Tarif Parkir Liar Selangit Bikin Warga Bandung Menjerit

Round-Up

Tarif Parkir Liar Selangit Bikin Warga Bandung Menjerit

Tim detikJabar - detikJabar
Rabu, 04 Okt 2023 07:30 WIB
Tangkapan layar tiket parkir mahal di Asia Afrika Kota Bandung
Tangkapan layar tiket parkir mahal di Asia Afrika Kota Bandung. (Foto: Istimewa)
Bandung -

Tarif parkir di Jalan Asia Afrika Kota Bandung bikin gempar. Tarif parkir di Jalan Asia Afrika dianggap tak masuk akal gegara aksi getok harga. Terungkapnya aksi getok tarif parkir itu setelah selembar karcis berwarna putih bertuliskan di 'ZONA PARKIR FA 90' Jl Asia Afrika no.90 depan Museum Konferensi Asia Afrika beredar media sosial. Foto karcis itu tersebar di akun @infojawabarat.

"Beredar foto tiket parkir motor di Bandung dikenakan tarif Rp10 ribu di kawasan Asia Afrika tepatnya depan museum KAA, Kota Bandung. Kata warganet: Bandung Lautan Pungli! Nah, selain harga yang tak wajar, di tiket tersebut juga ditulis segala kehilangan bukan tanggung jawab pengelola," tulis keterangan dalam akun tersebut.

Kantung parkir yang viral tersebut terletak di bekas lahan Bioskop Palaguna (seberang Gedung Merdeka). Lahan ini memang diketahui menjadi lahan parkir bagi bus pariwisata dan kendaraan pribadi bagi warga yang ingin pelesiran di jalan Asia Afrika, Taman Cikapundung, hingga Braga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Informasi tentang parkir mahal itu pun dibenarkan sejumlah warga. Biasanya, harga parkir naik dari Rp 5 ribu menjadi Rp 10 ribu saat weekend, terutama di malam hari.

"Iya biasanya sih itu harga mahal selain di situ juga bisa di sini (sebelah Gedung Merdeka, tepi jalan Dr Ir Sukarno). Biasanya harganya hanya malam hari dan weekend itu yang Rp10.000," kata salah satu cosplayer tokoh superhero yang enggan menyebutkan namanya. Ia sehari-hari memang mangkal di depan Gedung Merdeka.

ADVERTISEMENT

Mahal di Malam Hari

Pengakuan itu juga diiyakan oleh Dwi (39), warga kota Bandung yang hari itu tengah bersepeda di kawasan jalan Dr Ir Sukarno. Ia mengaku pernah mengetahui berita viral tersebut dari Instagram.

Katanya, parkir yang mahal itu biasa terjadi di malam hari terutama akhir pekan. "Iya pernah lihat di Instagram, kaget banget. Kelihatannya sih yang parkiran liar bagian sana Gedung Merdeka juga segitu harganya (jalan Braga Pendek)," ucap Dwi.

Nono (25), seorang pengemudi ojek online itu juga mengetahui bahwa parkir di sekitar Gedung Merdeka memang harganya mencekik. Padahal katanya, parkiran tersebut sebetulnya adalah parkiran liar. Beruntung ia belum pernah mengalaminya karena memang menghindari parkir di area tersebut.

"Ya menurut saya itu terlalu mahal, nggak sesuai dengan harga standarnya. Apalagi helm beda lagi, suruh nitipin harganya Rp5.000. Iya itu katanya juga tidak bertanggung jawab jika ada kehilangan, tapi ya saya belum pernah dengar sih ada kehilangan. Ya semoga bisa ditindak lanjuti, sekalian aja parkirnya dikelola sama Dishub aja supaya jelas," keluhnya.

Parkir Liar

Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian Operasional, Dishub Kota Bandung Asep Kuswara mengatakan, pihaknya bakal menindak lanjuti laporan viral itu. Menurutnya, kantung parkir tersebut sebetulnya ilegal dan tak berizin.

"Kami baru siapkan suratnya, sore ini akan didatangi. Kami akan lihat kantung parkir tersebut atas perintah siapa, atas dasar apa, kamu punya ijin nggak Rp10 ribu teh dari mana? Kok motor biasanya 2-3 jam Rp5 ribu, ini Rp10 ribu," kata Asep dihubungi detikJabar Selasa (3/10/2023).

Kantung parkir yang viral tersebut terletak di bekas lahan Bioskop Palaguna (seberang Gedung Merdeka). Lahan ini memang diketahui menjadi lahan parkir bagi bus pariwisata dan kendaraan pribadi bagi warga yang ingin pelesiran di jalan Asia Afrika, Taman Cikapundung, hingga Braga.

Ia menyebut, parkiran di lahan eks Palaguna itu bukan kewenangan Dishub atau tak berizin. Selain itu, kerap kali parkir liar yang membandel terletak di sekitar jalan Dalem Kaum, depan Alun-alun Kota Bandung, dan sekitar jalan Braga Kecil dan Dr Ir Sukarno.

Pihaknya pun sudah sering menindak lanjuti, tapi oknum yang tidak bertanggung jawab itu masih sering kali menggunakan lahan yang sudah tertera rambu dilarang parkir tersebut.

"Gedung Asia Afrika depannya itu kan juga nggak boleh parkir. Depan Alun-alun Bandung juga. Jukir liar itu mah tidak bertanggung jawab, karcisnya juga bukan resmi dari kami. Terus kalau yang sekitar situ kan sudah tahu itu nggak boleh parkir situ, kenapa masih mau parkir situ?," ucap Asep.

Ia pun berharap agar masyarakat menolak tempat parkir liar, terlebih yang terdapat rambu-rambu tanda dilarang parkir. Sebab selain mengganggu kelancaran lalu lintas juga tidak menjamin keamanan kendaraan bermotor.

Respons Pj Gubernur Jabar

Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin mengaku malu atas kabar parkir liar yang mahal. Bahkan aksi pungli yang terus berulang itu membuat Bandung punya julukan Kota Pungli. Meski bukan kewenangan Pemprov, namun Bey menyebut hal itu perlu ditangani segera.

"Ya kan malu. walaupun urusannya kota, kita kan nggak bisa lepas tangan, tetap aja bagian dari Jawa Barat dan juga mungkin ada di kota lain, janganlah ada lagi pungli-pungli," kata Bey di Gedung Sate, Selasa (3/10/2023).

"Gimana kita mau bersaing dengan daerah lain kalau masih ada pungli seperti itu. Makanya saya minta jangan ada pungli-pungli lagi lah," tegasnya menambahkan.

Untuk menindaklanjuti maraknya pungli di lokasi parkir, Bey meminta aparat penegak hukum baik Polri maupun TNI untuk bisa berkordinasi menjaga kondusifitas.

"Saya nggak mau lagi ada seperti itu. Tutup-tutup aja sekalian atau gimana kita bisa koordinasi dengan Polda atau dengan TNI, intinya jangan ada lagi lah seperti itu," tutup Bey.

(Sud/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads