Jumlah Kebakaran di Sukabumi Meningkat Tajam, Tertinggi di Palabuhanratu

Jumlah Kebakaran di Sukabumi Meningkat Tajam, Tertinggi di Palabuhanratu

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Kamis, 28 Sep 2023 01:01 WIB
Kebakaran Gunung Jayanti beberapa waktu lalu.
Kebakaran Gunung Jayanti beberapa waktu lalu (Foto: Istimewa).
Sukabumi -

Jumlah kebakaran di Kabupaten Sukabumi di sepanjang September ini meningkat tajam bila dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Kebakaran paling banyak terjadi di Kecamatan Palabuhanratu.

Informasi yang diberikan Dinas Pe madam Kebakaran, Kabupaten Sukabumi. Kasus kebakaran terbanyak di bulan September dengan jumlah 180 kejadian.

"Januari 11 kasus, Februari 13 kasus, Maret 15 kasus, April 26 kasus, Mei 16 kasus, Juni 13 kasus Juli 27 kasus lalu mulai meningkat di Agustus 84 kasus dan meningkat di September hingga tanggal 26 kemarin, ada 180 kasus," kata Iyus Abdul Aziz, Kasi Pemadaman pada Dinas Damkar Kabupaten Sukabumi, Rabu (27/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Iyus, kasus kejadian kebakaran merata terjadi di sejumlah wilayah. Rangking tertinggi berada di wilayah Palabuhanratu, kemudian Kecamatan Cibadak, Cikembar, Gunungguruh dan Surade.

"Kecamatan Palabuhanratu 65 kejadian, sementara untuk data keseluruhan di wilayah Kabupaten Sukabumi kebakaran paling banyak adalah lahan alang-alang dengan 148 kejadian sisanya bangunan, limbah dan lain-lain," ujar Iyus.

ADVERTISEMENT

Terkait kesulitan penanganan kebakaran dipicu jalur yang sulit dimasuki oleh kendaraan. Namun dari total kejadian, seluruh kebakaran tersebut berhasil diatasi dengan baik bersama personel TNI, Kepolisian dan warga.

"Kesulitannya banyak alang Alang yang susah di jangkau oleh mobil unit jadi pemadaman dilaksanakan secara manual jadi padamnya agak lambat. Termasuk kurangnya personel di tiap posko itu juga jadi kendala," ungkapnya.

Terkait kasus kebakaran besar di area pegunungan, terbakarnya hutan pendidikan Gunung Walat menduduki peringkat teratas, di susul dengan kebakaran di Gunung Jayanti.

"Kebakaran di Gunung Jayanti termasuk kebakaran terbesar ke dua setelah hutan pendidikan Gunung Walat. Sampai melibatkan semua unsur dan dengan kesigapan semua alhamdulilah tetap bisa di atasi," jelas Iyus.

Iyus juga berharap peranan semua pihak terutama kepala wilayah, perusahaan swasta untuk terlibat menyebar peringatan larangan membuka atau mengolah lahan demgan cara dibakar.

"Harapan kami, mohon kerjasamanya kepada para kepala wilayah agar membuat baligo peringatan terkait larangan membuka dan atau mengolah lahan dengan cara di bakar. Atau membakar sampah di daerah kering," pungkasnya.

(sya/mso)


Hide Ads