Menyepi Tanpa Listrik dan Air di Rumah Mewah Terbengkalai Bandung

Jabar Populer Sepekan

Menyepi Tanpa Listrik dan Air di Rumah Mewah Terbengkalai Bandung

Tim detikJabar - detikJabar
Minggu, 08 Okt 2023 14:30 WIB
Rumah mewah yang terbengkalai di Bandung.
Rumah terbengkalai Ibu Guritno (Foto: Yuga Hassani/Guritno)
Bandung -

Malang nasib Ibu Guritno, di usianya ke 70 tahun, dia harus menghuni rumah yang ada di Komplek Sukamenak Indah, Desa Sayati, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung sendirian. Di rumah berlantai dua yang kondisinya kini sudah memprihatinkan, Ibu Guritno hidup tanpa air dan listrik.

Banyaknya tumbuhan liar menutup rumahnya sehingga jika kita melihatnya dari luar akan menganggap rumah itu merupakan rumah tak berpenghuni.

Selain itu, kondisi rumah Ibu Guritno semakin terlihat rusak parah karena tertimpa reruntuhan pohon. Pintu hingga jendela pun tertutup dengan rapat. Beberapa jendela bahkan dalam kondisi pecah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ibu Guritno memiliki kepribadian tertutup dan jarang keluar rumah. Jika kita ingin mengetahui keberadaan Ibu Guritno harus mengintip ke jendela rumah.

Didalam rumah, terlihat Ibu Guritno tengah duduk atau berjalan kaki. Bahkan tak jarang dirinya menengok dari jendela jika ada yang memanggil dari depan rumahnya.

ADVERTISEMENT

Menurut Ade Wahdanil,Ketua RT setempat mengatakan, jika Bu Guritno sudah tinggal di rumahnya sejak tahun 1985 silam. Dulu, Ibu Guritno tinggal bersama suami dan anak-anaknya.

"Dulu mah ada keluarganya, dan anaknya juga. Ini kondisi kaya gini dari semenjak dia dan suaminya keluar dari IPTN (PTDI) 20 tahun lalu. Terus katanya dia cemburu sama temennya di IPTN. Terus suaminya meninggal," kata Ade kepada detikJabar, Senin, 2 Oktober 2023 lalu.

Di usianya yang tak muda lagi, kondisi fisik Ibu Guritno masih terlihat sehat. Namun jika dari segi mental, Bu Guritno sedikit terganggu. "Kondisi badannya sehat cuma agak depresi kaya keganggu mentalnya," tuturnya.

Meski sudah menghuni rumah itu puluhan tahun lamanya, Ibu Guritno tinggal tanpa listrik dan air sejak 10 tahun lalu.

"Iyah nggak ada listrik dan air mah ada sekitar 10 tahun lebih. Kalau rumahnya mulai terbengkalai mah sekitar 20 tahun lalu," jelas Ade.

Menurut Ade, sebelum viral di media sosial dia bersama warga lainnya kerap membersihkan areal luar rumah Ibu Guritno. Selain itu, area teras rumah Ibu Guritno pun turut dibersihkan.

"Bahkan saya sebulan sekali ngeluarin uang Rp 150 ribu untuk membersihkan depannya. Kalau ke dalam terasnya kita gak boleh, dia pasti marah," tuturnya.

Meski memiliki kepribadian yang sangat tertutup, Ibu Gurito kerap sesekali keluar rumah untuk meminta makanan ke warga.

Salah satu warga Dadang Haryanto memberikan pernyataan, Ibu Guritno hanya berani minta makan dan minum kepadanya. Setiap pagi, Ibu Guritno selalu menghampiri warungnya.

"Biasanya kalau keluar setelah solat subuh sampai jam 06.00 WIB atau sekitar jam 07.00 WIB, karena dia pasti minta air ke saya. Tiap hari minta air dua galon, dan minta buat sarapan. Kalau ada ya saya bantu, kalau nggak ada ya gimana lagi," kata Dadang.

Rumah mewah Ibu Guritno di Komplek Sukamenak Indah, Desa Sayati, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung.Rumah mewah Ibu Guritno di Komplek Sukamenak Indah, Desa Sayati, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung. Foto: Yuga Hassani/detikJabar

Selain kebutuhan makan dan minum, beberapa keperluan sehari-hari pun kadang meminta pada dirinya. Jika yang diminta ada pasti selalu diberikan.

"Ke sini sarapan sudah disedian. Galon simpen, nanti dianterin, ada juga keperluan diterjen kopi ya saya kasihin aja," tuturnya.

Dadang menceritakan kisah singkat Ibu Guritno. Sepeninggal suaminya, kondisi ekonomi Ibu Guritno semakin sulit. Bahkan sempat dibawa berobat ke rumah sakit jiwa dan sempat sembuh.

"Kesini-kesini si ibu itu jadi makin sakit, anak-anaknya pun nggak bisa apa-apa. Sempat ke RSJ 10 tahun ke belakang. Langsung sudah membaik, ada yang nanya juga menjawab biasa saja. Tapi makin ke sini lama-lama obatnya abis sendiri. Dulu mah kadang suka jalan keliling komplek sambil teriak-teriak. Tapi sekarang-sekarang mah enggak," ucapnya.

Kesendirian Ibu Guritno pun berlanjut saat ketiga anak-anaknya mulai menikah dan meninggalkan Ibu Guritno seorang diri. Sehingga kesehatan Ibu Guritno tidak terpantau.

"Anak-anaknya pada nikah, nggak pada tinggal di sini," bebernya.

Dinsos Kabupaten Bandung pun turun tangan dan mengevakuasi Ibu Guritno. Proses evakuasi sudah mendapatkan izin dari anaknya. Namun proses evakuasi berlangsung dramatis, karena tak kunjung keluar, petugas terpaksa mendobrak pintu rumahnya.

Ketika pintu berhasil dibuka, Bu Guritno berada di depan pintu dengan mengenakan pakaian berwarna pink. Kemudian Bu Guritno mempertanyakan pintunya dirusak.

"Kenapa pintu saya dirusak kaya gini. Ada apa jebol-jebol pintu kaya gini. Pintu saya rusak ini," kata Bu Guritno.

"Nanti diganti yah bu," ujar petugas Dinsos

Kemudian beberapa petugas Dinsos Kabupaten Bandung langsung mengevakuasi Bu Guritno. Setelah itu dia dibawa masuk ke dalam mobil ambulans.

Kabid Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bandung Rahmatullah Mukti Prabowo mengatakan Bu Guritno akan dibawa ke rumah sakit jiwa berdasarkan kesepakatan dengan pihak keluarga.

"Jadi karena diperkirakan ibu ada gangguan kejiwaan, kita dinsos tanganin ke rumah sakit jiwa di Cisarua (Lembang). Itu dalam pengawasan kami," ujar Prabowo.

Prabowo mengungkapkan saat ini Bu Guritno akan diperiksa terlebih dahulu. Kemudian akan diinformasikan kembali langkah selanjutnya.

"Nanti setelah ada hasilnya dari rumah sakit jiwa baru kita pikirkan solusi selanjutnya dengan keluarga. Ini juga dibawa ke rumah sakit jiwa sudah seizin keluarga. Nanti seperti apa, kita bicarakan kembali. Yang penting sekarang ibu tidak sendiri, menerima layanan rujukan dulu ke rumah sakit jiwa," pungkasnya.

(wip/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads