Pesisir Loji Jadi Pantai Terkotor No 4, Ini Kata Bupati Sukabumi

Pesisir Loji Jadi Pantai Terkotor No 4, Ini Kata Bupati Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Senin, 02 Okt 2023 18:00 WIB
Kondisi pesisir Loji yang dipenuhi sampah
Kondisi pesisir Loji yang dipenuhi sampah (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi -

Bupati Sukabumi Marwan Hamami buka suara soal pesisir Pantai Loji yang disebut pantai terkotor nomor 4 di Indonesia. Marwan berbicara soal sampah buangan.

Predikat sampah terkotor nomor 4 di Indonesia ini diberikan oleh Pandawara Grup. Unggahan Pandawara Group di akun Tiktok miliknya memperlihatkan fakta mencengangkan soal adanya tumpukan sampah kain di lokasi yang berada satu hamparan dengan Pantai Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi.

Dilihat detikJabar hari ini, Senin (2/10/2023) tumpukan sampah kain itu terlihat menggunung bercampur dengan batang kayu dan plastik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini persoalan buangan sampah masyarakat, dari hulu rata-rata ke sungai. Sehingga ujung-ujungnya muaranya ada di Cimandiri, karena dari beberapa sungai itu nyambung ke Cimandiri semua. Mulai Leuwi Orok, Cibadak, Cimandiri dari Cianjur, Cicatih semua ujung-ujung bermuara di Palabuhanratu," kata Marwan kepada wartawan.

Seluruh sampah itu dikatakan Marwan bermuara di Loji. Termasuk dugaan sampah kain yang diduga bersumber dari pabrik garment yang ada di aliran sungai, dari hulu yang terbawa ke hilir.

ADVERTISEMENT

"Ujung muara ada di Loji, bisa dibayangkan saja, misalnya dari mana pabrik garmen misalnya, belakangnya susukan (sungai), da moal jauh (enggak akan jauh). Pada hari ini limbah pabrik garmen, limbah potongan bahan. Enggak akan jauh masa dibuang masyarakat, nah itu yang tanda tanya, nyalahkeun weh eweh gawe pemerintah daerah (menyalahkan pemerintah daerah tidak ada kerja), karena memang itu sulit padahal setiap minggu juga ada kebersihan," ujar Marwan.

Pola Daur Ulang

Marwan juga memuji aktivitas masyarakat yang berusaha mengelola atau mendaur ulang sampah pesisir Loji menjadi sesuatu yang bermanfaat. Salah satunya Pondok Pesantren milik Habib Fahmi yang membuat suvenir dari limbah kayu.

"Malahan pesantren habib fahmi itu, memanfaatkan limbah itu kita dorong. Kemarin suvenir-suvenir hari jadi Kabupaten Sukabumi itu dari limbah, kita arahkan ketika ada perlombaan atau apa bisa pakai suvenir itu. Supaya memanfaatkan limbah menjadi kreaticitas, harus betul-betul diolah ada pencacahan," ungkap Marwan.

Namun untuk limbah kain, Marwan menyebut akan sulit untuj di daur ulang. Kecuali di bakar, hal itu yang kemudian menyulitkan pihaknya melakukan penananganan sampah kain.

"Tapi kain hari ini belum ada (solusi), kecuali di bakar, ini kendala yang dihadapi, sehingga saya tidak tahu sejak kapan limbah kain itu sampai menumpuk di Loji hari ini. Karena saat kemarin tidak ada. Itu persoalan klasik yang tidak bisa terselsaikan hari ini selama rakyat ti luhur miceun runtah ka susukan. Ini yang harus diperhatikan bersama," pungkasnya.




(sya/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads