Respon Pedagang Loak Bandung Tanggapi Polemik Social Commerce

Respon Pedagang Loak Bandung Tanggapi Polemik Social Commerce

Fahmy Muhammad - detikJabar
Kamis, 28 Sep 2023 02:30 WIB
Pedagang loak di kawasan Pet Park Kota Bandung
Pedagang loak di kawasan Pet Park Kota Bandung (Foto: Fahmy Fauzy Muhammad)
Bandung - Transaksi langsung melalui media sosial atau social commerce tengah menjadi polemik. Pasalnya, layanan tersebut dituding sebagai biang kerok gulung tikarnya toko. Hingga akhirnya pemerintah melakukan penertiban melalui melalui revisi Permendag nomor 50 tahun 2020.

Pengaruh dari social commerce juga dirasakan oleh pedagang loak di kawasan Pet Park, Kota Bandung. Dhomir (43) pedagang pakaian di tempat loak itu mengungkapkan keresahannya terhadap pedagang di toko online yang suka menjatuhkan harga jual.

"Kurang bagus aja adanya itu (toko online), soalnya kan kalau online suka ngejatuhin harga. Barangnya sama tapi harga beda," ujarnya kepada tim detikJabar saat sedang berjualan di kawasan Pet Park pada Rabu, 27 September 2023.

Dhomir juga merasakan dampak dari maraknya social commerce yang membuat jumlah pembeli semakin berkurang. Dirinya ingin ada respon cepat dari pemerintah untuk menanggapi permasalahan yang saat ini terjadi.

"Ya pasti ada atuh penurunan (jumlah pembeli), dampaknya pasti gede ke kita soalnya enggak kena pajak sih ya online tuh. Betul harus ada yang regulasi sih," kata Dhomir.

Pedagang loak di kawasan Pet Park Kota BandungPedagang loak di kawasan Pet Park Kota Bandung Foto: Fahmy Fauzy Muhammad

Berbeda dengan Dhomir, Aryo (45) pedagang kacamata di tempat loak kawasan Pet Park menyambut baik hadirnya social commerce karena dirinya juga bisa berjualan secara online. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa saat ini Aryo juga merasakan penurunan jumlah pembeli yang datang ke tempatnya.

"Saya sebenarnya setuju juga, karena bisa membeli melalui online dan menjual juga online. Walaupun kalau dari segi pembeli ada pengaruh sebagian besar, kekurangan pembeli ada," ungkap Aryo.

Aryo juga memberikan tanggapannya terkait kehadiran social commerce yang membuat dirinya harus bisa melakukan jual beli secara online dan offline. Dirinya mengatakan harus bisa mengikuti zaman di era gempuran pedagang online melalui aplikasi jual beli dan sosial media.

"Menurut tanggapan saya, itu namanya juga zaman kita enggak bisa memutuskan sepihak karena itu namanya usaha ada kala di atas dan ada kalanya di bawah . Apalagi sekarang zaman modern, yaudah kita mengikuti saja. Berarti kita harus berpikir lagi untuk buka online dan offline, keduanya harus kita jalani," pungkasnya. (yum/yum)



Hide Ads