Sampel jajanan cimin atau aci mini yang membuat puluhan siswa SDN 3 Jati, Saguling, Kabupaten Bandung Barat keracunan sedang diuji di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat.
Pengujian terhadap sampel jajanan dan bahan baku cimin ini dilakukan untuk mencari tahu penyebab keracunan massal yang bahkan membuat seorang siswa meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan Jabar Vini Adiani Dewi mengatakan, uji sampel cimin sudah dilakukan sejak beberapa hari lalu. Saat ini, tim dari Labkesda Jabar masih bekerja untuk mencari tahu apa yang terkandung dalam jajanan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi saya kontak lagi ke Labkesda, berarti paling cepat 12 Oktober 2023 (hasilnya)," kata Vini, Rabu (4/10/2023).
Namun Vini beranggapan, yang paling penting dari kasus keracunan massal di SDN 3 Jati adalah bagaimana peran pemerintah daerah bisa memastikan segala bentuk olahan makanan yang beredar aman dikonsumsi.
"Cuman kan yang paling penting bagi kami itu adalah sebetulnya mengingatkan kepada kabupaten/kota. Jadi yang pertama kita rencananya akan mengadakan evaluasi untuk pelaksanaan kegiatan terutama menyangkut keselamatan pengolahan makanan," jelasnya.
Baca juga: Cimin Maut Perenggut Nyawa Bocah SD |
Rencananya, kata Vini, Dinkes Jabar juga bakal memperkuat peran dari Unit Kesehatan Sekolah (UKS) hingga menggalakkan lagi pemberian sertifikat SPP PIRT.
"Itu mungkin akan kita giatkan kembali termasuk ke pengolah-pengolah makanan baik itu yang sudah terdaftar maupun tidak terdaftar," ujar Vini.
Untuk diketahui, keracunan massal kembali terjadi di SDN Jati 3 setelah puluhan siswa mengkonsumsi makanan berbahan baku cimin lada Selasa (26/9/2023). Satu siswa kemudian meninggal dunia usai di RSHS Bandung.
(bba/mso)