar pada Senin (9/10/2023), publikasi repository Kemendikbud menuliskan dari Majalah Museografia tentang permuseuman, menjelaskan dalam pemilihan dan penetapan Hari Museum Indonesia berlangsung di Ruang pertemuan Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kemendikbud RI, yang berlangsung pada tanggal 23 april 2015. Pertemuan tersebut dihadiri oleh budayawan, pakar museum, serta Ketua AMIDA yang menyepakati jika Hari Museum Nasional jatuh pada tanggal 12 Oktober.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

10 Resolusi Pengembangan Museum

Dilansir dalam laman detikNews, menuliskan jika Musyawarah Museum se-Indonesia (MMI) di Yogyakarta pada tanggal 12-14 Oktober 1962 menghasilkan 10 resolusi menjadi landasan bagi pemerintah untuk melakukan pengembangan museum di Indonesia. Sepuluh resolusi itu terdiri dari:

  1. Resolusi tentang perlunya undang-undang tentang permuseuman.

    ADVERTISEMENT
  2. Resolusi pembentukan Badan Musyawarah Museum Indonesia.

  3. Resolusi pembentukan National Committee of ICOM.

  4. Resolusi mengenai desakan agar terutama pemerintah meningkatkan pemberian bantuan kepada museum-museum yang telah ada.

  5. Resolusi penambahan jumlah museum.

  6. Resolusi agar diadakan Musyawarah Museum Seluruh Indonesia II pada tahun 1965 di Jakarta.

  7. Resolusi tentang pembinaan dan pendidikan macam-macam tenaga museum, melalui kursus-kursus aplikasi, upgrading-courses dan menyokong pikiran pendirian suatu akademi dinas di bidang museologi.

  8. Resolusi agar museologi masuk ke dalam kurikulum universitas.

  9. Resolusi agar museum secara aktif berfungsi untuk kepentingan sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan agama.

  10. Resolusi agar museum dijadikan alat penggalang persahabatan bangsa-bangsa serta membantu perkembangan kebudayaan dunia.

Tokoh Permuseuman di Indonesia

Hari Museum Nasional tentunya tak luput dari perjuangan para tokoh permuseuman yang telah memperkenalkan dan melestarikan budaya di Indonesia. Berikut para tokoh permuseuman di Indonesia.

Soedarmadji Jean Henry Damais

Soedarmadji Jean Henry Damais merupakan tokoh penting dalam bidang pelestarian seni, budaya dan permuseuman di Indonesia. Dikutip dalam publikasi repository Kemendikbud menjelaskan dari Majalah Museografia tentang permuseuman mencatat, Soedarmadji atau akrab dikenal Mas Adji berperan besar dalam mengubah gedung-gedung tua di Jakarta menjadi museum, sebagai bentuk pelestarian arsitektur bersejarah yang masih sangat kurang diperhatikan ketika saat itu. Mas Adji pun penggagas revitalisasi kawasan kota Tua Jakarta dan Pelabuhan "Kolonial" Sunda Kelapa yang sangat penting dalam sejarah kota Jakarta dan Asia Tenggara.

Masih dalam sumber yang sama, Soedarmadji pada usianya menginjak 32 tahun ia telah membuka sepuluh museum dalam kurun waktu 3 tahun, pada 1974-1977. Museum yang dibuat saat itu yakni Museum Wayang, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Sumpah Pemuda, Museum Kebangkitan Nasional, dan lain-lain.

Mohammad Amir Sutaarga

Mohammad Amir Sutaarga lahir pada 5 Maret 1928 di Kuningan, Jawa Barat. Amir tak bisa dipisahkan dari Museum Nasional. Dilansir dalam laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI menjelaskan, pada usia 22 tahun, Amir mulai bekerja di lembaga Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BGKW). Berkat kegigihannya dalam lembaga BGKW, Amir dipercaya menjadi sekretaris BGKW. Kemudian saat Kepala BGKW mengundurkan diri, Amir kembali ditunjuk menjadi pengganti. Tugas itu dipikul oleh Amir dalam mempertahankan dan mengurus museum BGKW secara mandiri tanpa didukung dana dan didampingi oleh ahli dari Belanda.

Pencapaian Amir dalam permuseuman di Indonesia telah menarik perhatian Komunitas Jelajah. Hingga pada tahun 2012, Amir mendapatkan penghargaan Life Time Achievement pada event Museum Award 2012 dalam bidang permuseuman. Setahun setelah mendapatkan penghargaan, pada tahun 2013 Amir kembali menerima penghargaan sebagai Bapak Permuseuman Indonesia.




(tya/tey)


Hide Ads