Seorang siswa kelas 3 Sekolah Dasar (SD) swasta di Kota Sukabumi sudah dua pekan tak bersekolah usai diduga menjadi korban perundungan. Dia dibully oleh dua orang teman sekelasnya hingga mengalami patah tulang.
"Untuk sekarang sudah mau dua minggu nggak disekolahkan karena mau diselesaikan dulu permasalahannya biar clear dulu," kata orang tua korban inisial DS (45) saat dihubungi via sambungan telepon, Rabu (27/9/2023).
Dia mengatakan, kondisi fisik korban sudah berangsur baik. Meski demikian, fungsi motorik lengan korban belum pulih sepenuhnya. Aparat kepolisian pun sempat menyambangi rumah korban untuk dimintai keterangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kondisi fisik masih dipasang pen. Motorik sudah jauh membaik tapi masih ada rasa sakit. Komunikasi dengan polres sudah ada, sudah datang ke tempat saya barusan. Sudah klarifikasi dan saya sampaikan permasalahannya," ungkapnya.
Dia menuturkan, permasalahan yang dialami anaknya tak akan dibawa ke jalur hukum. Ada berbagai hal yang menjadi pertimbangannya untuk tidak melaporkan perundungan yang dialami anak pertamanya itu kepada aparat kepolisian.
"Kalau harapan saya ini bisa selesai tanpa harus lewat jalur hukum karena mengingat sekolah juga kan sudah mendidik anak saya selama ini tapi kejadian yang ini jadi pelajaran saja bagi semua orang. Jadi saya berpikir kalau misal ini bisa selesai di Dinas Perlindungan Anak itu sudah cukup kecuali ini tidak ada penyelesaian, kita akan update ke polres," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, kasus perundungan yang menimpa bocah inisial L viral di media sosial. Dia diduga ditendang hingga terjatuh dan lengannya patah. Saat ini, korban masih dalam penanganan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A).
(dir/dir)