'Derita' Warga Kala Bandung Panasnya Ugal-ugalan

'Derita' Warga Kala Bandung Panasnya Ugal-ugalan

Sudirman Wamad, Bima Bagaskara - detikJabar
Jumat, 06 Okt 2023 16:16 WIB
Ilustrasi matahari panas terik
Ilustrasi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/krungchingpixs)
Bandung -

Suhu udara di Kota Bandung terasa ugal-ugalan alias begitu terik dari biasanya sejak beberapa hari terakhir. Kondisi ini dikeluhkan sejumlah warga yang beraktivitas di luar ruangan.

Menurut laporan aplikasi prakiraan cuaca weather.com, suhu udara di Kota Bandung pada Jumat (6/10/2023) pukul 14.30 WIB adalah 33 derajat Celcius. Namun hingga sore hari nanti, suhu akan perlahan turun hingga 24 derajat Celcius di pukul 20.00 WIB.

Faqih Rochman (31), salah seorang warga mengungkapkan, suhu udara di Kota Bandung terasa lebih panas beberapa hari terakhir. "Iya terasa lebih panas, panasnya beda mas," ucap Faqih saat ditemui di Jalan Perintis Kemerdekaan, Bandung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena kondisi itu, Faqih mengaku saat ini dirinya harus selalu menggunakan jaket tipis saat bepergian ke luar ruangan. "Pake jaket terus yang tipis mau nggak mau, kalau nggak pake panas soalnya," ungkapnya.

Senada dengan Faqih, Sandy warga lainnya mengatakan, suhu udara dirasa begitu menyengat jika terik matahari langsung mengenai kulit. Karena itu dia pun mulai rutin menggunakan tabir surya jika ke luar rumah.

ADVERTISEMENT

"Emang panasnya terik banget, makanya saya pake sunblock (tabir surya) sekarang," singkatnya.

Penjelasan BMKG

Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung Teguh Rahayu menjelaskan dari hasil analisis streamline menunjukkan angin timuran mendominasi wilayah Jabar. Kemudian, tak terlihat adanya pola siklonik di wilayah Indonesia.

"Selain itu, tidak terdapat pengaruh gangguan regional dan aktivitas gelombang ekuatorial, serta kondisi labilitas atmosfer lokal termasuk pada kategori labil rendah. Sehingga menyebabkan penurunan proses konvektif di wilayah Jawa Barat pada umumnya, termasuk wilayah Bandung Raya," kata Teguh Rahayu dalam keterangan yang diterima detikJabar, Jumat (5/10/2023).

Perempuan yang akrab disapa Ayu itu menerangkan pengaruh El nino dan IOD positif membuat musim kemarau tahun ini menjadi lebih kering dari kondisi klimatologisnya. Kondisi ini juga ditandai dengan kondisi awan yang relatif lebih sedikit, dibanding kondisi perawanan normal klimatologisnya.

"Dengan demikian, maka permukaan bumi pada siang hari menjadi lebih panas, karena tidak ada penyerapan maupun proses pemantulan sinar gelombang pendek yang dipancarkan oleh matahari," kata Ayu.

Menurut Ayu, hal yang lazim apabila siang hari terasa panas terik, namun suhunya tidak mencapai kategori esktrem. Namun pada bulan September dasarian dua (satuan waktu meteorologi), dikatakan Ayu, posisi semu matahari berada di ekuator atau biasa disebut dengan ekuinoks, sehingga sinar matahari yang dipancarkan semakin banyak pada dasarian tiga September.

Ayu mengatakan suhu ekstrem di Bandung sudah terjadi pada 29 dan 30 September 2023, serta 1 Oktober 2023. Di mana suhu pada tiga hari itu mencapai 34 derajat Celsius.

"Hingga hari ini belum terjadi lagi suhu maksimum ekstrim di Kota Bandung," ucap Ayu.

Berikut adalah data suhu maksimum tujuh hari terakhir yang tercatat di BMKG Bandung:

29 September : 34,8 derajat Celsius
30 September : 34 derajat Celsius
1 Oktober : 34,8 derajat Celsius
2 Oktober : 33,1 derajat Celsius
3 Oktober : 33,2 derajat Celsius
4 Oktober : 31,6 derajat Celsius
5 Oktober : 32,6 derajat Celsius




(orb/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads