Volume air Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang mengalami penyusutan akibat musim kemarau. Penyusutan kali ini menjadi salah satu yang terparah dari sejak 2015 atau sejak dimulainya penggenangan.
Pantauan detikJabar di kawasan pesisir di Desa Pakualam, Kacamatan Darmaraja dan kawasan pesisir Cibungur antara Desa Darmaraja dan Desa Darmajaya pada Sabtu (23/9/2023) siang. Susutnya genangan air Waduk Jatigede tampak begitu terlihat.
Di sana tampak area bekas permukiman warga yang kembali muncul ke permukaan. Itu terlihat dari banyaknya puing-puing bekas bangunan rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luasnya area Waduk Jatigede yang menjadi daratan terlihat jelas di kawasan Cibungur. Jarak bekas tepian pesisir waduk yang kini menjadi daratan hingga ke tepian air Waduk Jatigede saat ini, ada sekitar 500 meter.
Agus Suratman (52), warga Desa Pakualam mengungkapkan, surutnya volume air Waduk Jatigede sudah berlangsung selama 4 bulan atau sejak musim kemarau melanda.
"Air waduk mulai susut dari bulan Juni (2023), sudah empat bulanan," ungkap Agus kepada detikJabar di lokasi.
Menurutnya, penyusutan genangan air Waduk Jatigede tahun ini menjadi salah satu yang terparah dari sejak 8 tahun terakhir.
"Dua tahun ke belakang surutnya tidak seperti ini, kalau sekarang cukup parah," ujarnya.
Agus diketahui menjadi salah satu warga yang terdampak oleh penggenangan Waduk Jatigede pada tahun 2015 silam. Bangunan rumah miliknya pun masih terlihat di sana.
Saat muda, Agus yang mata pencahariannya di Kota Bandung, menjadikan rumahnya yang kini tergenang sebagai kampung halamannya.
"Sekarang saya bersama keluarga tinggal di area atas masih di wilayah Desa Pakualam dan mata pencaharian saya sekarang serabutan, apa saja yang bisa dikerjakan untuk mengisi hari tua," ungkapnya.
Hal senada diungkapkan warga setempat lainnya, Widah (51). Susutnya volume air Waduk Jatigede sudah berlangsung selama 4 bulan.
"Surutnya air Waduk Jatigede sudah berlangsung empat bulan," ujarnya.
Akibat terjadinya penyusutan volume air menjadikan banyak puing -puing bangunan rumah bekas permukiman warga yang kembali terlihat. Sama halnya dengan Agus, Widah menjadi salah satu warga yang turut terdampak oleh adanya pembangunan Waduk Jatigede.
"Puing-puing bangunan rumah yang terlihat itu dari dua wilayah desa yakni Desa Cipaku dan Desa Pakualam," ucapnya.
(mso/mso)