Pj Bupati Sumedang Klarifikasi soal Kata 'Pangeran'

Pj Bupati Sumedang Klarifikasi soal Kata 'Pangeran'

Nur Azis - detikJabar
Rabu, 27 Sep 2023 12:10 WIB
Pj Bupati Sumedang Herman Suryatman.
Pj Bupati Sumedang Herman Suryatman. (Foto: Istimewa)
Sumedang -

Pj Bupati Sumedang Herman Suryatman menjelaskan pernyataannya terkait pengucapan kata 'pangeran' dalam sambutan pada acara Haul Pangeran Sugih, Sabtu (23/9/2023) di alun-alun Sumedang.

Menurutnya, kata pangeran yang diucapkan saat menyebut mantan Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir dan Wakil Bupati Sumedang Erwan Setiawan hanyalah makna kiasan semata (konotatif) untuk menggugah rasa serta bukan makna sebenarnya (denotatif). "Itu (kata pangeran) untuk menggugah rasa bukan makna sebenarnya (denotatif)," terang Herman sebagaimana rilis yang diterima detikJabar, Rabu (27/9/2023).

Klarifikasi tersebut terkait dengan surat yang dilayangkan Rukun Wargi Sumedang (RWS) Pengurus Cabang Sumedang kepada DPRD Kabupaten Sumedang yang mempertanyakan pernyataan Pj Bupati Sumedang atas pengucapan kata pangeran bagi mantan Bupati Sumedang dan Wakil Bupati Sumedang periode 2018-2023.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya menyampaikan pernyataan itu (kata pangeran) dalam konteks keberlanjutan kepemimpinan pada acara haul Pangeran Sugih. Saya sampaikan bahwa pada masa lalu Sumedang memiliki pemimpin yang membanggakan seperti Pangeran Sugih, Pangeran Kornel dan Pangeran Mekah. Kita harus mengambil spirit dari kepemimpinan Pangeran Sumedang serta mengadaptasikannya dengan tantangan masa kini. Jadi kata 'Pangeran' tersebut disampaikan dalam konteks kepemimpinan untuk menggugah rasa (memotivasi), bukan pengertian sebenarnya sebagai gelar keturunan raja," ungkap Herman di Sumedang, Rabu (27/9/2023).

Herman pun memisalkan contoh kiasan yang bertujuan untuk menggugah rasa. Seperti, penyebutan Pangeran Biru sebagai kiasan atas kebanggaan terhadap tim sepak bola kesayangan Persib.

ADVERTISEMENT

"Lalu kemudian, kata 'Cadas Pangeran', yakni nama jalan di Sumedang yang mengabadikan perjuangan Pangeran Kornel dalam pembangunannya," paparnya.

Herman mengungkapkan bahwa saat ini Sumedang telah menorehkan berbagai prestasi sebagai kabupaten dengan kinerja pemerintahan terbaik tingkat Provinsi Jabar maupun Nasional di bawah kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati periode 2018-2023.

"Jadi yang dimaksudkan 'pangeran' di sana adalah kepemimpinan Bapak Dony dan Bapak Erwan yang membanggakan laksana pangeran," ucapnya.

Herman menegaskan dia tidak bermaksud untuk membanding-bandingkan antara kepemimpinan para Pangeran Sumedang dengan kepemimpinan masa kini, akan tetapi hanya mempersandingkan. Sebab pada hakekatnya, kepemimpinan adalah sebuah estafet kepemimpinan secara berkelanjutan serta perbaikan secara terus-menerus atau disebutnya sebagai continuous improvement.

"Jangan sampai kita terjebak pada romantisme masa lalu. Haul Pangeran Sugih, harus kita tempatkan sebagai media untuk mendo'akan, serta momentum untuk mengambil spiritnya sebagai bekal bagi peningkatan kualitas kepemimpinan masa kini dan ke depan," ungkap Herman.

Herman pun tidak sungkan untuk menyampaikan permohonan maafnya. "Apabila ada salah paham atas pernyataan 'pangeran' tersebut, dari lubuk hati terdalam saya menyampaikan permohonan maaf. Sebagai Penjabat Bupati Sumedang, saya tidak punya maksud lain kecuali memotivasi dan menginspirasi masyarakat agar kita mampu meneladani kepemimpinan Pangeran Sumedang," ucapnya.

(iqk/iqk)


Hide Ads