Ratusan warga Garut tercatat tertular HIV-AIDS tahun ini. Mayoritas dari mereka yang tertular penyakit ini, gara-gara perilaku hubungan seks sesama jenis.
Dinas Kesehatan Kabupaten Garut mencatat, hingga bulan Agustus 2023 lalu, total ada 168 orang yang terdata oleh Dinkes sebagai pengidap HIV-AIDS. Rinciannya, 152 dinyatakan HIV dan 16 AIDS.
Baca juga: Ngerinya Risiko Hubungan Seks Ramai-ramai |
Kepala Dinas Kesehatan Garut Leli Yuliani mengatakan, dari jumlah itu, ada 20 orang yang meninggal dunia, yang diakibatkan oleh penyakit ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(data) Ini baru sampai Agustus. Kemungkinan tahun ini sampai akhir tahun bisa bertambah lagi. Karena memang kita meningkatkan tracking," kata Leli.
Pihak Dinkes mencatat, ratusan warga Garut yang terkena HIV-AIDS ini dilatarbelakangi berbagai hal. Yang paling mendominasi, adalah perilaku seks menyimpang.
"Kalau kebanyakan, sekarang itu jadi memang dari hubungan seksual sesama jenis, kemudian penggunaan narkoba," ungkap Leli.
Leli mengatakan penyebaran terbanyak kasus HIV-AIDS di Garut berlangsung di pusat perkotaan. Meskipun jumlahnya tinggi, tapi belum bisa dikatakan lebih parah jika dibanding tahun sebelumnya. Masyarakat yang tertular penyakit ini diketahui, karena Leli mengklaim pihaknya kini gencar melaksanakan screening.
"Karena sekarang tidak hanya di rumah sakit saja. Di beberapa puskesmas juga sudah bisa," ucap Leli.
Jika mengulas ke belakang, pada tahun 2022 lalu, Garut mencatat ada 273 warganya yang tertular HIV-AIDS. Dari jumlah tersebut, 16 orang meninggal dunia.
Sedangkan berdasarkan data yang dihimpun detikJabar dari Pemprov Jabar, dikutip dari laman resmi opendata.jabarprov.go.id, pada tahun 2021 ada 172 penderita HIV-AIDS di Garut. Terdiri dari 146 lelaki dan 26 perempuan.
Dari data tersebut diketahui, setiap tahunnya, pengidap HIV-AIDS di Garut meningkat, meskipun tidak signifikan. Menanggapi hal tersebut, Leli mengatakan pihaknya akan terus bekerja melakukan deteksi sedini mungkin.
"Preventifnya kan dengan menemukan secepatnya yang penderita HIV, dan langsung mengobati. Karena sekarang di puskesmas juga sudah bisa," pungkas Leli.
(dir/dir)